FtvPembatasan Makanan Ekstrim Bucin Sejati (2021) Diet Ekstrim Bucin Sejati ialah FTV gres tahun 2021 yang dibintangi oleh Jefri Nichol dan Rachquel Nesia selaku tugas utamanya. Sinetron FTV SCTV ini ditayangkan perdana pada pagi hari ini 23 Februari 2021 pukul 10.00 WIB.
banyak sekali orang yang mencari alamat PH atau rumah produksi perfilman. kebanyakan dari mereka memiliki naskah skenario yang ingin difilmkan. dan berikut beberapa alamat PH di Indonesia. semoga beruntung. sumber ini dari grup belajar nulis scenario yuk!MD Entertainment Jl. Tanah Abang III No. 23A Jakarta Pusat 10160 Jakarta Pusat 021 3451777 021 3855 777 info MD Pictures Jl. Tanah Abang III No. 23A Jakarta Pusat 021 3861777 021 3862777 Star Vision Jl. Cempaka Putih Raya 116 A-B Jakarta Pusat 10510 Jakarta Pusat 021 4253390 Hunting 021 4245477 Baskara Jl. Pangeran Jayakarta, Ruko Melawan 28/4, Jakarta Pusat. Jakarta Pusat 021 6006317 , 6008744, 68068537 Bola Dunia Jl. Gunung Sahari Raya No. 1, Blok A/6-7, Jakarta Pusat Jakarta Pusat 021 6299658 Frame Ritz Jl. Cempaka Putih Tengah 15 No. 28, Jakarta Pusat Jakarta Pusat 021 4222671 , 4222672 Garuda Film Jl. Kwitang Raya No. 33, Jakarta Pusat. Jakarta Pusat 021 3901612 , 3107095 Gentabuana Pitaloka Jl. Sangaji No. 17 B, Jakarta Pusat Jakarta Pusat 021 3453151 Jatayu Cakrawala Jl. Tanah Abang V No. 14, Jakarta Pusat Jakarta Pusat Millenium Visitama Film Jl. Gunung Sahari Raya No. 1, Blok A No. 6-7, Jakarta Pusat Jakarta Pusat 021 6299655 RAPI Film Jl. Cikini II No. 7 Jakarta Pusat Jakarta Pusat 021 3857175, 323675 Soraya Intercine Film Jl. KH Wahid Hasyim 3, Menteng, Jakarta Pusat 021 39838555 Fax 021 39838556. Triwarsana Jl. Tanah Abang II No. 80A, Jakarta Pusat Jakarta Pusat 021 3500019 Virgo Putra Film Harco Mangga Dua Blok P No. 21-22, Jakarta Pusat Jakarta Pusat 021 6120991-4 , 6120973 PT Tripar Multivision Plus Komplek Perkantoran Roxy Mas Blok C2 No. 27-34, Jakarta 10150 Jakarta Barat 021 6335050 021 6324370 webmaster Avicom Jl. Kedoya Raya No. 88, Jakarta Jakarta Barat 021 5817075 Bintang Inova Jl. Taman Meruya Ilir Blok E 1 No. 15, Jakarta Barat Jakarta Barat 021 58902935 Prima Entertainment Ruko Green Garden Jl. Panjang, Blok Z2 No. 60-61, Jakarta Barat 11520 Jakarta Barat 021 5816711 , 5808123 Tobali Putra Production Jl. Raya Panjang, Ruko Sunrise Garden Blok A3 No. 2, Jakarta Barat Jakarta Barat 021 70268183 BES Creativision Jl. Tajur Indah No. 35, Bogor 16720 Bogor 0251 254160 , 255382 Cahaya Bagi Negeri Indonesia Graha Multicommtech Jl. Sriwijaya 5-7, Lippo Cikarang, Bekasi 17550 Bekasi 021 89905566 Genta Buana Paramita Ruko Union Blok A No. 7 Lippo Cikarang Bekasi 17550 Bekasi Pavita Sineastaka Palais de Europe, Jl. Lavayette No. 1, Lippo Karawaci, Tangerang, Banten Tangerang 021 55760493 , 55772880 Index Production House JL. Jemur Andayani VII/11 Surabaya 031 8436620 031 8416153 Jungle Run Productions info MSV Pictures Jl. Ring Road Utara, Condong Catur, Mataram 0274 7813769 0274 884208 email1 Avant Garde Productions JI. M. T. Haryono Kav. 25¬26 Jakarta 12820 PT Diwangkara Citra Swara Film JI. Kayu Putih VI B No. 28 Jakarta Shandika Widya Cinema JI. Media Massa K 188 Jakarta 13420 Aladdin Production House Jl Gandaria VII 9 021 7250978 Jakarta Alang-Alang Production House Jl Ciniru II 12 JAKARTA 12180 021 7208119 semoga bermanfaat! dan selamat mencoba... semoga diterima yaaa.. ^^
Seorangwarga melalui tembok yang dihiasi mural tentang program televisi di Jalan Perjuangan, Kota Cirebon, Jawa Barat. Berdasarkan survei Komisi Penyiaran Indonesia periode September-Oktober 2015, sebagian besar tayangan jenis film televisi (FTV), sinetron, dan acara puspa ragam (variety show) hanya mendapat skor 2,56 hingga 2,96, jauh di bawah nilai standar minimal untuk acara, yaitu 4.
MD place, tower 1, 7th - 10th floor Jl. Setiabudi selatan Jakarta - 12910 Indonesia Phone. +6221 298 55 777 Frame Ritz Jl. Cempaka Putih Tengah 15 Mo. 28 Jakarta Pusat DKI Jakarta Telp 021-4222671, 4222672 SCREENPLAY PRODUCTIONS SCTV Tower Senayan City 11th Floor Jl. Asia Afrika Lot. 19 Jakarta, Indonesia 10270 Rapi Film Jl. Cikini II, Jakarta Pusat DKI Jakarta Telp 021-3857175, 323675 MULTIVISION PLUS Multivision Tower, Floor 21-23 Jl. Kuningan Mulia Lot 9B, Kuningan Jakarta 12980, Indonesia Sinemart Jl. Kebayoran Lama D Jakarta Selatan DKI Jakarta Telp 021-5309228 Sentra Fokus Studio Jl. Sodong Raya Cipinang Timur, Rawamangun Jakarta Timur DKI Jakarta Telp 021-4753236/37 Kalyana Shira Film Jl. Bunga Mawar , Pangeran Antasari, Cipete Selatan Jakarta Selatan DKI Jakarta 12410 Telp 021 750 3223, 750 3225, 759 00343 Fax. 021 769 4318 Email kalyanashira Website VIandra Production Jl. Wanggamet Bukit Permai Cibubur Jakarta Timur DKI Jakarta Telp 021-8714738 Tobali Putra Production Jl. Raya Panjang, Ruko Sunrise Garden Blok A3 Jakarta Barat DKI Jakarta Telp 021-70268183 Soraya Intercine Films Jl. Wahid Hasyim Menteng Jakarta Pusat DKI Jakarta Telp 021-39837555 Jl. Pintu Air Raya Jakarta Pusat 1071 Telp 021-3455916, 3518419 Rexinema Jl. Pangeran Antasari Cipete Jakarta Selatan DKI Jakarta Telp 021-75908024 Miles Production Jl. Pangeran Antasari Cipete Jakarta Selatan DKI Jakarta Telp 021-7500503 Millenium Visitama Film Jl. Gunung Sahari Raya Blok A No. 6-7 Jakarta Pusat DKI Jakarta Telp 021-6299655 Karnos Film Jl. Pringgodani Coleungsi, Cibubur DKI Jakarta Telp 021-84599407Ruko Karindra Plaza Blok B1 no 1 Jl. Karang Tengah Raya Lebak Bulus, Jakarta Selatan Telp 021-7655873, 7505669 Jose Purnomo Production Jl. Pondok Hijau II Jakarta Selatan DKI Jakarta Indika Group/ Indika Intertainment/ Indika Era Mandiri Gedung Graha SCTV/ Mitra Building lantai 9, Jl. Gatot Subroto DKI Jakarta 12930 Telp021-25509977, 25509999 Gentabuana Pitaloka Jl. sangaji B Jakarta Pusat DKI Jakarta Telp 021-3453151 Garin Nugroho Production/Yayasan Set Jl. Bacang V Mayestik Jakarta Selatan DKI Jakarta Telp 021-7251095 Dwiangkara Citra Suara/Elang Perkasa Film Jl. Kayu Putih VI B Pulo Mas Jakarta Timur Belakang Kolam Renang Tirtamas Telp 021-4899979, 4719025, 4896434 Lenza Film Jl. Sinabung V no 11 Jakarta Telp 021-7236528 Starvision Jl. Cempaka Putih Raya 116 A-B Jakarta Pusat Telp 021-4253390 Demi Gisela Citra Sinema Taman Pondok Kelapa Pondok Kelapa, Jakarta Timur Telp 86903830, 86904064 , 8650064 Fax 8649891 CP Deddy Mizwar Maxima Pictures Mangga Dua Blok Jakarta Contact Person Dimas Wibisono 0813 1955 1393 Widhi Wicaksono 0818 816 255 Hardiansyah 021 985 96355 Media Nusantara Citra/ MNC Pictures RCTI Complex Jl. Pejuangan, Kebon Jeruk, Jakarta 11063 Telp 021-6331189, 5331190
Doiposting status di facebook, rajinlah mengelike.Doi berkicau di twitter, siagalah meretweet.Doi posting foto di instagram, jangan bosan mengirim emoji. Jika kamu beruntung mendapatkan pin BB nya, jangan takut untuk menginvite.Dan ketika malam membebaskan doi dari segala aktivitas dan kawan, lancangkan dirimu untuk Nge PING.Dengan mata separuh terpejam, minimal doi akan membalas PING mu
Banyak inbox, mention twitter atau email yang meminta kesediaan saya untuk membaca sinopsis FTV atau skenario yang mereka buat. Dengan harapan saya bisa mengajukan sinopsis dan skenario itu ke PH kemudian tadaa jadilah satu tayangan FTV. Tidak semudah itu pertama saya bukanlah produser yang bisa dengan mudah memutuskan ini Acc yang itu ngga Acc lalu ajukan ke TV. Oke, cara kerja nulis FTV versi saya begini, saya ngga tahu kalau versi penulis skenario lain. Kan tiap-tiap PH dan Stasiun TV punya kebijakan berbeda. Tapi pada umumnya, dari pengalaman menulis FTV di 3 PH inilah jalur yang harus ditempuh. Stasiun TV punya keinginan program/tema apa yang mau diangkat lalu order ke PH -> PH lalu order sinopsis ke penulis-penulis mereka saya salah satunya -> saya lalu membuat beberapa sinopsis -> kirim pe PH, disortir produser -> Produser kirim ke TV, disortir orang program, ACC or TOLAK -> kirim balik ke penulis sinopsis yang di ACC -> TULIS -> Kirim ke PH, dikoreksi di PH, OK, kirim ke TV, OK, ada dua kemungkinan setelah itu SYUTING dapat bayaran Batal Syuting karena kebijakan TV yang berubah Ngga dapat bayaran Nah, cukup panjang kan jalur yang harus ditempuh? Jadi, saya ngga bisa dengan mudah serta merta kirim sinopsis teman-teman ke PH. Apalagi kalau orangnya tidak saya kenal, kirim sinopsis sambil bilang Saya butuh uang cepat buat biaya berobat dll dll. Bukan saya ngga mau bantu, tapi kalau sinopsisnya jelek, saya harus gimana? Setidaknya saya tahu standarnya apa yang dimaui TV. Kemudian kalau pun di ACC proses penulisannya bisa seminggu, bisa untung kalau habis tulis langsung syuting, kalau tiba-tiba batal dan ngga dapat duit gimana? Masa saya harus nombok? Ne ne ne Saya sudah kapok sekaliii... kasih kerjaan sembarangan ke orang. Karena pernah naskah yang dia tulis dicancel, saya ga bisa bayar dia, eh dia ngamuk-ngamuk di FB, jelek-jelekin saya sebagai makhluk jahat sejagad raya. Padahal dia orang yang saya kenal baik. Gimana kalau sama orang yang ngga saya kenal? Padahal, nih, selama 8 tahun nulis skenario masih seumur jagunglah saya sering banget FTV-nya dicancel. Sampai puluhan juta juga saya ga bisa dapat honor. Saya cukup sekali nagih, kalau mereka ga kasih, saya ngga punya kekuatan kontrak apa pun. Karena kontrak dilakukan di akhir proses penulisan kalau disyuting. Kalau ngga syuting ya ngga kontrak. Tapi dengan saya sabar, ya udah ikhlasin, saya kirim lagi ke PH yang sama, PH itu akan welcome sama kita dan kita terus dikasih kerjaan. Tentu saja ini PH yang kredibel. Kalau PH abal-abal dan keseringan ga bayar honor mah... capek deeh.... Oke Setelah tahu proses nulis FTV yang sebenarnya ngga terlalu ribet. Sekarang saya mau kasih sedikit TIPS supaya sinopsis FTV kamu bisa nembus ke PH. Salah tiganya ini 1. Boleh memasukkan nilai-nilai moral, tapi buatlah tersirat. Moralnya ngga usah ditulisin sampai setengah halaman. Tapi buat melalui cerita, melalui adegan, sehingga lebih enak dibaca. 