SISTEM PENDIDIKAN AUSTRALIA Disampaikan untuk sebagai bahan diskusi pada mata kuliah Wawasan Kependidikan dan Pengajaran Dosen Dra. Dewi Muliani Santoso, Disusun Oleh NORHAYATI AAA 210 012 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PALANGKA RAYA 2011 1 A. Latar Belakang Sejarah Australia Banyak yang telah berubah di Australia sejak penduduk aslinya yang disebut kaum Aborigin Australia hidup dalam sistem sosial yang kompleks, dengan tradisi yang mencerminkan hubungan yang kuat dengan tanah air dan lingkungannya. Sejak masa itu sampai kedatangan penjelajah Eropa pertama, para narapidana, pemukim bebas dan para imigran yang lebih baru datang, Australia telah mengalami masa depresi, perang dan skandal politik; menciptakan kota-kota yang dinamis dan legenda âthe bushâpedalaman serta âAussie battlerâ pejuang Australia; menyediakan kehidupan baru bagi orang-orang dari seluruh belahan dunia; dan mengalami penurunan serta kebangkitan kembali budaya penduduk aslinya. 1 Australia Sebelum Abad ke 20 Penduduk asli Australia yang dikenal sebagai kaum Aborigin Australia, memiliki sejarah budaya yang terpanjang di dunia, sejak zaman es yang terakhir. Meskipun misteri dan perdebatan mengaburkan banyak aspek dalam prasejarah Australia, secara umum diakui bahwa manusia pertama berkelana melintasi lautan dari Indonesia sekitar tahun yang lalu. Bangsa Eropa mulai menjelajahi Australia di abad 16; pertama para navigator Portugis diikuti oleh para penjelajah Belanda dan disusul oleh pengusaha sekaligus bajak laut Inggris William Dampier. Kapten James Cook berlayar menelusuri seluruh panjang pantai timur di tahun 1770, lalu berhenti di Botany Bay di tengah perjalanannya; dan tak lama kemudian ia mengklaim benua ini untuk Inggris dan menamakannya New South Wales. Di tahun 1779, Joseph Banks seorang naturalis dalam armada Kapten Cook mengusulkan cara agar Inggris dapat mengatasi masalah kepadatan di penjara-penjaranya dengan mengirimkan narapidana ke New South Wales. Di tahun 1787, armada pertama berlayar menuju Botany Bay, terdiri dari 11 kapal dan 750 narapidana pria maupun wanita. Armada ini tiba tanggal 26 Januari 1788, tapi segera berpindah ke utara ke Sydney Cove, yang memiliki tanah serta air yang lebih baik. Bagi para pendatang baru ini, New South Wales merupakan tempat yang panas, keras dan buruk, dan ancaman kelaparan menghantui koloni ini selama bertahun-tahun. Untuk berjuang melawan alam dan pemerintah yang penuh tekanan, orang-orang Australia baru ini membentuk sebuah budaya yang kemudian menjadi dasar dari legenda âAussie battlerâ. 2 Dalam beberapa dekade kemudian, datanglah para pemukim bebas yang tertarik ke Australia, tapi penemuan emas di 1850-anlah yang secara permanen mengubah koloni ini. Arus imigran yang besar dan beberapa penemuan emas yang besar mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengubah struktur sosial di koloni. Kaum Aborigin terusir paksa dari tanah suku mereka, saat para pendatang merebut tanah untuk pertanian atau pertambangan. Di akhir abad ke 19, banyak orang yang mengagungkan daerah pedalaman atau âthe bushâ yaitu daerah yang jauh dari kota dan orang-orangnya. Forum besar untuk 'nasionalisme pedalaman' ini adalah majalah Bulletin yang sangat populer. Halamanhalamannya penuh dengan humor dan sentimen terhadap kehidupan sehari-hari dan para penulis yang terkenal adalah legenda pedalaman Henry Lawson dan Banjo Paterson. 2 Australia Abad ke Dua Puluh Australia menjadi negara saat federasi dari koloni-koloni yang terpisah terbentuk pada tanggal 1 Januari 1901. Tentara Australia turut berperang bersama Inggris dalam Perang Boer dan Perang Dunia I. Negara ini terpukul berat oleh masa depresi, saat harga untuk wol dan gandum dua produk utama dalam ekonomi jatuh. Di tahun 1931, hampir sepertiga pencari nafkah menjadi pengangguran, dan kemiskinan pun merajalela. Namun, di tahun 1933, perekonomian Australia mulai pulih. Saat Perang Dunia II pecah, balatentara Australia turut berjuang bersama Inggris di Eropa, namun Amerika Serikat-lah yang membantu melindungi Australia dari serbuan pasukan udara Jepang, dengan mengalahkan mereka di Perang Laut Coral. Perang Dunia II, datanglah arus imigrasi dari Eropa, yang memberikan sumbangsih besar terhadap negara, menghidupkan kembali budaya dan memperluas wawasan pandang Australia. Era pasca perang ini merupakan saat-saat booming di Australia, karena adanya permintaan yang tinggi terhadap bahan baku mentah. Australia mengikuti Amerika Serikat dalam Perang Korea, dan di tahun 1965 mengirimkan pasukan untuk membantu AS di Perang Vietnam, meskipun dukungan terhadap keterlibatan Australia ini tidaklah menyeluruh. Masalah bagi banyak pemuda Australia adalah wajib militer yang diterapkan dalam tahun 1964. 3 Kerusuhan akibat wajib militer ini merupakan salah satu faktor naiknya partai Buruh Australia Labor Party ke jenjang kekuasaan di tahun 1972, di bawah kepemimpinan Gough Whitlam. Pemerintahan Whitlam menarik pasukan Australia dari Vietnam, menghapuskan biaya pendidikan tinggi dan dinas nasional, menerapkan sistem perawatan kesehatan yang gratis dan tersedia untuk umum, serta mendukung hak tanah bagi masyarakat Aborigin. Namun demikian, pemerintahan ini mendapat tentangan dari Senat dan berkembangnya isu salah manajemen. Tanggal 11 November 1975, gubernur jenderal perwakilan kerajaan Inggris di Australia membubarkan parlemen dan membentuk pemerintah sementara yang dipimpin oleh ketua Partai Liberal, Malcolm Fraser. Langkah ini merupakan yang pertama kali dilakukan oleh gubernur jenderal. Koalisi partai Liberal yang konservatif dengan Partai Tanah Air Nasional memenangkan pemilu berikutnya. Pemerintahan partai Buruh baru kembali di tahun 1983, saat mantan pemimpin serikat pekerja, Bob Hawke, berhasil memenangkan partainya. 3 Australia masa kini Setelah menjabat selama 11 tahun di pemerintahan, Partai Liberal Australia yang dipimpin oleh John Howard tidak terpilih lagi di Pemilu 2007. Dari Partai Buruh, Kevin Rudd dilantik sebagai Perdana Menteri Australia yang ke-26 pada tanggal 3 Desember 2007. Australia memiliki sistem pemerintahan parlemen dua tingkat, berdasarkan sistem Westminster. Terdapat tiga tingkat pemerintahan federal, negara bagian dan lokal. Parlemen federal terdiri dari Dewan Perwakilan House of Representatives dan Senat. Partai yang menduduki jumlah kursi terbanyak di Dewan Perwakilan akan membentuk pemerintahan. Di paro terakhir abad 20, satu bagian dari budaya dan sejarah Australia yang kurang dikenal mulai muncul dan mendapatkan pengakuan yang lebih luas, khususnya melalui seni, sastra dan film; dan sebagai akibatnya, ikon â Australian battlerâ menjadi semakin kurang relevan. Para imigran membawa kisah, budaya dan mitos-mitos mereka sendiri, untuk berbaur dengan kalangan kolonial Australia. Juga ada pengakuan yang sudah lama ditunggu, yaitu Aborigin Australia merupakan fundamental dari definisi sejati budaya nasional masa kini. 4 âImpian Besar Australiaâ yaitu memiliki rumah, yang dimulai di masa keemasan di tahun 1950-an, terus berlanjut dan menghasilkan suburbanisasi besar-besaran di kota-kota Australia, khususnya di Sydney dan Melbourne. Arsitektur Australia masa kini sebenarnya tidak memiliki gaya yang khas, dan tren dari luar negeri seringkali mendominasi proyekproyek pembangunan besar. Dalam banyak hal, bangunan âmodernâ yang paling menarik sebenarnya merupakan daur ulang bangunan bergaya Victoria atau dari era lainnya. Meskipun demikian tetap ada pengecualian, dan yang terkenal antara lain Convention Centre di Darling Harbour Sydney, Melbourne Museum, serta Cultural Centre di UluruKata Tjuta National Park di bagian tengah Australia, yang didesain sesuai konsultasi dengan dengan pemilik tradisional cagar alam tersebut. Kompleks Federation Square Melbourne, dengan bentuk geometriknya yang tajam, mencerminkan arsitektur modern yang penuh tantangan, tepat di jantung kota. Sehatnya perekonomian saat ini terbukti dari dolar Australia yang relatif tinggi, peningkatan perdagangan dengan Cina dan beberapa keuntungan yang tinggi dan mencetak rekor pada bisnis-bisnis setempat. Semua ini dibarengi dengan inflasi dan angka pengangguran yang rendah. Namun, di sisi negatifnya adalah meningkatnya defisit perdagangan negara sampai $20 miliar, hutang rumah tangga rata-rata yang melonjak tinggi dan harga perumahan di pusat urban yang semakin tak terjangkau. 4 Kebudayaan dan Multibudaya Meskipun penduduk Australia gemar olahraga, mereka juga diam-diam âmenjalin cintaâ dengan kesenian. Mulai dari film, sastra dan musik sampai teater, tari dan seni visual, berbagai kota di Australia semua memiliki citarasa budaya yang sehat. Agar Anda dapat mencicipi apa yang ditawarkan di seluruh pelosok negeri, bagian berikut ini menyoroti seni visual, memberi info mengenai galeri dan museum yang memamerkan karya seni Australia di masing-masing ibukota negara bagian. Koleksi permanen di tempat-tempat ini bebas biaya selain Migration Museum Adelaide. Tentu saja, bukanlah budaya Australia apabila tanpa dimensi multibudaya yang dimilikinya. Silahkan membaca lebih lanjut untuk mengetahui seberapa banyak ragam budaya negeri ini. 5 Australia senantiasa mendapatkan manfaat dari dimensi multibudayanya â sebagai salah satu negara paling beragam di dunia â dengan menikmati kekayaan gagasan, pikiran, citarasa serta gaya hidup. Sensus terakhir melaporkan bahwa 23% dari populasi lahir di negeri asing, dan lebih dari 40% penduduk Australia berasal dari budaya campuran. Setiap empat menit delapan detik, Australia mendapatkan seorang imigran internasional baru. Banyak orang Australia yang lahir di negeri asing datang dari Italia dan Yunani setelah Perang Dunia II, tapi imigran yang lebih baru umumnya datang dari Selandia Baru dan Inggris, serta dari China, Vietnam, Afrika dan India, selain berbagai tempat lain. Sekitar 2,2% dari populasi menyatakan diri sebagai Aborigin, dan sebagian besar bermukim di Northern Territory. Penduduk asli Australia lainnya, Torres Strait Islanders, umumnya merupakan orang Melanesia, dan bermukim di utara Queensland serta di kepulauan Torres Strait antara Cape York dan Papua Nugini. B. Pendidikan di Australia Peringkat sistem pendidikan Australia menurut The Programme for International Student Assessment PISA untuk tahun 2006 adalah pada skala dunia 6 untuk Membaca, 8 untuk Sains dan 13 untuk Matematika. Education Index yang diterbitkan bersama dengan badan PBB Human Development Index pada tahun 2008, berdasarkan data dari tahun 2006 tersebut, daftar Australia sebagai 0,993 di antara yang tertinggi di dunia. Ranking Australia berdekatan dengan negara-negara ranking teratas yaitu Denmark, Finlandia dan Selandia Baru. Pendidikan di Australia merupakan tanggung jawab negara bagian dan teritori. Setiap negara bagian atau wilayah pemerintah menyediakan dana dan mengatur sekolah negeri dan swasta dalam area otonominya, pemerintah federal membiayai universitas, namun mereka menetapkan kurikulum mereka sendiri. Secara umum, pendidikan di Australia mengikuti model tiga-lapis yang meliputi a. pendidikan dasar primary schools b. pendidikan menengah secondary schools/high schools c. pendidikan tinggi universities dan atau TAFE Colleges. 1. Tujuan Pendidikan 6 Tujuan umum berbagai sektor pendidikan Australia digariskan dalam undang-undang yang membentuk departemen pendidikan negara bagian, universitas, dan lembagalembaga pendidikan lainnya. Tujuan umum ini biasanya dilengkapi dengan tujuan-tujuan yang lebih oleh badan-badan yang relevan. Tujuan pendidikan ini mengisyaratkan perlunya pengembangan antara pelayanan kebutuhan individu dan kebutuhan masyarakat melalui sistem pendidikan. Pada level sekolah, tekanan adalah pada pengembangan potensi murid sebaik mungkin. Pada tingkat pendidikan tinggi, tekanan yang lebih besar diarahkan pada pencapaian kebutuhan pendidikan untuk kepentingan ekonomi serta masyarakat secara umum. Untuk mencapai tujuan umum ini, berbagai sektor pendidikan tinggi harus mempunyai fokus program yang berbeda-beda. Misalnya, universitas lebih mengutamakan pengembangan ilmu pengetahuan, sedangkan sektor pendidikan teknik dan pendidikan lanjutan lainnya lebih memusatkan perhatian pada pendidikan kejuruan. Pada dasarnya, pemerintah federal Australia tidak campur tangan langsung tentang tujuan pendidikan kecuali hanya melalui tujuan umum yang dinyatakan dalam undangundang, tetapi pemerintah federal menyediakan hampir seluruh dana pendidikan, dan memberikan arah pendidikan. 2. Struktur dan Jenis Pendidikan 1 Pendidikan Dasar primary school Pendidikan prasekolah lebih bervariasi pengadministrasian, pendanaan serta kurikulumnya dibandingkan sektor pendidikan lainnya karena banyak dikelola oleh badan-badan swasta, dan keterlibatan pemerintah juga berbeda-beda terhadap lembaga ini. Pada umumnya, makin dekat umur anak ke batas umur masuk sekolah makin besar pula kemungkinan anak masuk prasekolah Taman Kanak-kanak; kehadiran anak di sekolah dijadwalkan penuh, dan sekolah diselenggarakan dalam lingkungan sekolah dasar atau dalam lingkungan lembaga lain sesuai dengan bantuan yang diterimanya dari pemerintah. Hampir semua anak yang berusia lima tahun masuk pendidikan Tamankanak yang dilaksanakan secara penuh. Bagi anak-anak berusia di bawah lima tahun program prasekolah ini dilaksanakan tidak secara intensif dan sebagian besar diselenggarakan atas dasar sukarela badan-badan swasta. 7 Jenjang pendidikan sebelum sekolah dasar di Indonesia dan Australia Barat samasama dikenal dengan pendidikan prasekolah kindergarten. Pendidikan prasekolah TK di Indonesia kebanyakan merupakan lembaga yang berdiri sendiri dengan gedung yang terpisah dari gedung sekolah dasar. Sedang kindergarten di Australia kebanyakan menyatu dalam satu kompleks dengan Primary School, meski lokasinya agak terpisah sedikit dari sekolah dasar tersebut. Kelulusan Taman Kanak-kanak tidak menjadi persyaratan untuk masuk Sekolah Dasar. Meskipun kindergaten tidak menjadi persyaratan untuk masuk sekolah dasar, namun kebanyakan siswa sekolah dasar di Australia kebanyakan merupakan tamatan taman kanak-kanak. Selain itu, sebelum masuk TK, ada anak-anak di bawah lima tahun dapat dimasukkan ke lembaga Pendidikan Anak Usia Dini PAUD. Waktu yang diperlukan untuk menyelesikan pendidikan dasar adalah 6â7 tahun. Pada umumnya siswa memasuki pendidikan dasar pada umur 6 atau 7 tahun. Berbeda dengan di Indonesia dimana siswa diharuskan menempuh ulangan-ulangan dan ulangan umum untuk dapat naik ke kelas berikutnya, siswa di sekolah dasar di Australia tidak mengenal ulangan. Mereka secara otomatis naik ke kelas berikutnya sejalan dengan pergantian tahun. Tahun pertama di sekolah dasar Australia disebut Year 1 dan seterusnya hingga Year 6. Ada Negara Bagian Australia yang menetapkan lama pendidikan dasar adalah 6 tahun New South Wales NSW, Victoria Vic, Tasmania Tas, dan Australian Capital Territory ACT. Tetapi ada juga yang menetapkan lama pendidikan dasarnya adalah 7 tahun South Australia SA, Northern Territory NT, Queensland Qld, dan Western Australia WA Magabook 2000. 2 Pendidikan Menengah secondary schools/high schools Pendidikan menengah atau dikenal sebagai Secondary Education di Australia memerlukan waktu antara 5 sampai 6 tahun. Tahun pertama di pendidikan menengah disebut Year 7 dan seterusnya hingga Year 11. Jenjang pendidikan menengah berakhir pada Year 11. Untuk negara bagian yang menerapkan pendidikan dasarnya selama 7 tahun, maka pendidikan menengahnya memerlukan waktu selama 5 tahun saja yaitu di negara bagian SA, NT, Qld, dan WA. 8 At primary and secondary level government schools educate the majority of students. The major part of their costs is met by the relevant State or Territory government.[1] Private schools, both religious or secular the latter often with specialisations, may charge higher fees. Regardless of whether a school is government or private, it is regulated by the same curriculum standards framework. Most schools, government and private, enforce a uniform or dress code, although there are varying expectations. a. Sekolah negeri government or state school Government or state schools are run by the respective state government. They offer free education; however, many schools ask parents to pay a voluntary contribution fee. They can be divided into two categories open and selective school. The open schools accept all students from their government-defined catchment areas, and teach using the CSF. Many open government schools have selective classes in which well performing students are offered extended and accelerated work. Selective government schools are considered more prestigious than open government schools. They have high entrance requirements and cater to a much larger area. Entrance to selective schools is often highly competitive. Some of the renowned selective government schools are Fort Street High School, Sydney Boys High School, Sydney Girls High School, Girls' High School, Melbourne High School 1st in Victoria, James Ruse Agricultural High School 1st in NSW, North Sydney Boys High School, Golden Grove High School, North Sydney Girls High School, Australian Science and Mathematics School and Perth Modern School. b. Sekolah swasta Private school Private schools can also be divided into two groups. Religious systems of education are operated by the Anglican, Lutheran, Roman Catholic denominations with there also being a number of other church or parachurch based low fee schools. By far the most numerous are Catholic schools, which are run by the respective state or territories Catholic Department of Education, although some more prestigious Catholic schools are independent. The rest are known as Independent schools, which are largely Protestant grammar schools. There are also 9 a few Jewish and Islamic schools and a significant number of independent Montessori schools. Larger independent schools are known for charging higher tuition fees. In particular, the major independent schools in each city such as the APS Schools in Melbourne charge high fees and are therefore able to afford facilities that government Schools and Departmental Catholic Schools cannot. Funding for independent schools often comes under criticism from the Australian Education Union and the Australian Labor Party because, in addition to their fees, these schools also receive funding from the government. It is sometimes assumed, by parents or other observers that attending a private school will guarantee achievement in later life, because of a perceived superiority, real or imagined. Private school fees can vary from under $1,000 per year to $20,000 and upwards, depending on the student's year level and the school's size. Private school uniforms tend to be more expensive than those for public schools, and more strictly enforced. 