2. Buat cerita yang komplit padat dan ringkas dan lucu buat komedi romantis dramatik dan ngenes buat FTV Drama sehingga saat produser membaca, dia sudah punya bayangan nih akan seperti apa naskahnya, akan seperti apa penampakan di filmnya. 3. Buat judul yang unik. Contoh saya pernah diorder sama PH untuk membuat FTV Spesial Ultah SCTV. Saya buat judul 22 Cinta Surya Untuk Citra. Nah, isinya sih ditolak sama SCTV, masih biasa katanya. Tapi karena mereka SUKA sama judulnya, mereka meminta saya untuk menulis cerita baru dengan judul yang sama dan tadaa... jadilah 22 Cinta Surya Untuk Citra. 4. Ingat ini nulis FTV bukan nulis novel. Kalau nulis novel kamu bisa membebaskan dirimu seluas-luasnya dan segila gilanya imajinasimu. Mau bikin tokohnya ngebom Monas, kek, atau si tokoh menghancurkan gedung, terbang ke planet mars, atau dia jatuh cinta sama alien sah sah aja... kalau kapasitasnya adalah FILM dengan catatan filmnya punya budget gede, tapi kalau FTV? Dengan budget yang 200-500 juta apa bisa bikin seperti itu? Sah sah aja kamu mau cerita pakai setting di Kalimantan, Papua, atau Aceh, asal untuk FTV berbudget tinggi, spesial dan budgetnya di atas 500 juta itu. Kalau budgetnya standar ya paling Yogya, Bali, Bandung dan sekitarnya. Itu pun kalau ke Bali atau Yogya, pihak PH biasanya minta 3-4 naskah FTV yang di acc TV supaya bisa balik modal. Jadi ingat FTV juga pemainnya terbatas, ngga bisa bikin adegan kolosal. Nah batasan-batasan ini seharusnya membuat yang mau nulis sinopsis jadi lebih kreatif. Dengan batasan yang ada gimana caranya bikin cerita OKE punya. Okee... itu dulu sharing tentang FTV, good luck ya ^^ Salam Achi TM Novel terbaru yang akan terbit My YELLOW LETTER dan a Couple Of Writer
CaraMengirim Naskah ke Penerbit Ketik naskahmu. Pernah ada yang bertanya boleh nggak kalau naskah kita tulis tangan aja, nggak pakai komputer? Saranku sih: KETIK DENGAN KOMPUTER. Ini penting karena tulisan di komputer akan lebih rapi dan lebih enak dibaca. Terlebih bila kita penulis yang masih sangat pemula (kalau kita sudah sekelas Pramudya
PRAKATA Ini hanya berbagi pengalaman. Tak ada ada maksud untuk menggurui, apalagi merasa yang paling hebat. Saya mulai menulis naskah skenario untuk FTV pada tahun 2004. Waktu itu saya masih mahasiswa S-1 semester 4 di Jurusan Jurnalistik UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Saya sekolah di Bandung, tetapi hampir setiap minggu ke Jakarta. Ada banyak teman-teman di Jakarta, yang sama-sama sedang berproses mencari peruntungan di dunia film. Tidak terlalu sulit bagi saya untuk bergaul dengan orang-orang baru di tempat baru. Teman-teman di Jakarta, ada yang hampur setiap hari berkeliling ikut casting di berbagai rumah produksi. Ada yang memang sudah memiliki job, tergabung dalam crew film. Pekerjaan saya berkeliling ke rumah produksi untuk menawarkan naskah skenario. Saya sebut pekerjaan, karena saya paling anti disebut mencari kerja apalagi dikatakan pengangguran. Untuk tempat tinggal saat itu, bukan persoalan juga. Siapa saja yang sedang dapat job, berarti dia yang bayar kontrakan. Malah harus berbagi rezeki kepada teman-teman yang belum mendapat job. Itu hal biasa yang cukup santai. Andai semua teman-teman saya belum dapat job, reputasi saya tetap terjaga di mata ibu warteg. Saya masih dipercaya untuk kasbon. ============================================== Kembali ke masalah Skenario. Bagi yang belum pernah menulis skenario, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan Regulasi Ini sangat penting, meskipun kita tidak perlu terlalu kaku. Dalam UU No. 33 Tahun 2009 Tentang Perfilman, hanya ada 6 poin konten terlarang. Buka Pasal 6, lihat 6 hal terlarang tersebut. Namun santai saja, karena dalam penyensoran film pun tetap saja LSF harus menyensor film dengan memperhatikan sifat kontekstual film, kemajuan teknologi, dan perkembangan tata-nilai di masyarakat. Karena konteksnya membahas skenario untuk Film Televisi, maka mau tidak mau kita harus memperhatikan juga UU No. 32 Tahun 2002 beserta turunannya, P3SPS Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran yang dikeluarkan oleh KPI Komisi Penyiaran Indonesia. Dulu, waktu saya menulis skenario tahun 2004, sebenarnya KPI telah terbentuk. KPI periode pertama itu 2003-2006 yang diperpanjang sampai 2007. Tapi yang saya rasakan saat itu, peraturan yang terapkannya belum terlalu ketat. Misalnya untuk adegan merokok, saya masih dapat menulisnya dalam beberapa scene. Ketika filmyan sudah jadi, adegan merokok masih tetap ada. Dan memang sangat sulit untuk menghindari adegan merokok. Ini masalah konteks cerita, bukan masalah saya suka merokok. Sebagai contoh, sutradara film Jendral Soedirman tentu tidak akan mengubah kebiasaan merokok Jendral Soedirman. Ini sejarah. Jendral Soedirman memang merokok. Lantas, apakah adegan merokok itu harus hilang? Ketika saya duduk di Lembaga Sensor Film LSF, saya santa konsen memperhatikan sifat kontekstual dari suatu film. Tidak asal ada adegan merokok, filmnya harus diklasifikasikan 17 tahun keatas atau 21 tahun keatas. Film Jendral Soedirman ratingnya 13 tahun keatas, meski ada adegan merokok. Ada ruang dialog di LSF. Kalau kita merasa film yang kita buat ketinggian klasifikasi usia penontonnya, itu dapat didiskusikan. Silahkan berargumen dan menjelaskan konteks adegan yang menjadi permasalahan. Jadi, tetap berkaryalah dengan santai. Prinsip dasarnya, sesuai UUD 1945 atau juga Deklarasi Universal HAM bebas berekspresi tanpa mengganggu kebebasan orang lain. ================================ KETIKA NASKAH SKENARIO sudah berada di tangan Sutradara, penulis tidak perlu lagi merecokinya kecuali sutradara yang meminta. Sutradara dapat menambah atau mengurangi adegan, dialog, monolog pada sekenario yang kita buat. Percayakan saja, sutradara lebih paham dalam hal itu. Naskah-naskah saya pun selalu saja ada yang diubah oleh sutradara. Bukan hanya masalah adegan, melainkan properti pun bisa saja diubah. Itu hal yang biasa juga. Saya suka ikut-ikutan terjun ke lapangan, karena saya ingin belajar saja, bukan mau merecoki sutradara. Sebagai orang yang senang bergaul, saya senang saja berada di lokasi syuting, memperhatikan para pemain yang mengucapkan untaian kata demi kata yang saya tulis. Sutradara yang menggarap naskah skenario saya hampir semuanya berteman baik. Kadang mereka mengajak saya untuk memerankan tokoh dalam garapannya. Bahkan ketika tidak sedang menggarap naskah saya pun, kalau kebetulan saya dibutuhkan, mereka mengontak saya mengajak main. CONTOH SKENARIO FTV di bawah ini sudah digarap oleh rumah produksi, dan sudah ditayangkan di televisi swasta. Maka, sekali lagi, ini hanya sebagai bahan pembelajaran, untuk membandingkan suatu naskah dengan filmnya yang sudah jadi. Tidak boleh digarap lagi. Saya memberikan contoh naskah beserta filmnya yang sudah jadi, karena saya tahu ada tipe penulis yang hanya membutuhkan contoh, untuk kemudian dapat membuat jauh lebih bagus dari contoh yang dilihatnya. Siapapun, jika ada yang bercita-cita menjadi penulis skenario, sutradara, aktor atau apapun di dunia perfilman, saya menmendoakan dengan setulus hati semoga sukses dan meraih rezeki yang berlimpah nan berkah... aamiin ================================== Ini contoh-contoh naskah skenario yang pernah saya tulis dan sudah digarap
Angga(Antonio Blanco Jr) adalah seorang pedagang sayur yang bercita-cita ingin menjadi atlet renang. Sejak kecil, Angga telah berjanji akan menjadi juara da
Production management strategiesFTV Starvision related to Indonesian culture are the object of problems in research. The purpose of this study is to provide an understanding that the FTV Starvision shows are highly related to Indonesian culture. The results of the study concluded that Starvision in production FTV used several strategies at each stage of its production. Start from the stage preproduction, production, post production and evaluation. The strategy includes using newcomer performers whose salaries are still low, using locations that are often used so that in terms of licensing it is easier, to use vendors for equipment, and others. These strategies to save production costs. Another strategy is to use location, dialogue, accent, costume, property, which is very thick with Indonesian culture, it to introduce Indonesian culture through television media especially FTV. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Yessy Arisanti Wienata 1 STRATEGI MANAJEMEN PRODUKSI FILM TELEVISI STARVISION TERHADAP ANGGARAN BIAYA PRODUKSI TERKAIT BUDAYA INDONESIA Yessy Arisanti Wienata Pascasarjana Institut Seni Indonesia Surakarta Pengkajian dan Penciptaan Seni Jl. Ki Hadjar Dewantara 19, Surakarta 57126 Jawa Tengah yessyawienata Citra Ratna Amelia Program Studi S-1 Televisi dan Film, Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia Surakarta Jl. Ringroad Km Mojosongo Surakarta 57127 Jawa Tengah Abstract Production management strategiesFTV Starvision related to Indonesian culture are the object of problems in research. The purpose of this study is to provide an understanding that the FTV Starvision shows are highly related to Indonesian culture. The results of the study concluded that Starvision in production FTV used several strategies at each stage of its production. Start from the stage preproduction, production, post production and evaluation. The strategy includes using newcomer performers whose salaries are still low, using locations that are often used so that in terms of licensing it is easier, to use vendors for equipment, and others. These strategies to save production costs. Another strategy is to use location, dialogue, accent, costume, property, which is very thick with Indonesian culture, it to introduce Indonesian culture through television media especially FTV. Key Words Management Strategy, Film Production Stage, Film Television FTV Starvision, Production Cost Budget, Indonesian Culture. Abstrak Strategi manajemen produksi FTV Starvision yang berkaitan dengan budaya Indonesia menjadi objek masalah dalam penelitian. Tujuan dari penelitian ini untuk memberikan pemahaman bahwa tayangan FTV Starvision sangat terkait dengan budaya Indonesia. Hasil dari penelitian menyimpulkan bahwa Starvision dalam memproduksi FTV menggunakan beberapa strategi dalam setiap tahapan produksinya. Mulai dari tahapan praproduksi, produksi, pascaproduksi dan evaluasi. Strategi tersebut antara lain, menggunakan pemain artis pendatang baru yang honornya masih rendah, penggunaan lokasi yang sering digunakan agar segi perizinan dipermudah, penggunaan vendor untuk peralatan, dan lain-lain. Strategi-strategi tersebut bertujuan untuk penghematan biaya produksi. Strategi lain yakni menggunakan lokasi, dialog, logat, kostum, properti yang sangat kental dengan Budaya Indonesia, hal tersebut bertujuan agar dapat mengenalkan budaya Indonesia melalui media televisi khususnya tayangan FTV. Kata Kunci Strategi Manajemen, Tahapan Produksi Film, Film Televisi FTV Starvision, Anggaran Biaya Produksi, Budaya Indonesia. JURNAL NOMOSLECA Volume 6 Nomor 1, April 2020 2 PENDAHULUAN Film televisi atau lebih dikenal dengan istilah FTV adalah jenis film fiksi yang diproduksi dengan durasi penayangan 120 menit. Film televisi mulai banyak diproduksi di Indonesia pada awal tahun 1995 yang dipelopori oleh SCTV, hal ini dilakukan untuk menjawab kejenuhan penonton atas sinetron di Indonesia. Starvision sendiri memiliki tiga bidang usaha meliputi film layar lebar, TV program dan FTV. Pengelolaan produksi FTV di Starvision adalah sudah adanya template atau beberapa tim khusus untuk produksi FTV. Starvision memiliki delapan sutradara yang memproduksi FTV. Tujuh sutradara di Starvision selain memproduksi FTV, juga memproduksi sinetron secara stripping ataupun film layar lebar. Sedangkan satu sutradara yang sampai saat ini konsisten hanya memproduksi FTV adalah sutradara Lakonde. Starvision harus memproduksi kurang lebih delapan FTV dalam satu bulannya, karena Starvision memiliki tanggung jawab untuk memberikan tayangan FTV kepada SCTV untuk ditayangkan pada hari Rabu dan Sabtu pada pukul WIB dengan durasi 120 menit setiap judulnya. Jumlah FTV yang disetorkan ke pihak SCTV harus terpenuhi, sehingga Starvison harus memproduksi FTV secara maraton. Waktu untuk memproduksi satu judul FTV dimulai dari tahap praproduksi hingga pascaproduksi adalah kurang lebih tujuh belas hari. Waktu tersebut terbagi dalam enam hari untuk tahap praproduksi, lima hari untuk tahap produksi, dan enam hari sisanya untuk tahap pascaproduksi. Pada tahap praproduksi waktu dibagi kembali yakni tiga hari untuk proses perencanaan dan pengorganisasian serta tiga hari sisanya untuk proses diskusi internal. Tahap produksi yang berlangsung selama lima hari digunakan untuk proses syuting secara menyeluruh. Setelah syuting selesai dilakukan, maka masuk ke tahap pascaproduksi. Pada tahapan ini hasil syuting kemudian diedit, sementara prosesnya berlangsung, pihak Starvision menggunakan waktu tersebut untuk memproduksi judul FTV lainnya. Hal tersebut diterapkan kepada delapan sutradara di Starvision. Setiap sutradara di Starvision sudah memiliki tim produksi dan peralatan produksi sendiri-sendiri. Oleh karena itu setiap sutradara dapat memproduksi FTV minimal dua judul dalam satu bulannya. Sehingga jumlah target delapan judul yang harus dikirimkan ke pihak SCTV selalu dapat terpenuhi. Terkait dengan budaya Indonesia, banyak sekali kebudayaan yang ada di Indonesia. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari genenrasi ke generasi. Budaya merupakan gabungan dari unsur rumit, seperti sistem agama, politik, adat istiadat, bahasa, peralatan, pakaian, bangunan, dan karya seni. Perbedaan antara budaya dan kebudayaan adalah bahwa budaya merupakan cipta, rasa, dan karsa suatu masyarakat sedangkan kebudayaan merupakan hasil dari ketiga tersebut. Tetapi walaupun demikian budaya dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Budaya dan kebudayaan saling terkait dan bersinggungan. Demikian pula dalam tayangan FTV, mulai dari pencarian ide hingga proses edit FTV, budaya tersebut sangat dekat dengannya. Penentuan ide, penulisan skenario, penentuan judul, pemilihan lokasi dan pemain pun sangat terkait dengan budaya Indonesia. Bahasa dan logat pun menyesuaikan dengan budaya apa yang akan diangkat atau dijadikan ide dalam pembuatan FTV. Yessy Arisanti Wienata 3 Waktu untuk memproduksi setiap judul FTV dengan durasi 120 menit yang hanya berlangsung selama tujuh belas hari dirasa sangat efisien. Biaya produksi perjudul FTV adalah Rp. sampai Rp. Sistem penjualan FTV dari Starvision kepada SCTV adalah dengan sistem penjualan jual putus. Sehingga penayangan FTV yang ditayangkan kembali oleh SCTV tidak memberikan keuntungan lagi bagi Starvision. Produksi FTV ini yang utama adalah kuantitas, meskipun tetap menjaga kualitas tayangan. Terkait dengan budaya Indonesia, pembuatan FTV sangat terkait dengan budaya Indonesia. Proses praproduksi hingga pascaproduksi pun sangat terkait dengan budaya Indonesia. Dengan efektifnya waktu produksi, secara otomatis pengeluaran biaya produksi juga akan efisien. Untuk dapat menggunakan anggaran secara efektif dan efisien tentu saja tidak lepas dari strategi manajemen produksi di Starvision. Hal tersebut tentu saja menjadi sesuatu yang menarik untuk diteliti tentang bagaimana strategi manajemen produksi FTV di Starvision terkait budaya Indonesia yang digunakan untuk mengontrol penggunaan anggaran biaya produksi. METODE PENELITIAN Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif. Menurut Moloeng dalam bukunya Metode Penelitian Kualitatif, penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya berupa data tambahan seperti dokumen, tayangan dan lain-lain. Sumber data primer dalam penelitian ini berupa kata-kata diperoleh dari wawancara dengan tiga informan yang telah ditentukan meliputi berbagai hal yang berkaitan dengan strategi manajemen produksi FTV di Starvision terhadap anggaran biaya produksi. Penelitian dikuatkan dengan didapatkannya sumber data sekunder berupa company profile Starvision dan tayangan FTV di SCTV. Penayangan FTV juga dapat dilihat secara offline di youtube dan untuk mendapatkan triller dan poster dari FTV yang akan tayang atau yang telah tayang bisa dilihat di akun instagram Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dengan lengkap. Teknik pengumpulan data untuk penelitian ini yaitu menggunakan beberapa teknik yang berbeda yaitu dengan observasi, wawancara dan studi pustaka. Observasi ini menggunakan observasi partisipasi, dimana seorang observer terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Observasi partisipatif dilakukan secara langsung untuk mengamati dan terlibat langsung dalam proses produksi FTV pada bulan Oktober hingga Desember 2017. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan jawaban dari tiga informan yang telah ditentukan meliputi berbagai hal yang berkaitan dengan strategi manajemen produksi FTV di Starvision terhadap anggaran biaya produksi. Wawancara dilakukan dengan dua cara yakni wawancara secara langsung bertatap muka dan wawancara tidak langsung melalui via Whatsapp. Wawancara dilakukan dengan manajer produksi FTV di Starvision yakni Nur Samsi, sutradara Lakonde dan penulis skenario Endik Koeswoyo. Untuk melengkapi data, maka diperlukan studi dokumen dengan cara JURNAL NOMOSLECA Volume 6 Nomor 1, April 2020 4 mencari data yang berkaitan dengan budaya Indonesia dan melihat tayangan langsung di stasiun televisi SCTV ataupun di akun HASIL DAN PEMBAHASAN Starvision adalah rumah produksi yang memiliki beberapa bidang usaha meliputi, pembuatan film layar lebar, sinetron, dan FTV. Keberadaan Starvision pada industri perfilman Indonesia memiliki andil yang cukup besar. Salah satu misi yang diusung oleh Starvision yaitu menciptakan beragam program yang kreatif inovatif dan berkualitas. Starvision ingin selalu ada tuntunan dalam karyanya agar menjadi trendcenter dan menghibur dimata masyarakat. Website perusahaan Starvision adalah Tim produksi FTV di Starvision bersifat freelance, sehingga individu-individu yang termasuk tim produksi dapat berganti sesuai dengan kebutuhan produksi. Tim produksi Starvision bekerja secara profesional, yaitu bekerja sesuai dengan job desc masing masing. Tim produksi Starvision sudah memiliki pola sendiri untuk melakukan proses produksi. Sehingga Starvision tidak harus mengeluarkan biaya lebih untuk mempekerjakan individu yang tidak profesional, karena Starvision akan mengalami kerugian jika individu tersebut tidak