3 Pendidikan Tinggi universities dan atau TAFE Colleges Setelah tahun ke 11 ini, siswa dapat memilih ke arah mana jenjang pendidikan yang ia ingin tempuh. Jika seorang siswa berminat dalam bidang-bidang ilmu yang aplikatif, maka ia dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi yang khusus disiapkan untuk itu. Lembaga pendidikan ini dikenal sebagai Vocational Education and Training VET atau Colleges for Technical and Further Education TAFE. Lulusan dari TAFE pada umumnya akan menjadi tenaga teknisi. Jika siswa tersebut berminat ke bidang-bidang ilmu yang lebih bersifat teoritis. maka ia akan memasuki perguruan tinggi universitas. Untuk dapat memasuki universitas, seorang siswa Australia harus menempuh Year 12 yang dikenal juga sebagai Matriculation Year. Dalam tahun terakhir dari pendidikan menengah ini, para siswa digembleng dengan intensif agar dapat lulus ujian negara dengan nilai yang memuaskan. Makin tinggi nilai yang diperoleh, makin mudah siswa tersebut memilih 10 perguruan tinggi yang ia sukai. Seperti halnya di berbagai negara, paspor untuk dapat diterima di universitas favorit adalah nilai ujian Matriculation yang setinggi mungkin. Akan tetapi tidak semua yang mempunyai nilai baik dalam Matriculation Year dapat diterima langsung di perguruan tinggi yang diinginkannya. Hal ini disebabkan oleh karena keterbatasan tempat di perguruan tinggi bersangkutan untuk bidang-bidang ilmu tertentu umumnya bidang ilmu yang popular dan âbasahâ. Bagi siswa yang mengalami kejadian ini, mereka tidak perlu berkecil hati karena dapat memasuki perguruan tinggi dengan menempuh VET atau TAFE terlebih dahulu. Pada umumnya, perguruan tinggi akan menerima lulusan VET atau TAFE yang akan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Nilai kredit yang telah diperoleh dari VET atau TAFE akan diperhitungkan dalam menentukan jenjang yang akan dimasukinya. Pendidikan tinggi universitas di Australia dapat di bagi menjadi dua jenjang, yakni jenjang sarjana dikenal sebagai undergraduate level dan jenjang pascasarjana dikenal sebagai postgraduate level untuk memperoleh gelar Masters atau PhD. Jenjang sarjana dapat diselesaikan dalam waktu 3 tahun dan memperoleh gelar Bachelor, yakni Bachelor of Arts BA atau Bachelor of Science Bsc tergantung pada bidang ilmu yang ditempuh oleh mahasiswa/i tersebut. Jenjang Sarjana undergraduate level S1 Perguruan Tinggi Jenjang Pascasarjana postgraduate level S2 dan S3 Gambar 1. Jenjang Pendidikan di Perguruan Tinggi Jika mahasiswa/i tersebut berminat melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi ke jenjang pascasarjana, maka ia perlu belajar lagi selama 1 satu tahun. Jenjang ini dikenal sebagai Honours Level, dan gelar yang diperolehnya akan menjadi 11 BA Hons atau Bsc Hons sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuninya. Tingkat kelulusan di jenjang Honours ini sangat menentukan bagi kelanjutan pendidikan sang mahasiswa di jenjang pascasarjana. Ada empat tingkat kelulusan pada jenjang Honours, yaitu First Class Honours I ; Upper Second Class Honours II-A ; Lower Second Class Honours II-B ; dan Third Class Honours III. Banyak universitas di Australia menerima mahasiswa/i untuk program S3 Doktor langsung dari jenjang Honours, jika ia mendapatkan Honours peringkat I atau II-A. Tetapi jika mahasiswa/i tersebut mendapat peringkat II-B, ia diharuskan menempuh jenjang S2 Masters terlebih dahulu. Sekarang, universitas di Australia cenderung menganjurkan para mahasiswa/i pascasarjana untuk menempuh jenjang S2 terlebih dahulu sebelum menempuh jenjang S3. Jika kemajuan yang dicapai oleh sang mahasiswa/i tersebut sangat baik pada tahap-tahap akhir di jenjang S2, maka ia diperkenankan untuk mengalihkan programnya ke jenjang S3. Bagi mahasiswa yang mendapat peringkat Honours III, ia tidak diperkenankan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Lama pendidikan untuk jenjang S2 adalah 1 sampai tahun, sedangkan untuk jenjang S3 diperlukan waktu 3 sampai tahun. Pendidikan tingkat S2 dapat dilakukan melalui tiga metoda, yaitu dengan mengikuti perkuliahan saja dikenal sebagai Masters by Coursework yang memerlukan waktu antara 12 - 18 bulan; atau melalui penelitian Masters by Research yang memerlukan waktu antara - tahun; atau kombinasi dari keduanya Masters by Coursework & Research yang memerlukan waktu sekitar 2 tahun. Sering calon mahasiswa/i pasca dari negara lain yang tidak mengenal sistem pendidikan di Australia agak bingung jika ditanya dengan cara apa ia akan menempuh jenjang S2nya. Jika calon mahasiswa/i S2 tersebut di kemudian hari bermaksud untuk mengambil program S3, maka sang calon sangat dianjurkan untuk mengambil program Masters by Research atau Masters by Coursework and Research. Perguruan tinggi di Australia tidak mau menerima mahasiswa program S3 jika orang tersebut memperoleh Masters by Coursework. Dasar pertimbangannya adalah karena semua program S3 di Australia ditempuh melalui penelitian by Research. Sistem ini 12 berbeda dengan sistem pendidikan di Amerika Serikat misalnya, dimana sebagian dari program S3 di Amerika harus mengikuti perkuliahan. Bagi kandidat S3 yang telah menyandang gelar S2 dari luar Australia, biasanya mereka harus memasuki program penyesuaian lamanya berkisar antara 1 â 2 semester. Program tersebut disebut sebagai Qualifying Master Program. Program ini berlaku bagi penyandang S2 baik dari Amerika, Canada, Inggris, dan juga dari Indonesia. Selama program ini, kandidat S3 akan mengambil mata-mata kuliah yang diperlukan untuk program S3 nya, dan yang belum diambil ketika menempuh program Mastersnya. Setelah melewati program ini dengan baik, pada semester tahun berikutnya , kandidat tersebut langsung memasuki program S3 nya. Meskipun dalam sistem Australia, program S3 adalah penelitian tidak ada kuliah, kandidat tersebut harus memberikan seminar tentang kemajuan penelitiannya setiap tahun di hadapan tim senat akademik sekolah/fakultas. Seminar tersebut dihadiri oleh staf maupun mahasiwa pasca sarjana lainnya. Pembimbing supervisor tidak termasuk dalam tim tersebut. Ia hadir untuk mengevaluasi bagaimana mahasiswa/i yang dibimbingnya menjawab semua pertanyaan yang diajukan dalam seminar tersebut. Dari seminar tersebut, kandidat memperoleh masukan apakah metodanya sudah baik, atau perlu diperbaiki, dan saran-saran akademik lainnya. Jika metoda yang ia gunakan ternyata salah sangat jarang terjadi, maka terpaksa kandidat S3 tersebut harus mengulangi penelitiannya. Forum tersebut dapat digunakan oleh sang kandidat untuk meningkatkan kualitas atau memperoleh masukan dari makalah ilmiah yang ditulisnya sebelum dipublikasikan di suatu jurnal ilmiah yang terkait. Australia memiliki sistem pendidikan komprehensif tunggal yang mencakup 17 kualifikasi pendidikan yang dikenal dengan âAustralian Qualification FrameworkâAQF. Sistem AQF ini cukup fleksibel, yaitu menghubungkan semua kualifikasi jenjang pendidikan termasuk sekolah menengah umum, pendidikan pelatihan dan kejuruan, serta universitas. Sistem yang fleksibel ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan siswa sesuai dengan keterampilan/pengetahuan yang ingin diraih dengan memilih jalur yang paling menguntungkan. 4 Program Diklat yang Tersedia 13 Pada umumnya, sebuah Institute mengelola diklat dengan program keahlian yang sangat lengkap dari berbagai bidang pengetahuan dan keterampilan, dari mulai bisnis manajemen, teknologi, pertanian, hospitality and tourism, biomedical, food technology, art and design, optical, sampai kepada keperawatan kesehatan health care, sehingga calon siswa sangat bebas menentukan pilihan program yang akan diambil berdasarkan kesenangan maupun tujuan/rencana pekerjaan yang ingin digelutinya. Meski demikian, memang ada program-program yang sangat diminati oleh masyarakat sehingga pendaftarnya sangat melimpah. Sementara program yang digemari oleh siswa dari Indonesia adalah Accounting, Cookery, dan Hairdressing. Dan pelaksanaan program dari seluruh bidang keahlian sudah menerapkan sertifikasi sesuai dengan kompetensi yang diambil. TAFE yang keberadaannya di Australia lebih dari 80 buah dan dengan total siswa lebih dari 1,7 juta orang memilki tugas yang sangat penting dalam mengembangkan sumber daya manusia yang terampil dan profesional, oleh karena itu pengelolaannya khusus untuk program-program prektek dan kejuruan didesain bersama-sama dengan industri. TAFE sangat komit dengan kualitas, dan untuk mewujutkan hal tersebut TAFE bekerja sama dengan asosiasi standar nasional yang dirancang untuk meyakinkan/menstandardisasi kualitas dari pendidikan dan pelatihan vokasional The Australian Quality Training Framework AQTF. Di samping program-program vokational umumnya juga menyiapkan/menawarkan program kursus bahasa Inggris, seperti di Box Hill Institute tersedia ELICOS, khususnya bagi overseas students siswa dari mancanegara. Calon siswa harus 1 Memiliki kemampuan bahasa Inggris yang memadai TOEFL = 500, atau IELTS = 2 Dilihat dari kemampuan akademik calon siswa tersebut academic record. Akan tetapi, bagi yang belum bisa mencapai syarat tersebut, terutama untuk kemampuan berbahasa setempat dapat langsung belajar bahasa Inggris di sana yang memang sudah disiapkan bagi overseas students. D. Manajemen Pendidikan 1. Otorita Berdasarkan Konstitusi Australia, pendidikan adalah tanggung jawab negara bagian, di setiap negara bagian, seorang Menteri Pendidikan dengan sebuah departemen pendidikan 14 melaksanakan pendidikan dasar dan menengah, dan adakalanya juga pendidikan prasekolah pada daerah itu. Departemen pendidikan merekrut dan mengangkat guru-guru, dan hampir semua staf/karyawan, menyediakan gedung-gedung, peralatan serta perlengkapan lainnya, dan menyediakan anggaran bagi sekolah-sekolah pemerintah. Pada sektor pendidikan dasar dan TAFE, tugas departemen pendidikan berbeda-beda antara negara-negara bagian. Pada beberapa negara bagian, departemen pendidikan merupakan penyelenggara utama dan koordinator pendidikan dasar, sementara pada negara bagian lain tugas itu bukan menjadi tugas utama. Dalam penyelenggaraan TAFE, pola umumnya ialah ke arah pengadministrasian yang terpisah dari pendidikan dasar. Pada beberapa negara bagian, dibentuk badan koordinasi untuk memberikan saran kepada menteri pendidikan tentang prioritas-prioritas dalam sektor pendidikan. Di samping bantuan dana umum yang diberikan kepada negara bagian, Commonwealth semenjak awal tahun 1970-an, telah pula menyediakan dana untuk tujuantujuan pendidikan khusus melalui Komisi Sekolah Commonwealth Commonwealth Schools Commission, disingkat CSC dan melalui Komisi Pendidikan Tinggi Commonwealth Commonwealth Tertiary Education Commission, disingkat CTEQ. Tanggung jawab politik di tingkat Commonwealth dijalankan oleh Menteri Pendidikan yang harus akuntabel kepada Parlemen Commonwealth. Menteri Pendidikan Commonwealth sering melakukan pertemuan dengan Menteri-menteri Pendidikan negara bagian melalui keanggotaan Dewan Pendidikan Australia atau the Australien Education Council AEC. Dewan ini merupakan forum nasional yang akan membicarakan masalahmasalah prioritas dan kebijakan pendidikan. Sekolah-sekolah yang statusnya bukan negeri merupakan bagian yang sangat penting dalam sistem pendidikan Australia, dan sekolah-sekolah swasta ini menampung 24% dari seluruh siswa dalam tahun 1982, jumlah yang terus meningkat semenjak awal 1970-an. Hampir semua sekolah swasta berkaitan erat dengan dewan-dewan gereja, di antaranya, sekolah-sekolah Katolik Roma memiliki jumlah sekolar yang paling banyak, menampung hampir 80% siswa-siswa swasta. Selain dari keharusan untuk mengikuti standar pendidikan minimal yang telah ditentukan untuk keperluan registrasi, sekolah-sekolah swasta pada umumnya bebas dari pengawasan pemerintah. 15 Universitas dan institusi CAE adalah lembaga-lembaga otonomi yang didirikan berdasarkan undang-undang. Pendanaan bagi lembaga ini sepenuhnya menjadi beban Commonwealth dan dikelola melalui CTEC Commonwealth Tertiary Education Council. Tetapi setiap negara bagian membentuk badan kkoordinasi untuk merencanakan dan mengkaji pendidikan tinggi mengonsultasikannya dengan CTEC. 2. Pendanaan Fungsi pemerintah dalam pengadaan pendidikan tercermin pada sumber dan sistem pendanaan. Misalnya, dari pengeluaran sebesar A$7,700 juta untuk biaya pendidikan dalam tahun 1980- 81, sekitar 94% bersumber dari pemerintah, baik dari Commonwealth atau negara bagian. Sungguhpun pendidikan secara konstitusional menjadi tangguang jawab pemerintah bagian, tetapi pada prakteknya pendanaan pendidikan itu merupakan tangguang jawaban; bersifat amalgam, yaitu gabungan dari berbagai sumber dana. Negara bagian punya tanggung jawab utama membiayai pendidikan prasekolah, sekolah dasar dan menengah negeri, dan TAFE, serta menyediakan bantuan bagi sekolah-sekolah swasta termasuk prasekolah pra Taman Kanak-kanak. Pada tahun 1980-1981, dari pengeluaran pemerintah untuk pendidikan, pemerintah negara bagian menyediakan 61% dari anggarannya sendiri, dan selebihnya berasal dari pemerintah Commonwealth. Pada tahun itu pengeluaran pemerintah untuk pendidikan mencapai 15,2% dari keseluruhan belanja pemerintah. Pada tahun-tahun berikutnya, persentase ini berangsur-angsur menurun. Dalam tahun 1990, pengeluaran untuk pendidikan menjadi 14,8% dari total pengeluaran negara, yaitu 13,5% dalam tahun 1995. Dari GNP, pada tahun 1990 Australia mengalokasikan 5,3% dalam tahun 1995. Sedangkan pendanaan pemerintah atas sekolah-sekolah yang bukan negeri swasta masih merupakan isu pendidikan Australia yang diperdebatkan. Mahasiswa purnawaktu tingkat Sarjana Muda Strata-1 berhak mendapat bantuan biaya hidup. Dalam tahun 1983, bantuan maksimal per tahun bervariasi antara A$ 2,000 bagi yang tinggal bersama orang tuanya, dan A$3,100 bagi yang keuangannya tergantung pada kiriman orang tua; tambahan bantuan juga dapat dibayarkan kepada tanggungan. Mahasiswa pascasarjana purnawaktu berhak mendapatkan bantuan award yang sifatnya 16 kompetitif yang jumlahnya A$ 900 per tahun ditambah bantuan untuk tanggungan. Bantuan ini mencapai 30% dari mahasiswa pascasarjana yang berhak menerima. Bantuan keuangan bagi siswa pendidikan menengah yang purna waktu diberikan kepada siswa yang berusia di bawah 19 tahun dengan harapan agar mereka mampu menyelesaikan pendidikan sekolah menengahnya. Besar bantuan maksimal per tahun adalah A$1000, dan siswa dari keluarga berekonomi lemah mendapat bantuan ini. Dalam tahun 1993 rantuan maksimal adalah A$4000 per tahun bagi mahasiswa yang biaya pendidikannya tergantung pada orang tua, dan A$6000 bagi mahasiswa mandiri. Mulai tahun 1989 mahasiswa perguruan tinggi di Auatralia diharuskan membayar bagian dari uang kuliahnya. Pada tahun 1993 besarnya uang kuliah tersebut adalah A$2,300 per tahun yang berarti 20% dari pengeluaran pemerintah untuk setiap mahasiswa per tahun. Pembayaran uang kuliah ini dapat dilakukan dengan dua cara Pertama, mahasiswa dapat membayarnya sekaligus pada waktu pendaftaran dengan memperoleh sedikit diskon atau membayarnya melalui pajak penghasilan setelah meninggalkan kampus. Dalam hal pilihan kedua ini, pembayaran pertama dimulai apabila penghasilan yang bersangkutan telah mencapai A$27,000 per tahun, jumlah rata-rata penghasilan masyarakat saat itu. 3. Personalia Dalam tahun 1981, 92,000 orang guru purna waktu bertugas pada sekolah-sekolah pendidikan dasar 86,000 orang di sekolah menengah yang menjadikan rasio murid-guru 20,3 pada pendidikan dasar dan 12,9 pada pendidikan menengah. Pada seluruh sistem sekolah, rasio murid-guru tahun 1981 adalah 16,8, suatu kemajuan yang luar biasa dibandingkan dengan rasio pada tahun 1970 yaitu 23,2. Jumlah staf profesional serta staf pembantu lainnya juga naik. Dalam tahun 1990, jumlah guru pendidikan dasar naik menjadi 99,000 orang, dan guru sekolah menengah naik menjadi 103,000 orang. Dari tahun 1955 sampai 1977, pengangkatan guru-guru meningkat dengan cepat, namun demikian kekurangan guru tetap saja terjadi. Tetapi semenjak 1977, permintaan tambahan guru menurun karena peningkatan belanja pendidikan sangat lamban, jumlah mahasiswa stabil, dan resesi ekonomi berakibat kurangnya jumlah guru yang berhenti. Sebagai salah satu usaha untuk mengatasi menurunnya pengangkatan guru, pihak 17 pendidikan tinggi mengurangi penerimaan mahasiswa yang masuk ke lembaga pendidikan guru. Kebijakan ini mengundang kritikan karena dasar pertimbangan yang dipakai dalam proyeksi meletakkan terlalu rendah underestimate kebutuhan atas tambahan guru di masa yang akan datang, khususnya apabila pertumbuhan ekonomi membaik kembali. Pada tingkat pendidikan tinggi, pertambahan staf pengajar terjadi pada TAFE. Hampir semua guru prasekolah dan pendidikan dasar serta kebanyakan guru-guru sekolah menengah dididik pada CAE; sejumlah guru-guru sekolah menengah, dan beberapa orang guru pendidikan dasar mendapat pendidikan di universitas. Sebagian guru-guru swasta mendapat pendidikan pada sekolah-sekolah pendidikan guru yang dikelola oleh badanbadan keagamaan. Lamanya pendidikan bagi guru-guru prasekolah dan pendidikan dasar biasanya empat tahun. Semua sistem sekolah memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mendapatkan pendidikan dalam jabatan inservice education, termasuk peningkatan kualifikasi atau ijazah dengan menyelesaikan kuliah-kuliah yang disetujui terlebih dahulu. 