dapat bekerja sesuai dengan pola yang dilakukan oleh tim produksi Starvision. Starvision memiliki delapan sutradara, sehingga kerabat kerja kru nya pun juga terdiri dari delapan kelompok. Nama dari tim produksi akan ditampilkan dalam credit title tayangan FTV Starvision. Strategi manajemen adalah serangkaian dari pada keputusan manajerial dan kegiatan-kegiatan yang menentukan keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang. Kegiatan tersebut terdiri dari perumusan atau perencanaan strategi, pelaksanaan dan evaluasi. Strategi manajemen produksi merupakan sebuah rencana yang didesain sedemikian rupa untuk mencapai sasaran tertentu. Starvision merupakan rumah produksi yang memproduksi FTV dalam seminggu sebanyak dua episode, sehingga dalam satu bulan Starvision harus memproduksi FTV sebanyak lebih dari delapan episode. Budaya Indonesia, terkait dengan budaya Indonesia, FTV sangat dekat dengan budaya Indonesia. Pemilihan lokasi untuk proses syuting, pemilihan pemain dengan logat dan bahasa yang sesuai dengan cerita, properti yang dibutuhkan, kostum yang digunakan, kesenian apa yang akan diangkat pada tayangan FTV Starvision, semua itu mencerminkan bahwa tayangan FTV Starvision sangat dekat dengan budaya Indonesia. Sehingga budaya Indonesia dapat dipopulerkan atau dipromosikan melalui tayangan FTV SCTV dan nyatanya, FTV sangat terkait dengan budaya Indonesia. FTV yang diproduksi oleh Starvision ditayangkan di SCTV pada hari Rabu dan Sabtu pada pukul WIB. Starvision bukan satu-satunya rumah produksi yang memproduksi tayangan FTV, melainkan ada beberapa rumah produksi lain yang juga memproduksi tayangan FTV. Produksi FTV di Starvision yang diutamakan adalah kuantitas, meskipun juga tetap menjaga kualitas tayangan FTV. Oleh sebab itu Starvision harus menerapkan strategi manajemen produksi FTV untuk tetap bertahan dalam menghadapi persaingan industri dengan rumah produksi lain dan tetap produktif, terhadap anggaran biaya produksi yang digunakan. Starvision dalam memproduksi FTV menggunakan beberapa strategi dalam setiap tahapan produksinya. Mulai dari Yessy Arisanti Wienata 5 tahapan praproduksi, produksi, pascaproduksi dan evaluasi. 1. Praproduksi Proses praproduksi Starvision berlangsung selama enam hari. Hal tersebut dibagi dalam dua proses yakni tiga hari untuk proses perencanaan dan pengorganisasian serta tiga hari untuk proses diskusi internal. Menurut peneliti, tahapan praproduksi di Starvision yang berlangsung selama enam hari tersebut dirasa sangat singkat, karena untuk mempersiapkan segala kebutuhan produksi membutuhkan waktu yang cukup lama. Tetapi jika dilihat dari jumlah episode FTV yang wajib ditayangkan setiap bulan, maka penggunaan lama waktu yang singkat tersebut dirasa sangat efektif untuk menekan biaya produksi. Jika lama waktu pada tahapan praproduksi semakin lama, maka anggaran biayanya pun juga akan bertambah. Jadi penggunaan waktu yang singkat pada tahapan praproduksi merupakan strategi Starvision yang cukup efektif dan efisien untuk menekan biaya produksi. Tahapan praproduksi penting dilakukan untuk merencanakan segala sesuatu yang akan menentukan keberhasilan tayangan FTV yang diproduksi oleh Starvision. Tahapan ini tidak lepas dari kerjasama tiga pihak yang disebut triangle system. Triangle system adalah kerja sama antara tiga pihak yaitu produser, sutradara dan penulis naskah untuk penggarapan sebuah karya film. Produksi FTV di Starvision dimulai dengan proses pencarian ide gagasan yang telah dituliskan dalam sebuah sinopsis. Pada proses pencarian sinopsis, Starvision mencari sinopsis dari hasil karya para penulis sinopsis lepas yang dikirimkan ke email Starvision. Sinopsis-sinopsis yang telah masuk kemudian dipilah dan dipilih oleh sekretaris produser Starvision. strategi yang digunakan Starvision dalam pemilihan sinopsis awal adalah dengan melihat track record dari penulis sinopsis yang sudah sering mengirimkan sinopsisnya ke pihak Starvision. Jika Starvision membuka peluang bagi penulis dari luar untuk mengirimkan sinopsis mereka, maka Starvision akan banyak pekerjaan untuk menseleksi sinopsis yang telah terkirim tersebut. Untuk strategi anggaran biaya produksi, pemilihan sinopsis dengan melihat track record di rasa sangat efektif karena Starvision dapat membuat anggaran biaya produksi yang pasti. Dengan melihat track record, Starvision sudah mengerti berapa harga untuk satu sinopsis dari penulis Starvision. Hal tersebut merupakan sebuah strategi yang dirasa cukup efektif dan efisien dalam hal waktu, tenaga dan biaya produksi. FTV Starvision memiliki genre tetap yaitu drama, romantik dan komedi, dan tema yang digunakan pada produksi FTV di Starvision dikelompokkan menjadi tema profesi, adventure, fiksi, adaptasi film, dan lainlain. Strategi tema yang sering dipakai Starvision adalah tema profesi. Tema profesi yang sering digunakan Starvision adalah tema profesi yang bersifat bergerak. Tema profesi yang bersifat bergerak adalah suatu pekerjaan yang menuntut pekerjaannya berkeliling untuk menjajakan barang dagangannya. Terkait dengan tema yang akan diproduksi, Starvision melihat apa yang saat ini trending dan terkait dengan budaya Indonesia, misal ondel-ondel merupakan kesenian betawi, dangdut merupakan genre musik warisan budaya Indonesia, dan masih banyak tema-tema lainnya yang terkait dengan budaya Indonesia. Menurut peneliti, penggunaan tema profesi bertujuan agar proses produksi FTV di Starvision akan lebih leluasa, dapat bertemu dengan banyak orang, dan mudah JURNAL NOMOSLECA Volume 6 Nomor 1, April 2020 6 untuk membangun cerita. Starvision selalu memilih tema profesi karena setting lokasi yang digunakan akan selalu berada diluar ruangan outdoor. Hal tersebut dapat menghemat biaya produksi karena penggunaan lampu dapat diminimalisir. Setelah sinopsis dipilah dan dipilih, sinopsis yang terpilih kemudian dikirimkan ke pihak SCTV. Setelah pihak SCTV memilih sinopsis, selanjutnya pihak SCTV akan mengirimkan balik sinopsis yang telah dipilih kepada pihak Starvision. Proses pembayaran sinopsis terjadi setelah sinopsis tersebut disetujui oleh pihak SCTV. Pembayaran dilakukan dengan cara ditransfer langsung oleh pihak Starvision kepada penulis yang sinopsisnya telah terpilih. Pembelian sinopsis dengan pembayaran diakhir merupakan strategi untuk menekan biaya produksi, karena jika pembayaran dilakukan diawal, maka pihak Starvision akan dirugikan. a. Perencanaan Proses perencanaan di Starvision mendefinisikan tujuan memproduksi FTV, membuat strategi dan memberi formula pada tayangan FTV dengan selalu meningkatkan kreativitas, agar dapat mencapai tujuan dari penayangan FTV dengan cara menekan biaya produksi. Sehingga hal tersebut dapat digunakan oleh Starvision untuk dapat bertahan dalam menghadapi persaingan industri. Proses perencanaan di Starvision dihadiri oleh produser, produser pelaksana, produser kreatif, manajer produksi, editor, sutradara beserta chip, casting directordan penulis naskah. Proses ini dilakukan dengan sistem TM Technical Meeting. Pembuatan Skenario Dalam proses ini, sinopsis yang telah disetujui oleh pihak SCTV akan diubah menjadi sceneplot atau treatment. Setelah penulisan sceneplot selesai maka masuklah pada pembuatan skenario yang nantinya akan berfungsi sebagai tuntunan pada proses produksi. Menurut peneliti dengan melihat buku karya Bastian Cleve yang berjudul Film Production Management tahun 2000 mengenai pembuatan skenario dengan biaya produksi rendah, dapat dijelaskan bahwa di dalam skenario harus menghindari penggunaan lokasi-lokasi asing, hindari melibatkan banyak pemain, minimalisir adegan action, lebih mementingkan dialog antar pemain dan pengembangan plot, diminimalisir penggunaan stuntman, spesial efek, penulis harus dapat menentukan berapa lama durasi yang dibutuhkan untuk merealisasikan scene-scene tersebut dan biaya yang harus dikeluarkan. Hal tersebut juga digunakan oleh Starvision. Sebagai contoh skenario FTV Starvision yang berjudul Lady Bikers Idola Hati karya Ugih Sugianto. Mengenai lokasi, proses produksi FTV di Starvision menggunakan lokasi-lokasi yang sering digunakan dengan tujuan agar dalamsegi perijinan tidak mengalami kesulitan. Lokasi yang sering digunakan Starvision untuk produksi FTV yaitu lokasi dengan jarak yang dekat dan masih di sekitaran Jakarta. Pada judul ini menggunakan lima lokasi. Lokasi-lokasi tersebut ialah TMII, Studio Persari, kos-kos an, sirkuit dan rumah kucing. Hal tersebut digunakan sebagai strategi penghematan biaya produksi, karena tidak perlu mengeluarkan biaya lebih untuk transportasi dan akomodasi. Pemain yang digunakan dalam judul FTV ini yaitu dua pemain utama, lima pemain pembantu utama, tujuh figuran dialog dan ada beberapa ekstras. Properti yang digunakan dalam judul ini yang paling penting ialah motor balap lengkap dengan helmnya. Pada judul FTV Lady Bikers Idola Hati lebih mementingkan Yessy Arisanti Wienata 7 dialog dan ekspresi pemain dibandingkan adegan action-nya, maka tidak perlu menggunakan stuntman. Judul lain yang terkait budaya Indonesia, Backpaker Kece Tapi Kere dan I Love You Full Bu Dosen, menggunakan lokasi di luar Jakarta. Proses produksi FTV judul-judul tersebut menggunakan lokasi dimana budaya Indonesia masih sangat kental yaitu di daerah Istimewa Yogyakarta. Hal tersebut digunakan Starvision untuk mengurangi kejenuhan penonton agar lokasi yang digunakan syuting tidak di area Jakarta saja. Penentuan Judul FTV Skenario disusun oleh seorang penulis naskah. Penulis naskah di Starvision bersifat freelance. Penentuan judul skenario FTV di Starvision ditentukan oleh SCTV. Penggunaan judul dengan kata-kata tidak baku dirasa lebih mengena ke penonton FTV pada jam penayangan FTV, sehingga penggunaan judul tidak baku sangat efektif digunakan untuk menarik perhatian penonton tayangan FTV Starvision. Menurut peneliti, penggunaan kata-kata tidak baku pada penulisan judul FTV di Starvision dapat dijadikan sebagai strategi untuk menarik perhatian penonton, sehingga Starvision dapat menayangkan FTV secara kontiniti, agar profit yang diberikan oleh SCTV bisa menjadi biaya untuk produksi FTV judul selanjutnya. Terkait dengan judul FTV, budaya Indonesia juga masuk kedalamnya, contoh judul FTV SCTV yang ada dan terkait budaya Indonesia adalah Dangdut Is The Musik Of My Darling, Mbok Jamu Milenial Cintanya Ambyar, Tukang Bajaj Undercover, Bule Norak jadi Ondel-Ondel dan masih banyak lagi. Pemilihan Pemain Proses pemilihan pemain utama untuk produksi FTV adalah dengan cara mencari dan memilih pemain yang saat ini sudah memiliki fans atau penggemar yang tinggi. Starvision dalam memilih pemain berpedoman pada kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Kriteria-kriteria tersebut meliputi pemain yang mendekati karakter dalam cerita, artis pendatang baru dan sudah memiliki penggemar yang banyak. Menggunakan pemain pendatang baru dengan memiliki penggemar banyak merupakan strategi Starvision yang sangat efektif untuk menghemat biaya produksi. Pemain dengan memiliki penggemar banyak secara spontan akan menarik perhatian penggemar tersebut untuk melihat tayangan FTV yang diperankan oleh idolanya. Hal tersebut juga dapat dijadikan sebagai strategi untuk promosi yang sangat efektif dan efisien. Sehingga hal tersebut menjadi strategi untuk menghemat biaya produksi FTV di Starvision. Terkait dengan budaya Indonesia, pemilihan pemain juga merupakan penentu agar judul FTV ini mendapat rating tinggi, jika judul FTV mengangkat kebudayaan orang Jawa, pemainnya pun juga harus bisa berlogat ataupun berbahasa Jawa. Contoh judul FTV Cinta Manja Cleaning Service Cantik, dalam cerita FTV tersebut menjelaskan bahwa pemain cowonya berasal dari Jawa, sehingga mengharuskan ia dapat berbahasa jawa minimal berlogat Jawa. Hal tersebut sudah dapat mencerminkan bahwa FTV sangat terkait dengan budaya Indonesia. Persiapan Peralatan Produksi Peralatan yang digunakan untuk produksi FTV di Starvision berupa peralatan produksi lengkap seperti seperangkat kamera, lighting, audio dan seperangkat peralatan teknis lainnya sesuai JURNAL NOMOSLECA Volume 6 Nomor 1, April 2020 8 kebutuhan produksi. Strategi yang digunakan Starvision mengenai peralatan produksi adalah mencari vendor yang mau meminjamkan alatnya sewa dengan tujuan untuk meringankan biaya produksi. Hasil analisis yang dilakukan peneliti menyimpulkan bahwa pencarian vendor untuk produksi FTV dapat menghemat biaya produksi. Sistem vendor di Starvision ialah bahwa pemberi vendor akan menyewakan peralatan produksi kemudian pemberi vendor tersebut akan dimasukkan kedalam credit title. Anggaran Biaya Produksi Anggaran biaya produksi sangat penting dilakukan untuk mengetahui banyak dan sedikitnya kebutuhan produksi. Anggaran atau budget yang dibutuhkan untuk produksi FTV di Starvision adalah – setiap satu judulnya. Strategi menghemat anggaran biaya produksi FTV Starvision adalah pemilihan pemain pendatang baru yang fee honor nya belum terlalu mahal pemain utama Rp. sampai Rp. perjudul, pemain pembantu utama Rp. sampai Rp. perjudul, figuran Rp. sampai Rp. perhari, pemilihan lokasi yang tidak jauh dan sering digunakan untuk meringankan biaya perjalanan dan sewa lokasi, peralatan yang digunakan merupakan peralatan yang dipinjami oleh vendor, sehingga Starvision tidak mengeluarkan biaya lebih untuk sewa dan perawatan alat. a. Pengorganisasian Pengorganisasian adalah menata sebagian elemen ke dalam sebuah urutan hubungan atau mengumpulkan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi. Pengorganisasian dalam manajemen produksi adalah perekrutan atau penyusunan tim inti yang sesuai dengan kapabilitas sumber daya manusia dan bakat-bakat yang ada. Struktur organisasi di Starvision tidak hanya tim ini, tetapi juga ada tim kreatif. Tim kreatif di Starvision bersifat freelance. Tim kreatif dapat disebut sebagai tim produksi yang terdiri dari sutradara, asisten sutradara, script continuity, DOP, operator kamera, divisi art, divisi lighting, divisi sound, divisi makeup dan kostum, unit manajer, PU, dan individu lainnya sesuai kebutuhan produksi. Perekrutan kru dan tim inti dilakukan dengan sistematika perekrutan karyawan yaitu melalui lamaran kemudian melakukan interview lalu tes per divisi. Tim kreatif menerima pelajar atau mahasiswa untuk magang. Peserta magang akan diberi tugas sesuai dengan keahlian pelajar atau mahasiswa magang tersebut. Mahasiswa atau pelajar magang ditempatkan dalam pekerjaan yang sama dengan kru produksi. Hal tersebut merupakan strategi Starvision dalam memproduksi FTV untuk menghemat biaya produksi, karena Starvision tidak perlu mengeluarkan uang untuk memberi honor kepada peserta magang. b. Diskusi Internal Diskusi internal yaitu proses bertukar pikiran antara sutradara beserta tim kreatif untuk membahas kelanjutan skenario yang didapat dari tahapan sebelumnya kemudian mengunci skenario lock skenario tersebut untuk di breakdown. Menurut observasi yang dilakukan peneliti, pada proses diskusi internal dengan lama waktu tiga hari tersebut sudah dapat melakukan proses breakdown naskah, breakdown pemain, hunting lokasi, menyiapkan kostum, properti, makeup, peralatan produksi, dan kru. Dalam proses ini kru yang dilibatkan adalah chip dari per divisi tim kreatif dan diketuai oleh seorang sutradara. Sutradara sebagai pemimpin diskusi merupakan strategi yang dilakukan Starvision dengan Yessy Arisanti Wienata 9 tujuan agar mendapatkan sasaran yang sama satu pikiran. Selain itu juga dapat mempermudah pekerjaan serta lebih efisien waktu dan tenaga. Lock Skenario Lock skenario merupakan proses yang dilakukan sutradara untuk membuat logis beberapa scene yang dirasa kurang logis. Proses ini dilakukan dengan cara berdiskusi antara sutradara beserta tim untuk menghapus atau menambah scene agar terlihat logis. Kru yang terlibat dalam proses ini ialah sutradara beserta ketua chip per divisi tim kreatif. Menurut peneliti, seharusnya skenario sudah harus dimatangkan pada proses perencanaan, sehingga tidak lagi diperlukan proses lock skenario. Hal tersebut menjadi strategi agar dapat menghemat waktu praproduksi. Pemanggilan Kru Produksi Kru produksi adalah sekumpulan individu dengan keahlian masingmasing sesuai kebutuhan teknis produksi FTV. Kru produksi terdiri dari sutradara, asisten sutradara atau astrada schedule, astrada set, script continuity, DOP, divisi art, wardrobe,lighting, sound, unit dan unit lokasi, PU dan penanggung jawab alat. Strategi yang digunakan Starvision dalam proses ini adalah selalu menjaga komunikasi antara tim inti dengan tim kreatif, karena dalam proses pembuatan FTV harus melibatkan banyak orang. Komunikasi yang baik menjadi salah satu strategi yang digunakan Starvision untuk menghadapi persaingan industri penayangan FTV yang semakin berkembang. Breakdown Naskah Dapat dimengerti bahwa arti dari breakdown naskah adalah uraian naskah skenario menjadi bagian-bagian yang menggambarkan tiap detil adegan untuk membantu proses pengambilan gambar. Asisten sutradara schedule beserta sutradara bertugas untuk menyusun breakdown naskah. Strategi yang digunakan dalam tahapan ini adalah dengan memberikan sceneplot kepada astrada schedule untuk segera dibreakdown. Kemudian dilanjutkan dengan membuat breakdown secara keseluruhan dari proses lock skenario. Setelah breakdown selesai disusun, astrada schedule akan membagikan kepada ketua tiap divisi untuk dibreakdown sesuai dengan kebutuhan masing-masing divisi tersebut. Hal ini termasuk strategi yang digunakan Starvision untuk menghemat waktu produksi. Hunting Lokasi Hunting lokasi adalah proses mencari lokasi tempat sesuai dengan tuntutan skenario film. Hunting lokasi dilakukan oleh asisten sutradara dan unit produksi dengan persetujuan sutradara dan manajer produksi. Hunting lokasi dilakukan setelah proses breakdown naskah selesai. Lokasi yang sering digunakan Starvision untuk produksi FTV adalah Studio Persari. Studio Persari adalah sebuah area luas yang didalamnya terdapat banyak setting bangunan dan taman. Persari Film merupakan sebuah studio rumah produksi perfilman dari Indonesia. Perusahaan ini merupakan perusahaan film tertua yang didirikan oleh Djamaludin Malik dan masih bertahan sampai saat ini. Studio Persari sangat sering digunakan sebagai lokasi produksi FTV Starvision karena memiliki luas meter persegi, sehingga di dalam Studio Persari terdapat banyak set, seperti rumah sakit, kantor, kantin, taman, rumah dan lain-lain. Gambar 01. Denah Studio Persari Sumber JURNAL NOMOSLECA Volume 6 Nomor 1, April 2020 10 Faktor penting dalam produksi untuk menekan biaya adalah dengan penggunakan lokasi yang sedikit mungkin, dapat di jangkau, penggunaan lokasi lokal, serta mencari lokasi yang dapat digunakan untuk beberapa set sehingga tidak bongkar pasang. Penggunan lokasi lokal mempunyai banyak kelebihan, ialah tidak membutuhkan transportasi dan biaya penginapan. Hal tersebut digunakan sebagai strategi untuk mengurangi biaya sewa dan perizinan terlebih juga dapat menghemat waktu. Mencari Pemain Pendukung Pemain pendukung adalah seseorang yang mendukung atau membantu pemain utama dalam proses produksi FTV. Seseorang yang memiliki tugas mencari pemain pendukung adalah astrada beserta casting director dengan persetujuan sutradara. Pemilihan pemain pendukung berdasarkan usulan dari tim kreatif merupakan strategi yang digunakan Starvision untuk menghemat biaya produksi, efisien waktu dan tenaga, karena sudah tidak lagi memerlukan proses casting yang hanya memperpanjang waktu dan menambah biaya produksi, sehingga tidak lagi memberikan pengarahan mengenai bagaimana ia harus berperan. Pemain pendukung harus sudah bisa acting tanpa harus di beritahu terlebih dahulu. 