4. Kurikulum dan Metodologi Pengajaran Suatu kecenderungan pada semua sistem sekolah negeri semenjak awal 1970-an adalah pendelegasian tanggung jawab kurikulum kepada sekolah-sekolah. Tetapi kecepatannya sangat bervariasi. Pada beberapa negara bagian, pedoman kurikulum dibuat terpusat tetapi sekolah-sekolah dapat mengadaptasikannya untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan lokal. Pada negara bagian yang lain, pejabat-pejabat yang relevan di pusat menyusun tujuan umum dan sekolah menjabarkannya ke dalam bentuk kurikulum yang rinci tetapi tetap berada dalam kerangka tujuan umum yang telah ditetapkan. Pengecualian yang agak besar terjadi pada kurikulum sekolah menengah untuk kelas-kelas terakhir; detail kurikulum disusun secara terpusat untuk kepentingan ujian eksternal. Pada kedua territories , the Australian Capital Territory ACT dan the Northern Territory, sekolah relatif memiliki otonomi yang lebih luas dan dapat mengembangkan kurikulumnya atas dasar tujuan umum yang ditentukan di tingkat sekolah. Di pusat, penyusunan pedoman kurikulum serta objektif kurikulum secara umum biasa renjadi tanggung jawab seksi kurikulum dalam departemen pendidikan. Pedoman kurikulum pada dasarnya disusun oleh komisi-komisi kurikulum yang sudah ada untuk setiap bidang. Walaupun sekolah-sekolah swasta memiliki otonomi yang cukup luas dalam 18 hal kurikulum, dalam banyak hal mereka mengikuti kurikulum yang sama yang dipakai di sekolah-sekolah negeri dalam negara bagian atau teritorinya. Pusat Pengembangan Kurikulum Curriculum Development Centre, CDC dibentuk oleh pemerintah Commonwealth dalam tahun 1975 untuk membantu mengkoordinasi dan mendiseminasikannya, serta menyiapkan materi kurikulum. Buku-buku pelajaran dan ujian disiapkan oleh berbagai badan termasuk seksi kurikulum, departemen pendidikan, Dewan Penelitian Pendidikan Australia ACER, Pusat Pengembangan Kurikulum CDC, penerbit buku-buku akademik yang komersial, dan asosiasi guru-guru bidang studi. Tanggung jawab tentang metodologi pengajaran pada prinsipnya terletak pada masingmasing guru dan sekolah. Pada umumnya format pengajaran pada pendidikan dasar ialah seorang guru memegang satu kelas, tetapi ada kecenderungan terjadinya variasi pengelompokan kelas. Sama halnya di sekolah menengah, hampir semua siswa tetap berada dalam kelompok-kelompok umur yang bersamaan, dan mereka diajar oleh guruguru bidang studi, dan ada pala kecenderungan untuk mengelompokkan siswa tidak berdasarkan kesamaan umur horizontal age grouping tetapi beda umur vertical age grouping, diajar oleh tim guru team teaching, dan siswa dikelompokkan dalam formatformat kecil. Masalah kurikulum yang krusial dalam sistem pendidikan Australia tereletak terutama pada isi kurikulum curriculum content, yaitu menentukan isi kurikulum yang cocok untuk masyarakat. Hal ini timbul disebabkan oleh perubahan yang terjadi dalam masyarakat Australia dan komposisi penduduk. Lebih sulit memperoleh kesepakatan tentang isi kurikulum saat ini dibandingkan dengan masa sebelumnya karena masyarakat Australia yang semakin pluralistik dan sekaligus multikultural. Sesudah tahun 1970, semua departemen pendidikan terlibat dalam peninjauan kembali tujuan, struktur, dan kurikulum. Di antara upaya yang dilakukan adalah menentukan dan mengembangkan kurikulum inti. Di sampung itu, pada tingkat pendidikan menengah, banyak sekolah yang menawarkan mata kuliah alternatif di luar mata kuliah yang sudah ada, dengan prioritas pada bidang keahlian kejuruan dan teknologi. Tetapi masih banyak lagi tugas yang harus dilakukan. Curriculum Framework di Australia disusun dalam rangka menyongsong datangnya Abad XXI, dengan semboyan "Educating our Children to succeed in the 21th Century". 19 Prof. Lesley Parker, Chair of the Curriculum Council, menyatakan rasa bangganya, karena "The Curriculum Framework was developed through a unique cosultative process that involved almost teachers, parents, academics, curriculum officers, students and other members of the community". Dengan kata lain, pengembangan kurikulum di Australia telah melibatkan semua stakeholder pendidikan. Ada beberapa hal yang menarik dalam Curriculum Framework a. Pertama, ada 8 kondisi yang melatarbelakangi pengembangan kurikulum di Australia, yaitu 1 cultural diversity, 2 changes in the family structure, 3 rapid pace of technologival change, 4 global environmental issues, 5 changing nature of social conditions, 6 change in the workplace, 7 inter-dependence in the global economy, 8 uncertain standards of living. b. Kedua, ada lima karakteristik nilai values yang akan dibangun melalui kurikulum tersebut, yaitu 1 pursuit of knowledge and commitment to achievement of potential, 2 self acceptance and respect of self, 3 respect and concern for others and their rights, 4 social and civic responsibility, dan 5 environmental responsibility. c. Apakah kurikulum di Australia telah menganut konsep kurikulum yang berbasis kompetensi? Curriculum Framework tidak mengggunakan istilah "berbasis kompetensi" atau "competency-based", namun menggunakan istilah "student outcomes statement" atau dikenal dengan "overarching statement learning outcomes", yang rumusannya pada hakikatnya sama dengan rumusan kompetensi. Ada 13 tiga belas student outcomes statement yang akan dicapai melalui delapan mata pelajaran secara sinergis dengan menggunakan konsep "links across the curriculum", yaitu a Students use language to understand, develop and communicate ideas and information and to interact with others b Students select, integrate and apply numerical and spatial concepts and techniques c Students recognize when and what information is needed, locate and obtain it form a range of sources and evaluate, use and share it with others d Students select, use and adapt technologies e Students describe and reason about patterns, structures and relationship in order to understand, interpret, justify and make patterns 20 f Students visualize consequences, think laterally, recognize opportunity and potential and are prepared to test options g Students understand and appreciate the physical, biological and technological world and have the knowledge and skills and values to make decision in relation to it h Students understand their cultural, geographic and historical context and have the knowledge, skills and values necessary for active participation in life in Australia i Students interact with other people and cultures other than their own and are equipped to contribute to the global community j Student participates in creative activity of their own and understands and engages with the artistic, cultural and intellectual work of others k Students value and implement practices that promote personal growth and well being l Students are self-motivated and confident in their approach to learning and are able to work individually and collaboratively m Students recognize that everyone has the right to feel valued and be safe, and, in this regard, understand their rights and obligations and behave responsible. 5. Ujian, Kenaikan Kelas, dan Sertifikasi Selama bertahun-tahun sistem pendidikan Australia menggunakan sistem penilaian eksternal yang ekstensif untuk menentukan kualifikasi siswa dan pemberian sertifikat atau diploma. Sesudah Perang Dunia II hampir semua ujian eksternal ini dihapuskan, dan pada pendidikan dasar dan menengah, yang paling banyak dilakukan ialah kenaikan kelas siswa atas dasar usia. Hampir pada semua sistem, sekolah punya tanggung jawab melakukan ujian untuk setiap level setiap tahun kecuali pada tingkat akhir pendidikan menengah di saat ujian eksternal dilaksanakan. Pada hampir seluruh sistem sekolah, sertifikat pertama yang diterima siswa adalah pada akhir tahun pendidikan ke-10 berdasarkan penilaian internal sekolah. Pemberian sertifikat yang lebih tinggi diberikan pada tahun pendidikan ke-12, pada umumnya berdasarkan ujian eksternal. Pada ACT dan negara bagian Queensland, ujian internal sekolah yang sudah terakreditasi adalah sebagai pengganti ujian eksternal pada tahun pendidikan ke-12. 