2. Produksi Tahap produksi adalah seluruh kegiatan pengambilan gambar shooting baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Tahap produksi Starvision hanya berlangsung selama lima hari. Proses produksi membutuhkan semua kru produksi bekerja sesuai dengan divisinya masing masing secara profesional. Profesional dalam artian bekerja sesuai dengan job decs masingmasing. Sehingga hal tersebut menjadi strategi yang bertujuan untuk menghemat waktu dan tenaga. Produksi diawali dengan berdoa bersama kru dan pemain, mempersiapkan kebutuhan produksi seperti penempatan lighting, kamera dan sound serta penempatan properti. Setelah berdoa, produksi dapat dilakukan setelah astrada schedule memberi perintah kepada semua tim untuk scene berapa yang akan diambil terlebih dahulu gambarnya. Ini menjadi strategi tim kreatif untuk menyatukan rasa dan solidaritas di lokasi produksi. Starvision tidak menggunakan proses reading pada tahapan produksi, tetapi diganti dengan direct sutradara langsung di set lokasi. Menurut peneliti, proses produksi di Starvision sangatlah singkat yaitu lima hari produksi. Proses tersebut dilakukan dengan cara profesional untuk menghasilkan tayangan yang berkualitas dengan durasu 120 menit. Bisa disebut proses produksi FTV di Starvision adalah proses produksi yang serba instan yang tidak memerlukan proses reading pemain sebelum shooting. Hal tersebut dilakukan karena untuk menyingkat waktu dan menghemat biaya produksi sehingga penggunaan direct sutradara secara langsung di lapangan merupakan strategi yang cukup efektif untuk menghemat biaya produksi. a. Reading Pemain Reading pemain adalah proses yang dilakukan oleh pemain dengan dibantu oleh script continuity untuk membaca naskah atau skenario. Reading pemain dilakukan sebelum proses pengambilan gambar sembari pemain melakukan makeup. Reading pemain dilakukan oleh script continuity di backstage bagian makeup, wardrobe dan kostum. Reading pemain dilakukan dengan cara script continuity membacakan dialog scene berapa yang mau di take, lalu pemain akan menjawab dialog yang menjadi bagiannya. Reading pemain dengan script continuitylebih Yessy Arisanti Wienata 11 sering dilakukan dibandingkan reading pemain dengan sutradara karena, reading dengan sutradara akan diganti dengan direct langsung sutradara dengan pemain di lokasi pengambilan gambar set. Strategi yang digunakan pada proses ini adalah mengirimkan skenario utuh ke pemain melalui email ataupun whatsapp. Pemain dapat membaca skenario sebelum proses produksi dilakukan. Hal tersebut dapat menjadi strategi untuk efisiensi waktu, tenaga, pikiran dan biaya. b. Set Lokasi Set lokasi adalah proses penataan lokasi produksi, untuk melakukan set lokasi maka dibutuhkan kerjasama antara astrada set, sutradara dan DOP. Set lokasi dilakukan setelah mendapat perintah dari astrada shcedule untuk scene berapa yang akan diambil gambarnya terlebih dahulu. Perbandingan antara penggunaan lokasi yang sama tetapi pada judul yang berbeda juga merupakan strategi Starvision untuk menekan biaya produksi, karena sering menggunakan lokasi yang sama, pihak Starvision sudah tidak lagi dipersulit dalam hal perizinan dan sudah paham akan bloking kamera, sehingga hal tersebut juga menjadi strategi untuk menghemat waktu produksi. c. Set Alat Set alat adalah penempatan alat di lokasi yang telah disetujui oleh sutradara dan DOP atas masukan dari astrada set. Penempatan alat akan dilakukan setelah DOP memberi perintah kepada juru kamera, divisi lighting dan properti. Lalu mereka akan mulai pekerjaan sesuai divisi masing masing. Strategi yang digunakan pada tahapan set alat adalah satu komando yang bertujuan untuk menghemat waktu dan tenaga. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti, penggunaan strategi satu komando dirasa sangat efektif karena jika didapati banyak komando, maka kru akan merasa bingung. d. Wardrobe dan Makeup Makeup adalah proses memberikan tatanan rambut, tatanan kostum, tata rias dari individu ke pemain. Wardrobe adalah segala sesuatu yang dipakai dan dibawa oleh pemain. Proses makeup dilakukan setelah tim makeup mendapat perintah scene berapa yang akan diambil gambar terlebih dahulu. Makeup dan kostum akan disesuaikan dengan tema yang telah dicantumkan di skenario dan yang telah disetujui oleh sutradara saat proses diskusi internal. Kostum yang dimiliki oleh Starvision jumlahnya masih terbatas. Untuk mensiasati hal tersebut maka pihak Starvision mencari vendor yang mau meminjamkan kostumnya untuk produksi FTV. Selain itu solusi lainnya adalah pemain menggunakan pakaiannya sendiri saat produksi. Untuk proses makeup di Starvision memiliki strategi guna efisiensi waktu dan tenaga dengan memberdayakan kru tata rias yang mampu menguasai segala macam makeup. Sehingga Starvision tidak perlu mendatangkan MUA yang secara otomatis akan menambah biaya produksi. Makeup juga dilakukan oleh masing-masing pemain saat melakukan touch up dengan dibantu oleh tim makeup. Menurut peneliti, jika pemain menggunakan kostum melalui vendor, maka hal tersebut dapat meringankan biaya produksi, karena biaya produksi akan lebih rendah untuk loundry dari pada membeli kostum baru. Terkait dengan budaya Indonesia, pemilihan wardrobe disesuaikan dengan siapa yang memakai, dari mana ia berasal dan siapa dia. Pada judul FTV Starvision Backpaker Kece Tapi Kere, para pemain menggunakan kostum dan wardrobe budaya Jawa karena lokasi atau setting judul ini adalah Yogyakarta. Contoh, menggunakan kostum batik dan kebaya, JURNAL NOMOSLECA Volume 6 Nomor 1, April 2020 12 dan saat pernikahan pun menggunakan adat Jawa. e. Proses Pengambilan Gambar Proses pengambilan gambar saat produksi FTV di Starvision dilakukan langsung oleh DOP dibantu oleh juru kamera. Juru kamera bisa menjadi asisten DOP. Strategi yang digunakan dalam tahapan pengambilan gambar adalah pengambilan gambar dilakukan langsung oleh DOP. Juru kamera akan mengambil gambar jika shot tersebut melalui beberapa re-take, maka tugas pengambilan gambar akan diberikan kepada juru kamera. Hal tersebut menjadi strategi untuk efisiensi waktu dan tenaga pada proses produksi. Menurut peneliti, penggunaan kamera Canon EOS 5D Mark III dapat mempermudah dan mempercepat proses produksi FTV di Starvision, karena praktis, dan tidak terlalu beresiko jika file hilang. Selain itu, penggunaan memory card sebagai penyimpanan akan mengurangi biaya produksi karena jika memory card penuh file dapat langsung di backup dan dapat digunakan kembali. Sedangkan jika memakai kaset untuk penyimpanannya, apabila kapasitas sudah penuh harus membeli yang baru. 3. Pascaproduksi Pascaproduksi adalah tahapan dimana proses pengerjaannya setelah prapoduksi dan produksi terlaksana. Pada tahapan pascaproduksi, materimateri yang telah diambil saat proses produksi akan masuk ke tahap editing. Proses editing di Starvision melalui beberapa tahapan, yaitu berawal dari seorang drafter menyusun shot-shot yang telah diambil pada proses produksi secara kasar terlebih dahulu tanpa diedit, langsung temple per file. Susunan dari drafter ini belum memperdulikan cerita dan rasa, setelah disusun oleh drafter barulah seorang editor turun tangan untuk menyusun shot-shot tersebut dengan lebih rapi sesuai cerita dan memberikan rasa didalamnya hingga membuahkan hasil FTV. Setelah hasil jadi, barulah proses review dengan sutradara beserta produser. 4. Evaluasi Tahapan evaluasi yang dilakukan oleh Starvision ialah mengevaluasi keseluruhan FTV dengan cara ditarik mundur, dicari kesalahannya dimana, dari proses pascaproduksi, proses produksi, tahapan perencanaan, atau bahkan dalam pemilihan sinopsis. Mengevaluasi hasil produksi merupakan strategi yang digunakan Starvision agar dapat memproduksi FTV dengan lebih baik lagi. Kesalahan yang didapat dari tayangan FTV sebelumnya dijadikan sebagai acuan untuk produksi FTV judul selanjutnya. PENUTUP Simpulan dan Saran Penelitian mengenai strategi manajemen produksi FTV di Starvision terhadap anggaran biaya produksi terkait budaya Indonesia menghasilkan beberapa kesimpulan. Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa Starvision menerapkan strategi manajemen produksi mulai dari tahap praproduksi, produksi, pascaproduksi hingga tahap evaluasi. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar Starvision dapat melakukan efisiensi waktu, tenaga, dan anggaran biaya produksi. Strategi lain yakni menggunakan lokasi, dialog, logat, kostum, properti yang sangat kental dengan Budaya Indonesia. Seperti telah dijabarkan dalam bab sebelumnya, bahwa untuk memproduksi sebuah judul FTV atau satu episode tayangan FTV, Starvision harus menyelesaikannya dalam waktu lima hari. Durasi tayangan per episode atau per judul adalah 120 menit. Tentu saja hal tersebut tidaklah mudah untuk dilakukan, akan Yessy Arisanti Wienata 13 tetapi Starvision tetap dapat memproduksi FTV untuk ditayangkan di SCTV sejak tahun 2008 sampai saat ini dengan lancar. Produksi FTV ini yang utama adalah kuantitas, meskipun tetap menjaga kualitas tayangan. Dengan efektifnya waktu produksi, secara otomatis pengeluaran biaya produksi juga akan efisien. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa Starvision dalam memproduksi FTV menggunakan beberapa strategi dalam setiap tahapan produksinya. Mulai dari tahapan praproduksi, produksi, pascaproduksi dan evaluasi. Strategi tersebut antara lain, menggunakan pemain dengan artis pendatang baru yang honornya masih rendah, penggunaan lokasi yang sering digunakan agar segi perizinan dipermudah, dan penggunaan vendor untuk peralatan dan kostum pemain untuk produksi, dan lainlain. Terkait dengan budaya Indonesia, budaya dan kebudayaan saling terkait dan bersinggungan. Demikian pula dalam tayangan FTV, mulai dari pencarian ide hingga proses edit FTV, budaya tersebut sangat dekat dengannya. Penentuan ide, penulisan skenario, penentuan judul, pemilihan lokasi dan pemain pun sangat terkait dengan budaya Indonesia. Bahasa dan logat pun menyesuaikan dengan budaya apa yang akan diangkat atau dijadikan ide dalam pembuatan FTV. Pemilihan lokasi untuk proses syuting, pemilihan pemain dengan logat dan bahasa yang sesuai dengan cerita, properti yang dibutuhkan, kostum yang digunakan, kesenian apa yang akan diangkat pada tayangan FTV Starvision, semua itu mencerminkan bahwa tayangan FTV Starvision sangat dekat dengan budaya Indonesia. Sehingga budaya Indonesia dapat dipopulerkan atau dipromosikan melalui tayangan FTV SCTV. Strategi-strategi tersebut digunakan dan bertujuan agar dapat mengenalkan budaya Indonesia melalui media televisi khususnya tayangan FTV. DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku Andi Fachruddin. 2016. Manajemen Pertelevisian Modern. Yogyakarta Andi Offset. Anton Mabruri KN. 2013. Manajemen Produksi Program Acara Televisi Format Acara Drama. Jakarta PT. Grasindo. Burhan Bungin. 2012. Metodologi Penelitian Raja Grafindo Persada Cleve, Bastian. 2000. Film Production Management Second Edition. America Focal Press. Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar. 2009. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta PT. Bumi Aksara. Lexy. J. Moleong. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. BandungPT Remaja Rosdakarya. Morissan. 2008. Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio & Televisi. Jakarta Kharisma Putra Utama Munandar. 1997. Budgeting Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, dan Pengawasan Kerja. Edisi Pertama. Yogyakarta BPFE UGM. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta. JURNAL NOMOSLECA Volume 6 Nomor 1, April 2020 14 Suharsini Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta PT. Rineka Cipta. Syd Field. 1994. The Foundations of Screen Writing. United States Dell Publishing Company. Tino Saroenggalo. 2008. Dongeng Sebuah Produksi Film. Jakarta PT. Intisari Mediatama. Sumber lain Academia. 2018. Ming Muslimin Manajemen Produksi Film Pengantar. Academia. pada 22 Februari 2018, pukul WIB Academia. 2018. Jasa Point Teori Pengelolaan. Academia. pada 1 Maret 2018, pukul WIB Blogspot Ridwan Rayhan. 17 Juli 2013. Ridwan Rayhan Tahap Pra Produksi . pada 1 Maret 2018, pukul WIB CSinema. 2014. Tahapan Produksi Film Produksi. Diakses pada 26 Februaru 2018. CSinema. 2014. Tahapan Produksi Film Development. CSinema pada 26 Februari 2018 CSinema. 2014. Tahapan Produksi Film PraProduksi. CSinema pada 26 Februari 2018 Ensiklopedia. 2018. Film Televisi. Film Televisi Ensiklopedia pada 14 Januari 2018 Scribd. 2018. Manajemen Produksi Film TV. pada 22 Februari 2018 SCTV FTV. 2015. SCTV FTV-SCTV pada 26 Februari 2018 Thegorbalsla. 2019. Pengertian Kebudayaan Unsur Unsur, Fungsi, Wujud, dan Contoh. Thegorbalsla 24 November 2019 ... Seluruh kegiatan yang dilakukan adalah mengambil gambar baik di dalam ataupun di luar ruangan Wienata & Amelia, 2020. Proses produksi dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan pada proses pra produksi. ...Stara AsritaKetjil Bergerak adalah sebuah komunitas di Yogyakarta yang memperhatikan pendidikan untuk anak-anak. Sejak tahun 2008, komunitas Ketjil Bergerak ini memilih kesenian sebagai media yang digunakan untuk menyampaikan pesan pendidikan. Namun belum banyak masyarakat yang mengetahui kegiatan komunikasi ini. Sehingga pengabdi memiliki solusi menggunakan kesenian sebagai media penyampaian dan pengantar gagasan yang cukup menarik. Pengabdi melihat dan menyadari kesempatan bahwa Ketjil Bergerak sedang membutuhkan bantuan publikasi melalui video klip lagu baru mereka yang berjudul “Ada Cinta di Desa” untuk program Sekolah Desa. Pembuatan video klip ini juga sekaligus media promosi kepada masyarakat yang belum mengenal Sekolah Desa yang dijalankan oleh komunitas Ketjil Bergerak. Hasilnya, pembuatan video klip dilakukan di Desa Ngrawan, Getasan, Semarang, Jawa Tengah. Pengabdian ini dilakukan pada tanggal 4 – 6 Juni 2021 dengan melibatkan masyarakat setempat sebagai talent. Pemilihan lokasi ini karena Desa Ngrawan adalah salah satu desa wisata di Jawa Tengah dan merupakan desa binaan dari komunitas Ketjil Bergerak. Proses pembuatan video klip ini adalah pra produksi seperti diskusi dengan komunitas Ketjil bergerak, pembagian tugas, penentuan ide konsep video klip, membuat storyboard, dan casting talent. Produksi, yaitu proses pengambilan gambar. Pasca produksi, melakukan proses editing dan revisi, kemudian serah terima video klip kepada Ketjil Bergerak melalui Produksi Program Acara Televisi Format Acara DramaAnton MabruriAnton Mabruri KN. 2013. Manajemen Produksi Program Acara Televisi Format Acara Drama. Jakarta PT. Penelitian Raja Grafindo PersadaBurhan BunginBurhan Bungin. 2012. Metodologi Penelitian Raja Grafindo PersadaMetodologi Penelitian Kualitatif. BandungPT Remaja Rosdakarya. J LexyMoleongLexy. J. Moleong. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. BandungPT Remaja Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, dan Pengawasan KerjaMorissanMorissan. 2008. Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio & Televisi. Jakarta Kharisma Putra Utama Munandar. 1997. Budgeting Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, dan Pengawasan Kerja. Edisi Pertama. Yogyakarta BPFE Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dan R&DSugiyonoSugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung Foundations of Screen WritingSyd FieldSyd Field. 1994. The Foundations of Screen Writing. United States Dell Publishing Muslimin Manajemen Produksi Film PengantarTino SaroenggaloTino Saroenggalo. 2008. Dongeng Sebuah Produksi Film. Jakarta PT. Intisari Mediatama. Sumber lain Academia. 2018. Ming Muslimin Manajemen Produksi Film Pengantar. Academia. pada 22 Februari 2018, pukul WIBJasa Point Teori PengelolaanAcademia. 2018. Jasa Point Teori Pengelolaan. Academia. pada 1 Maret 2018, pukul WIBTahapan Produksi Film DevelopmentCsinemaCSinema. 2014. Tahapan Produksi Film Development. CSinema pada 26 Februari 2018
DariSCTV sendiri, program-program tersebut sudah disiapkan lama dan kebetulan menjadi program unggulan SCTV," katanya. Budi mencontohkan, pada tahun lalu sinetron "Kiamat Sudah Dekat" mampu menjadi sinetron yang sangat digemari masyarakat dan itu terbukti dari rating yang diraihnya.
Ilustrasi TV. Foto SamsungBanyak orang yang bertanya berapa frekuensi SCTV. Hal ini dikarenakan penonton SCTV melaporkan jika beberapa channel di TV mereka adalah salah satu channel di TV Indonesia yang memiliki penggemar cukup banyak. Salah satu program andalan SCTV adalah FTV. Sayangnya, banyak orang yang melaporkan channel tersebut tiba-tiba hilang di TV mereka. Tidak hanya SCTV saja, namun hampir semua channel TV juga mengalami hal yang sama. Ini dikarenakan frekuensi SCTV dan channel TV lainnya berpindah ke satelit Telkom 4. Melalui artikel ini, How To Tekno akan membagikan daftar frekuensi kode SCTV dan channel TV lain yang baru. Kamu bisa mencarinya secara manual sesuai dengan merek TV-mu. Cara Mengubah Frekuensi SCTV dan Channel TV LainIlustrasi mencari frekuensi TV. Foto Nothing Ahead/PexelsHow To Tekno telah melakukan penelusuran dan menemukan beberapa channel TV telah berpindah frekuensi, salah satunya adalah SCTV. Berikut ini daftar frekuensi baru SCTV dan channel lainnyaTV One HD 3720 Mhz, H 6000 32727Kompas TV HD 4104 Mhz H 32727 1000Trans 7 HD 888 H 9599/9600Global TV 4034 Mhz, H 16600Indosiar 4005 Mhz, H 9000MNC Media 4034 Mhz H 16600TVRI Nasional 3921 Mhz H 3500NET TV HD 3992 Mhz H 4400Siaran TV Analog Berpindah ke DigitalIlustrasi TV. Foto UnsplashMengutip laman resmi Kominfo, bahwa siaran TV analog yang sudah mengudara di Indonesia selama hampir 60 tahun akan berpindah ke siaran TV digital. Beberapa channel TV pun sudah mulai berpindah ke TV digital dan harapannya semua channel TV akan mengikuti pindah ke digital, selambat-lambatnya 2 November 2022. Kominfo melakukan kebijakan tersebut agar kualitas gambar yang dihasilkan lebih bersih, dengan suara yang lebih jernih pula. Maka dari itu, modulasi sinyal dialihkan ke digital dengan sistem kompresi terbaru dan teknologi yang lebih canggih saat ini masyarakat masih bisa menonton siaran TV analog, namun Kominfo mengimbau untuk segera beralih ke tangkapan sinyal antena digital. Itulah informasi mengenai frekuensi SCTV terbaru dan frekuensi dari channel lainnya. Semoga bermanfaat!