21 Untuk masuk ke universitas dan CAE pada umumnya diperlukan kualitas performansi tertentu pada tahun pendidikan ke-12, walaupun kebanyakan institusi memberikan kriteria tersendiri bagi orang-orang dewasa yang-kebetulan tidak memenuhi persyaratan formal. Masuk ke TAFE dimungkinkan setelah menamatkan pendidikan 10 tahun dengan hasil yang memuaskan. Masalah yang terdapat dalam sistem ujian dan kenaikan kelas antara lain adalah mendapatkan keseimbangan antara ujian internal sekolah dan kesulitan belajar-mengajar yang mungkin muncul dalam kenaikan kelas otomatis berdasarkan usia. 6. Penelitian Pendidikan Penelitian pendidikan berkembang cukup pesat antara tahun 1960 dan 1980 karena berbagai faktor. Pertama, jumlah lembaga pendidikan tinggi dan staf akademiknya meningkat cukup besar, terutama pada bidang pendidikan guru. Sebagai contoh, pada tahun 1960, jumlah staf akademik purna waktu di universitas hanya 70 orang, tetapi pada tahun 1980 jumlah itu meningkat 10 kali lipat. Kedua, terbentuknya asosiasi peneliti profesional, dan Asosiasi Penelitian Pendidikan Australia Australian Association for Research in Education, AARE pada tahun 1970 yang memberikan stimulasi atas kegiatan penelitian. Ketiga, terus meningkatnya bantuan dana dari pemerintah untuk penelitian. Oleh karena hampir semua penelitian pendidikan dilakukan oleh staf akademik dan mahasiswa pascasarjana pendidikan tinggi, maka banyak kegiatan penelitian itu mengikuti cara dan interes pribadi peneliti, dan oleh karena itu sulit untuk dikategorisasikan. Badan penelitian dan Pengembangan Pendidikan Education Research and Development Committee, ERDC berusaha mengkoordinasikan penelitian dengan pengidentifikasian bidang prioritas yang akan didukung dananya oleh pemerintah. Proyek-proyek penelitian yang mendapat naungan ERDC adalah induksi bagi guru-guru, multikulturalisme, pendidikan bagi siswa-siswi cacat fisik, penilaian atau ujian berbasis sekolah, kelas dan sekolah di arena terbuka, antar pendidikan transisi. 22 DAFTAR PUSTAKA Ensiklopedia of Wikipedia Dirjen PT Depdiknas, Panduan Studi Pascasarjana di Australia dan Selandia Baru, tp, 2001. Australian Education Center, Informasi Lengkap Belajar di Australia, tp, tth; Tim Australia-Indonesia Partnership, Australia-Indonesia Basic Education Program, tp, 2007. Anonim, Guide to Study and Living in Australia, tp, tth. protected]/Previousproducts/ endocument&tabname=Summary&prodno= Sabtu, 8 Mei 2011 23 diakes pada
Untuk Sekolah Menengah (English for High School) · Persiapan Tes Bahasa Inggris (TOEFL) Terlepas dari apapun jenjang pendidikan disana,anda akan menemukan pendidikan berkelas dunia di Australia. Selain itu juga,sistem pendidikan di Australia menawarkan: · Staf pengajar berkualitas tinggi · Ruang kelas dan fasilitas yang memenangkan penghargaan
100% found this document useful 17 votes22K views25 pagesDescriptionAustralia merupakan salah satu rujukan pendidikan, khususnya dari Indonesia. Hampir sama dengan Canada, Australia merupakan negara yang memiliki kualitas pengelolaan pendidikan yang cukup tinggi. Makalah ini merupakan makalah untuk bahan diskusi pada mata kuliah Perbandingan Sistem Pendidikan pada Jurusan Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Islam Nusantara BandungCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsPDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 17 votes22K views25 pagesSistem Pendidikan AustraliaDescriptionAustralia merupakan salah satu rujukan pendidikan, khususnya dari Indonesia. Hampir sama dengan Canada, Australia merupakan negara yang memiliki kualitas pengelolaan pendidikan yang cukup tiâŠFull description
SISTEMPENDIDIKAN DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN. DI AUSTRALIA Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perbandingan Pendidikan. Dosen pengampu: Ratna Etikasari Agus, M.Pd. Oleh: Kelompok 5/ PAI K Haydar Bagaskara (210317374) Hanifah Nurfadilah (210317365) Firman Danar Prakoso (210317367) JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
80% found this document useful 5 votes5K views15 pagesDescriptionPerbandingan pendidikanOriginal TitleSISTEM PENDIDIKAN DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN di AUSTRALIA KELOMPOK 5 PAI KCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?80% found this document useful 5 votes5K views15 pagesSISTEM PENDIDIKAN DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN Di AUSTRALIA KELOMPOK 5 PAI KOriginal TitleSISTEM PENDIDIKAN DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN di AUSTRALIA KELOMPOK 5 PAI KJump to Page You are on page 1of 15 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 13 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
ArticlePDF Available AbstractEducation is always influenced by factors that enveloped it. So it is very likely to occur differences in product and quality of education between one institution and another institution or between one country to another. This difference initiate researcher to be open-minded and examine the system and education implementation in an institution or another country in order to absorb positive information for improvement and advancement of encourages the emergence of comparative education studies. Indonesia,in an effort to increasethe quality of its education, needs to conduct a similar study by examining andcomparing Indonesian education with other countries, in this case, Germany and Australia that their quality of education is among the best in the World. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. 25Saifullah IsriKonsep Pendidikan Jerman dan Australia; Kajian Komparatif dan Aplikatif terhadap Mutu Pendidikan IndonesiaJurnal Pendidikan Islam Volume IV, Nomor 1, Juni 2015/1436AbstractEducation is always influenced by factors that enveloped it. So it is very likely to occur differences in product and quality of education between one institution and another institution or between one country to another. This difference initiate researcher to be open-minded and examine the system and education implementation in an institution or another country in order to absorb positive information for improvement and advancement of encourages the emergence of comparative education studies. Indonesia,in an effort to increasethe quality of its education, needs to conduct a similar study by examining andcomparing Indonesian education with other countries, in this case, Germany and Australia that their quality of education is among the best in the Germany, Australia, the Quality of EducationAbstrakPendidikan selalu dipengaruhi faktor-faktor yang sangat mungkin sekali terjadi perbedaan hasil dan kualitas pendidikan satu lembaga dengan lembaga yang lain atau satu negara dengan negara yang lain. Perbedaan inilah yang mendorong peneliti untuk terbuka dan mengkaji sistem dan implementasi pendidikan di institusi atau negara lain guna menyerap informasi positif guna perbaikan dan kemajuan pendidikan. Inilah yang mendorong munculnya kajian pendidikan komparatif. Indonesia yang ingin meningkatkan kualitas pendidikannya perlu melakukan kajian yang sama dengan mempelajari dan mengkomparasikan Konsep Pendidikan Jerman dan Australia; Kajian Komparatif dan Aplikatif terhadap Mutu Pendidikan IndonesiaSaifullah IsriFakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Acehe-mail Pendidikan Islam Volume IV, Nomor 1, Juni 2015/1436DOI 17 Februari 2015 Direvisi 8 Mei 2015 Disetujui9 Juni 2015 26Saifullah IsriKonsep Pendidikan Jerman dan Australia; Kajian Komparatif dan Aplikatif terhadap Mutu Pendidikan IndonesiaJurnal Pendidikan Islam Volume IV, Nomor 1, Juni 2015/1436pendidikan Indonesia dengan negara lain yang dalam hal ini adalah Jerman dan Australia yang kualitas pendidikannya termasuk yang terbaik di dunia. Kata KunciPerbandingan Pendidikan, Jerman, Australia, Mutu PendidikanPendahuluan Keyakinan akan urgensi pendidikan telah mengantarkan peradaban manusia kepada pembentukan sistem pendidikan, yang dipandang sebagai satu hal yang wajib ada dalam sistem kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan penyesuaian terhadap keunikan setiap komunitas yang umumnya terkait dengan nilai, ritual, teladan dan perbedaan ekonomi, sosial dan budaya masyarakat diberbagai belahan dunia, serta situasi politik menyebabkan perbedaan hasil yang studi tentang program pendidikan dan badan-badannya yang digunakan masyarakat dalam rangka memenuhi aspirasi tingginya, kian menjadi tujuan sorotan ilmiah di banyak hasrat untuk mengetahui sebanyak-banyaknya tentang semua aktivitas kependidikan di semua tempat inilah yang menjadi ciri terbaik dari studi pendidikan komparatif di masa sekarang. Studi komparatif dimulai di Barat dalam situasi yang pada dasarnya sama sekali berlainan. Selama berabad-abad, Gereja Katolik Roma mengklaim hak eksklusif Baca Monopoli Penyelenggrakan sekolah. Namun setelah reformasi, monopoli gereja dalam pendidikan tak lagi merdeka yang bermunculan akibat kekalutan perang agama banyak yang memeluk agama protestan. Beberapa negara, khususnya Jerman memelopori pengembangan sistem pendidikan nasional yang hasilnya sangat memuaskan sehingga terus berkembang dan diikuti oleh negara-negara lain seperti Australia dan lain Studi perbandingan ini pada dasarnya diharapkan dapat mengembangkan sumber daya pribadi intelektual dengan melengkapinya dengan informasi tentang aspirasi, gagasan dan pengalaman orang lain. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong para penggiat pendidikan untuk meninggalkan pola pandang sempit dalam mengembangkan sistem tidak lagi dilihat melalui kaca mata kuda, dimana para pengambil kebijakan di bidang pendidikan hanya terfokus pada sistem pendidikan sendiri. Semakin berkembang kesadaran bahwa pola pandang egosentris hanya akan menjadikan sistem pendidikan sebuah bangsa rentan terhadap resiko stagnasi pendidikan yang akan menyebabkan perkembangan ke arah yang lebih baik menjadi terhambat akibat tidak adanya upaya 1 Agustiar Syahnur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara,Bandung Lubuk Agung, 2001, hlm. 92 Don Adams, Educational Pattern In Contemporary Societies, In. Thut Eds., Pola-pola Pendidikan dalam Masyarakat Kontemporer, Yogyakarta Pustaka Pelajar, 2005, hlm. 2 27Saifullah IsriKonsep Pendidikan Jerman dan Australia; Kajian Komparatif dan Aplikatif terhadap Mutu Pendidikan IndonesiaJurnal Pendidikan Islam Volume IV, Nomor 1, Juni 2015/1436benchmarking dengan sistem pendidikan yang dikembangkan pihak lain. Tanpa ada bandingan, kerap seseorang terjebak dalam pola pandang âbaik sendiriâ. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami mencoba membahas dan menguraikan bagaimana konsep pendidikan Jerman dan Australia serta pengaruhnya terhadap pendidikan di Indonesia dalam peningkatan mutu dan kualitas?.Mengingat ada beberapa faktor penting dalam mengkaji studi perbandingan pendidikan khususnya untuk mahasiswa, baik dalam perspektif sosial, religius, politik, ekonomi, bahkan letak Negara Jerman dan Autralia dipilih karena keunggulan yang dimiliki dalam sistem ini, Jerman dan Autralia merupakan negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia. Tahun 1970 sistem pendidikan Jerman sudah mampu meraih tujuan-tujuan yang dicanangkan, âhanyaâ sekitar 25 tahun setelah Jerman rata dengan tanah akibat kekalahan dalam Perang Dunia II Institut fĂŒr Auslandebeziehungen 1986. Berbagai keunggulan Jerman dan Autralia di bidang kedokteran, teknologi, sastra, dan seni merupakan keberhasilan sistem pendidikan yang secara gemilang telah mampu menjawab berbagai permasalahan yang ada pasca kekalahan Perang Dunia Pendidikan di Jerman Secara geografis, Jerman terletak di tengah-tengah benua Eropa dengan luas daerah 356,957 berpenduduk 82 Juta lebih, dan kira-kira 8% di antaranya adalah bukan berkebangsaan negara asing ini hijrah ke Jerman sekitar akhir tahun 1950-an, yang mayoritasnya adalah orang Turki. Jerman pada masa Perang Dunia II merupakan negara yang kalah inilah yang mempengaruhi mental rakyatnya untuk melahirkan pemimpin/ anak negeri yang mempu membawa mereka menuju kejayaan dan hidup dan Tujuan Pendidikan Dengan sejarah kelam yang bertumpu pada pengalaman kekalahan dalam dua perang dunia dan hancurnya negara Jerman, masyarakat Jerman mulai membangun sistem pendidikan yang terbebas dari potensi membuat kesalahan 3 Adapun faktor-faktor tersebut adalah; 1 Rasa persatuan nasional, 2 Situasi umum perekonomian, 3 Kepercayaan dan tradisi utama, termasuk peninggalan religius dan budaya, 4 Status pemikiran pendidikan progresif, 5 Persoalan bahasa, 6 Latar belakang politik komunisme dan demokrasi, 7 Sikap terhadap kerja sama dan pemahaman internasional. Lihat; John Francis Cramer dan George Stephenson Browne, Contemporary Education, New York Harcourt Brace, 1956, hlm. 5 28Saifullah IsriKonsep Pendidikan Jerman dan Australia; Kajian Komparatif dan Aplikatif terhadap Mutu Pendidikan IndonesiaJurnal Pendidikan Islam Volume IV, Nomor 1, Juni 2015/1436serupa, yaitu dengan memisahkan kekuasaan, termasuk dalam bidang pendidikan, agar tidak tertumpu pada satu lembaga atau satu orang saja. Hal ini dilakukan karena memandang pengaruh absolut Hitler yang membuat seluruh Jerman bergerak ke arah diarahkan kepada penanaman kemauan yang kuat untuk bangkit dan keahlian yang dibutuhkan untuk kembali berdiri sebagai negara yang kokoh dan samping itu, terpecahnya Jerman menjadi dua bagian untuk waktu yang lama menjadikan isu persatuan sebagai salah satu isu penting dalam budaya pendidikan Jerman. Pada mulanya, pendidikan di Jerman senantiasa dipengaruhi oleh dua lembaga besar, yaitu negara dan agama gereja.Selain itu, negara bagian juga ikut mengklaim wewenang untuk mengatur sistem pendidikan secara dikumandangkannya wajib belajar pada abad ke-17, masalah pendidikan lambat laun mulai beralih menjadi kewajiban Undang-undang dasar menjamin hak setiap orang untuk secara bebas mengembangkan kepribadiannya dan memilih sekolah, pendidikan kejuruan dan pekerjaan sesuai dengan keinginan dan tata negara federal Jerman, kewenangan pendidikan dibagi menjadi federasi dan negara bagian. Negara bagian terutama bertanggung jawab untuk sekolah umum dan sekolah kejuruan serta taman kanak-kanak. Struktur dan Jenis Pendidikan Pendidikan Dasar, Menengah serta Pendidikan Tinggi Pendidikan di Jerman di mulai dari tahap pra sekolah yang disebutKindergarten Taman Kanak-Kanak dimulai dari umur 3-6 ini dinamakan âVorschulische Einrichtungenâ, yang berarti âPersiapan sebelum Pendidikanâ. Konsep taman kanak-kanak di Jerman banyak ditiru oleh negara lain. Oleh sebab itulah, tingkatan sekolah ini di beberapa negara tetap mengadopsi nama Jermannya âKindergartenâ. Penyelenggara taman kanak-kanak paling banyak adalah gereja-gereja, organisasi sosial dan komune, kadang-kadang juga perusahaan dan Setelah Kindergarten dimulai pendidikan dasar pada usia 7 tahun sampai dengan 10 tahun. Pendidikan ini dinamakan âGrundschuleâ, yang berarti âSekolah 4 Robert F. Lawson, Reconstruction Education East German School and Universities after Unification by Rosalin M. O Princhard, Book Review, In Comparative Education Review, Vol. 44 No. 1, Februari, 20005 Agustiar Syahnur, Perbandingan Sistem Pendidikan...hlm. 1566 J. T. Fey, System of Education of Federal Republic of Germany. In F. Husen and Postlethwaite Eds, International Encyclopedia of Education.New York Pergamon Press, 1985, hlm. 125 29Saifullah IsriKonsep Pendidikan Jerman dan Australia; Kajian Komparatif dan Aplikatif terhadap Mutu Pendidikan IndonesiaJurnal Pendidikan Islam Volume IV, Nomor 1, Juni 2015/1436Dasarâ. Dari Grundschule, seseorang mempunyai 4 pilihan untuk melanjutkan sekolah. Pilihan tersebut 1. Hauptschule kelas 5 â 9/10; 2. Realschule kelas 5 â 10; kelas 5 â 13; kelas 5 â 13.7 Untuk memasuki Hauptschule, Realschule atau Gymnasium, seseorang harus melalui âOrienterungsstufeâ Tahapan Orientasi.Di tahap ini diteliti bakat dan kemampuan dari anak, dan tahap ini menentukan kemana tujuan seorang anak dan Realschule lebih ditekankan kepada anak yang ingin langsung kerja bila telah menyelesaikan saja setelah melalui pendidikan di âBerufsfachschuleâ atau âFachoberschuleâ.Bagi yang ingin melanjutkan ke Universitas, jalan tercepat adalah melalui Gymnasium. Jalan pendidikan lain juga dapat mengikuti kuliah di universitas, tapi dengan melalui jalan yang panjang. Misal harus melakukan praktek kerja dahulu selama sekian tahun. Titel yang didapat dari Universitas di Jerman dan Indonesia hampir mirip, namun walaupun namanya sama berbeda tingkatannya. Diplom lulusan Jerman setara dengan S2 atau Master di Indonesia, dan dapat langsung mengikuti program Doktoran Ph. D. Hal ini berarti S1 di Indonesia, pada dasarnya setara dengan Vordiplom di Jerman, tetapi hal ini tergantung dari Anerkennung der Studienleistungen Penyamaan derajat Ijasah. Dengan demikian, bila seorang sarjana S1 lulusan Indonesia akan melanjutkan kuliah di Jerman, ada 3 kemungkinan studi yang akan ia jalani, yaitu 1. Ijasah Studienleistungen dari Indonesia dianggap setara dengan Vordiplom semester 5. Untuk mendapatkan Diplom, ia harus mengikuti semua mata kuliah dari semester 5 sampai dengan pembuatan Diplomarbeit Penulisan Akhir untuk mendapatkan gelar Diplom; 2. Ijasah Studienleistungen dari Indonesia dianggap melebihi dari semester 5. Untuk mendapatkan Diplom, ia hanya diminta untuk mengikuti beberapa ujian untuk penyamaan derajat; 3. Ijasah Studienleistungen dari Indonesia dianggap sudah mencukupi untuk dapat langsung mengikuti program Doktoral. Berdasarkan hal tersebut, maka lulusan S1 dari Indonesia kalau mau melanjutkan sekolah ke Jerman, mempunyai kemungkinan untuk langsung promosi S3. Biasanya kalau bidang studi dan kurikulum dari S1 ke promosi S3 tidak menyimpang jauh, akan mendapat kemudahan pada saat Di Jerman dikenal ada dua jenis pendidikan tinggi utama yaitu Fachhochschule dan yang sering disebut juga FH ini mirip seperti 7 Frackman, dkk, Higher Education policy in Germany In Goedegebuure, Leo et al Eds, Higher Education Policy An International Comparative Perspective, Paris Pergamon