ALAMATMENGIRIM NASKAH SKENARIO KE_PH Pertanyaan yang sering pula saya terima dari penulis-penulis skenario pemula adalah bagaimana cara mengirim naskah skenario ke production
Meskipun kedepannya Kita akan menjalani kehidupan New Normal setelah beberapa bulan di rumah aja, tentu saja kesehatan dan kebersihan tetap harus dijaga, gunakan masker selalu saat ke luar rumah. Lalu, apa hubungannya dengan di ACC-nya sinopsis FTV? Pasti bertanya-tanya. Tentu saja ada. Jika beberapa bulan ini penerimaan sinopsis sempat ditutup karena pandemi covid-19 yang tidak memungkinkan untuk syuting film seperti biasa, namun tidak ada yang bisa memprediksikan jika bulan depan atau bulan depannya lagi penerimaan sinopsis kembali dibuka. So, persiapkan sinopsis kalian mulai dari sekarang, agar saat penerimaan sinopsis itu datang, Kalian bisa langsung kirim tanpa perlu terburu-buru untuk menulisnya bahkan mengedit ulang, karena kalian sudah punya banyak stok ide cerita yang sudah siap kirim. Nah, dalam hal menulis sinopsis FTV, jauh beda loh ketika menulis sinopsis novel. Sebab, jika tulisan tidak sesuai format, jangan harap karya Kalian bakal di ACC. Ini nih yang sering terjadi pada beberapa pemula yang ingin mengirim ide ceritanya buat FTV pengalaman saat Saya membaca beberapa pemula kirim sinopsis tersebut. Format Menulis Sinopsis FTV Dalam menulis sinopsis FTV, sangat penting memerhatikan beberapa hal berikut, sebab jika tidak sesuai format jangan harap karyamu akan dibaca😅. Jumlah Halaman Ketik sinopsis dengan rapi menggunakan Microsoft Word Office MS Word antara 2-5 halaman, tidak boleh lebih ya! Dan, itu sudah termasuk lembaran karakteristik pemain. Jenis Kertas dan Font Tulis di MS Word menggunakan ukuran kertas A4, dengan jenis font Courier New ukuran 12, spasi 1. Dan rata kanan-kiri serta berparagraf atau sedikit menjorok ke dalam. Ketentuan Judul dan Nama Penulis Untuk judul, semuanya gunakan huruf besar dan di bold dengan ukuran font 20, sedangkan nama penulis gunakan huruf kecil di bawah judul, seperti contoh berikut MIE AYAM LEVEL CEMBURU Dede Hartini Penggunaan Kalimat Jangan gunakan kalimat yang bertele-tele dan juga tidak menggunakan bahasa novel, ya! Cara Mencari Ide Cerita yang Sesuai Keinginan FTV yang Dituju Sering-seringlah menonton FTV dan membaca beberapa contoh sinopsis FTV, lalu catat hal penting apa saja yang terjadi saat film tersebut berlangsung, seperti misalnya isi cerita tersebut tentang apa FTV religi, atau remaja, dll, tujuan dan konfliknya apa saja dan pemainnya ngapain aja! Nah, kalau untuk dikirim ke stasiun televisi seperti SCTV yang biasa tayang di jam pagi, inti ceritanya mesti ada konflik dan konflik, kemudian berakhir dengan happy ending. Ingat ya! Kudu happy ending, sebab kalau sad ending bukan tipe FTV komedi romantis yang kerap tayang di SCTV tersebut. Namun, beda stasiun televisi tentunya beda pula endingnya. Seperti yang pernah Saya tulis berdua senior Saya yang bernama Exan Zen, dengan judul "Penjual Roti Berjamur" yang pada masanya tayang di stasiun televisi MNCTV dalam program Kuasa Illahi, dimana endingnya si pelaku kejahatan maninggal dunia dan lebih ke religi. Penutup dan Karakteristik Pemain Tulis kalimat "SELESAI" pada akhir tulisan sinopsismu, sebagai tanda jika ceritanya sudah berakhir. Tulis Karakteristik pemain di bawah kalimat "SEKIAN". Dan yang tidak kalah penting untuk diingat, jumlah pemain maksimal 7 orang dan tidak boleh lebih. Dan, jangan sekali-kali cantumkan pemain bayi, karena susah cari pemain bayi tersebut. Pengiriman Naskah Sinopsis Format pengiriman naskah sinopsis FTV berikut juga menjadi bagian penting yang harus diingat, yakni kirimlah file tulisan dalam bentuk doc atau docx, dengan nama file SINOPSIS FTV REGULER-JUDUL SINOPSIS-NAMA KAMU. Seperti contoh berikut SINOPSIS FTV REGULER-MIE AYAM LEVEL CEMBURU-Dede Hartini. Pentingnya Sertakan Biodata Narasi dan Surat Pengantar Biodata narasi dan surat pengantar penting untuk disertakan, agar yang menerima emailmu tahu siapa Kamu dan apa tujuanmu. Tulis biodata narasi pada badan email bersamaan dengan SURAT PENGANTAR, sertakan pula kontak yang bisa dihubungi Nomor WhatsApp atau nomor telepon, agar saat sinopsismu diterima, Kamu mudah dihubungi. Subjek Email Perhatikan, untuk bagian subjek email, isilah dengan tulisan SINOPSIS FTV REGULER. Jangan tulisan yang lain ya, auto nggak akan dibaca 😅. Saatnya Kirim Sinopsismu Kirimlah sinopsis FTV yang sudah diulis ke alamat email yang akan dituju, atau Kalian bisa kirim langsung ke alamat PH Production House yang akan dituju melalui pos ataupun JNE Jika tidak tersedia alamat email pada PH tersebut. Nah, untuk prosedur pengiriman ke alamat PH-nya langsung, Kalian harus pastikan terlebih dulu apakah sinopsis yang Kalian buat sudah berbentuk hard file dan bukan soft file Maksudnya, bukan dalam bentuk docx lagi, akan tetapi sudah dicetak seperti buku. Nah, kalau Saya sudah punya mentor yang bernama Pak Endik Koeswoyo, jadi sinopsis bisa dikirim ke beliau. Hanya saja, pengiriman ke Pak Endik Koeswoyo tidak bisa dilakukan semua orang loh, sebab hanya anggota grup whatsaap WAG JPI aja yang bisa kirim, karena di group JPI tim sudah belajar bersama tentang aturan, tema serta segala macam seluk beluk FTV. Termasuk kapan kita bisa kirim sinopsis, kerena tidak juga bisa setiap saat kita kirim, hal ini dikarenakan untuk mempermudah menyeleksi, serta memberi masukan-masukan pada sinopsis yang masih kurang menarik. Di sinilah letak menariknya belajar bersama-sama mengenai dunia FTV. Dan, hal ini juga bertujuan untuk memudahkan orang-orang penting yang bekerja di sana jika karya sinopsisnya OK untuk ditayangkan. Dari beberapa Anggota Jaringan Penulis JPI, sudah banyak yang telah mengembangkan dirinya dari penulis SINOPSIS menjadi penulis SCENE PLOT hingga ke penulis SKENARIO, ya meskipun belajarnya juga dari jarak jauh. Sebagaimana yang disampaikan oleh Pak Endik saat memberi pengarahan kepada kami, menjadi penulis itu kuncinya yakni sabar, sabar dan sabar. Selain itu, ketika sinopsismu dikirim maka lupakan, karena jika berjodoh, kamu pasti akan dihubungi, sebagaimana Kamu berjodoh dengannya daripada ditunggu-tunggu namun yang ditunggu belum ada kepastian, kan bikin nyesek *eaaa 😂 Semoga info yang Saya sampaikan bermanfaat yaaa!
pages- menu. beranda; info bukuku; info lomba; info kirim naskah; info blog; aneka info; aneka tips
Halo pembaca setia elvanasira, balik lagi nih dengan Saya yang akan kasih info menarik buat kalian yang ingin menjadi penulis buat FTV. Biasanya yang Saya share mengenai kesempatan menulis FTV buat Indosiar, nah kali ini kesempatan kalian buat menulis FTV SCTV dalam program 'Catatan Harianku'. By the way, diantara kalian siapa sih yang kerap nonton film Catatan Harianku di SCTV? Sebuah film drama yang menyajikan cerita berbeda dan segar dalam setiap episodenya. Film yang tayang setiap Senin hingga Jumat sore pukul WIB dibintangi oleh beberapa selebriti berbakat seperti Yuki Kato, Rachel Amanda, Tissa Biani, Indah Permatasari, Morgan Oey, Megan Domani dan masih banyak sudah beberapa kali nonton, dan ada beberapa episode yang bikin mewek hingga kutak sanggup menahan air mata, cengengnya Saya 😂. But, bukan itu yang akan Saya bahas kali ini, namun sebuah info menarik buat kalian yang ingin mencoba mengirimkan karya tulisnya ke FTV SCTV dalam program Catatan Harianku juga Rangkuman Kepenulisan Untuk FTVFTV SCTV Program Catatan Harianku Buka Peluang Seperti yang Saya jelaskan sebelumnya, jika FTV SCTV membuka peluang buat kalian yang ingin mengirimkan karyanya ke program Catatan Harianku, dan tentunya saja akan ada fee buat kalian yang karyanya lolos difilmkan. So, kirim karyamu sebanyak-banyaknya supaya besar kesempatan buat lolos. mekanismenya bisa kalian cek pada banner berikutIngat ya, ini dalam bentuk sinopsis, bukan skenario yang kalian kirimkan. Selain itu, kisah yang ditulis tidak dalam fase rumah tangga seperti FTV ikan terbang tau donk yang Saya maksud 😁, tapi kisahnya bisa seperti jelang pernikahan. Selain itu, kisah yang ditulis mesti mengandung cerita yang menyedihkan dan tragis. Nah, supaya lebih paham, ada baiknya nonton dulu bagi yang belum pernah nonton, supaya tahu cerita yang seperti apa yang diterima. Untuk panjang cerita minimal 2 halaman dengan spasi dan tulisan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jangan gunakan bahaya alay ya😂.Jika sinopsis sudah dibuat, jangan lupa untuk dicek terlebih dulu, kemudian buat dalam format Ms. Word .docs lalu kalian submit pada isian formulir di link dengan mengisi data yang jelas dan itu aja info dari Saya. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba!
NsDmjq. uin0q79hoe.pages.dev/373uin0q79hoe.pages.dev/496uin0q79hoe.pages.dev/135uin0q79hoe.pages.dev/68uin0q79hoe.pages.dev/43uin0q79hoe.pages.dev/479uin0q79hoe.pages.dev/303uin0q79hoe.pages.dev/468
cara mengirim naskah ftv ke sctv