Press, 1993, hlm. 1828 U. Teichler and B. Kehm, System of Higher Education of Federal Republic of Germany. In Clarke, B. R., and Neave, G. Eds, The Encyclopedia of Higher Education, Vol. 1 Oxford Pergamon Press, 1992, hlm. 89 30Saifullah IsriKonsep Pendidikan Jerman dan Australia; Kajian Komparatif dan Aplikatif terhadap Mutu Pendidikan IndonesiaJurnal Pendidikan Islam Volume IV, Nomor 1, Juni 2015/1436politeknik di Indonesia, yaitu lembaga pendidikan yang menekankan pada bidang teori lebih sedikit dibandingkan dengan praktek atau di Fachhochschule tak dapat mencapai gelar doktor dan pendidikan di sini ditujukan bagi mereka yang ingin terjun ke industri pendidikan tinggi lainnya adalah Musikhochschule untuk bidang musik, Pedagogische Hochschule untuk bidang pendidikan, mirip IKIP dahulu dan Kunsthochschule untuk bidang seni. Sistem UniversitĂ€t Universitas di Jerman, berbeda dengan di Indonesia, tidak ada âpanduanâ ketat per semesternya, dan urutan mata kuliah A, B, C, dan seterusnya. Hal ini berarti bahwa mahasiswa dituntut harus dapat menentukan sendiri, kuliah, latihan, seminar, ujian yang akan diikutinya, dan lain sebagainya. Hal ini secara langsung memberikan âkebebasan yang sangat besarâ, tapi bisa juga menjerumuskan mahasiswa ke kondisi kelewat santai banyak beberapa mahasiswa Indonesia yang terjebak ke situasi ini, dimana sudah 8 tahun tapi belum ujian apa-apa, karena keasikan kerja atau kesibukan lainnya. Mahasiswa benar-benar dituntut untuk mandiri menentukan apa yang ingin dia pelajari, ujian yang dia ikuti, serta apa yang dia lakukan dan dia inginkan. Terkadang perkuliahan dilakukan dalam ruang auditorium besar sampai 600 siswa, sehingga kesiapan âmentalâ mahasiswa untuk belajar mandiri perlu benar-benar dipertimbangkan bila memilih kuliah di rata-rata dilakukan dalam bahasa demikian di beberapa Universitas seperti di Universitas Bielefeld, Universitas Bremen, dan lain-lain ada juga beberapa kuliah yang dilakukan dalam bahasa Inggris. Model perkuliahan tersusun dari Vorlessung perkuliahan, Seminar semacam diskusi dalam ukuran kecil atau dalam kelompok kecil, dan Ăbung latihan.Ujian dilakukan langsung dengan Profesor yang ujian bersifat lisan, walau ada juga yang diberikan secara ujiannya juga bervariasi ada yang diperbolehkan mengulang untuk mata kuliah yang tidak lulus, namun sering juga hanya sekali saja boleh mengulang namun tahun berikutnya. bukan semester berikutnya. Sistem Fachhochschule nama internasionalnya sekarang sering disebut sebagai University of Applied Science lebih diatur secara ketat mirip dengan sistem perkuliahan di Indonesia, misal urutan perkuliahan, praktek, dan lain sebagainya. Berdasarkan dua lembaga pendidikan tinggi tersebut, mana yang lebih baik dan cocok, ini bergantung dengan tujuan rata-rata disukai oleh orang Jerman yang ingin langsung bekerja di industri, sedangkan Universitas lebih disukai bagi mereka yang ingin berkarir di bidang riset dan pengembangan, atau di bidang pemantauan dan perkenalan dengan beberapa mahasiswa dari Indonesia, sebagian besar mahasiswa Indonesia lebih suka mengambil pendidikan Fachchochschule ini selain alasan waktu serta biaya juga karena mereka ingin cepat bekerja. 31Saifullah IsriKonsep Pendidikan Jerman dan Australia; Kajian Komparatif dan Aplikatif terhadap Mutu Pendidikan IndonesiaJurnal Pendidikan Islam Volume IV, Nomor 1, Juni 2015/1436 Hal seperti inilah yang sulit ditemukan di bahkan dapat dikatakan sulit diwujudkan di dunia pendidikan di Indonesia. Padahal dalam kenyataannya potensinya sama dengan pendidikan di Jerman, sehingga pendidikan tinggi di Jerman, mempunyai suatu yang khas, hanya yang berbeda mekanisme pendidikan yang ditawarkan. Bagi yang suka âkebebasanâ silahkan masuk ke Univeritas, namun bagi yang suka âtuntunanâ dipersilahkan masuk ke Fachhochschule, sehingga dapat segera bekerja dan mendapatkan gaji seperti yang diidam-idamkan. Beberapa Fachhochschule sekarang sudah menawarkan juga âInternational Masterâ yang menggunakan program berbahasa Pendidikan Konstitusi federal Jerman telah memberikan kewenangan pengaturan sistem pendidikan kepada negara dari kebijakan ini adalah adanya otoritas penuh dari pemerintahan negara bagian untuk menentukan kebijakan sistem masalah pendidikan kemudian dirumuskan melalui lembaga legislatif tingkat negara ini, negara bagian di Jerman memiliki sistem pendidikan yang berbeda, di antaranya perbedaan masa ini kemudian mendorong pihak negara bagian untuk mengadakan satu standarisasi yang berlaku secara nasional, sehingga pada tahun 1969, sebagian wewenang negara bagian dalam masalah pendidikan dialihkan ke pemerintahan Pendanaan pendidikan dibebankan kepada anggaran belanja negara bagian dan partisipasi masyarakat meliputi pendanaan biaya personil yang dibebankan kepada negara bagian dan infrastruktur yang melibatkan partisipasi masyarakat. Dalam hal ini, pemerintahan federal utamanya bertanggungjawab atas pendanaan perluasan institusi pendidikan tinggi, sarana yang dibutuhkan dalam proses pendidikan dan kegiatan lembaga-lembaga pendidikan tidak memungut biaya biaya kuliah di Jerman relatif rendah hampir berarti tak perlu bayar SPP, baik untuk warga negara Jerman, ataupun mahasiswa asing. Biasanya mahasiswa hanya perlu membayar uang yang namanya âSozialgebĂŒhrenâ.10Ini untuk mendapatkan beberapa fasilitas bagi mahasiswa, misal agar bisa makan di MENSA kantin khusus mahasiswa yang ada di kampus-kampus di Jerman dengan harga mahasiswa, di beberapa negara bagian, tiket kereta, bus dan trem tak perlu bayar. SozialgebĂŒhren ini sekitar 100 Euro/semester. Sebagai gambaran di Universitas Bremen, kalau kita makan di MENZA, sekali makan dengan tarif mahasiswa hanya membayar 1,3 Euro, tetapi bila kita sebagai pegawai Universitas atau orang luar yang ikut makan, dikenakan biaya 3,5 Agustiar Syahnur, Perbandingan Sistem Pendidikan...hlm. 165-16610 Elley, How in The World Do Student Read? IEA Study of Reading Literacy, The Hague International Association for The Evaluation of Educational Achicvenment, 1992, hlm. 122 32Saifullah IsriKonsep Pendidikan Jerman dan Australia; Kajian Komparatif dan Aplikatif terhadap Mutu Pendidikan IndonesiaJurnal Pendidikan Islam Volume IV, Nomor 1, Juni 2015/1436Kurikulum Pendidikan Meteri-menteri pendidikan negara bagian menentukan kurikulum mereka sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan mereka melakukan itu melalui tiga jenis instrumen, yaitu a. Tabel yang menguraikan jumlah jam belajar per minggu, serta mata pelajaran sesuai dengan âgradeâ dan jenis sekolah; b. Pedoman kurikulum; c. Pemberian wewenang penulisan dan pengadaan buku Secara umum kurikulum pendidikan Jerman dapat diformulasikan sebagai berikut a. Tujuan umum kurikulum ditentukan oleh peraturan sekolah/sering dinyatakan pada mukaddimah suatu keputusan, sedangkan tujuan khusus diterbitkan dalam kaitannya dengan pedoman kurikulum; b. Silabus, rekomendasi metode mengajar dan model rencana pelajaran diputuskan oleh kementrian negara; c. Mengenai buku teks, tidak ada yang dapat dipakai tanpa ada persetujuan dari kementerian negara bagian dan guru boleh menggunakannya sejauh terdapat dalam daftar rekomendasi buku yang sah; d. Metode mengajar, bukan âteacher centeredâ tetapi âstudent centeredâ yang sifatnya âopen instructionâ murid belajar atas dorongan sendiri.Evaluasi dan Penelitian Pendidikan Dalam sistem pendidikan Jerman, tidak ada evaluasi nasional yang dilakukan secara teratur mengenai hasil pendidikan sebagaimana di dalam pengertian evaluasi program, sangat terbatas pada penelitian yang ditugaskan pada suatu komisi/panitia. Dengan beberapa pengecualian, evaluasi tes formal pada prinsipnya tidak digunakan untuk menilai keberhasilan anak di sekolah, akan tetapi hanya untuk keperluan diagnistik yang mengidentifikasi jenis-jenis dyslexia kesulitan belajar akibat kondisi tertentu pada otak. Pendekatan yang dipakai untuk mengetahui pencapaian murid, sepenuhnya diserahkan kepada guru selama proses belajar berlangsung. Hasilnya digambarkan dalam bentuk laporan kemajuan tertulis terutama pendidikan dasar.Adapun tes tidak resmi diberikan dengan ketentuan frekuensi yang lebih besar terletak pada partisipasi murid dalam ruangan kelas, tugas rumah juga dapat digunakan sebagai dasar penilaian. Oleh karena prosedur penilaian bervariasi, maka nilai/skor murid sangat tergantung pada penilaian individu serta jenis tugas yang negara bagian di Jerman bahkan menetapkan kode-kode tersendiri yang bersifat sentral dan 11 H. Mohle, German Democratic Republic System of Education, In B. R. Clarke and Neave, Eds, The Encyclopedia of Higher Education, Vol. 1 Oxford Pergamon Press, 1992, hlm. 82 33Saifullah IsriKonsep Pendidikan Jerman dan Australia; Kajian Komparatif dan Aplikatif terhadap Mutu Pendidikan IndonesiaJurnal Pendidikan Islam Volume IV, Nomor 1, Juni 2015/1436standar guna memberikan umpan balik kepada guru agar penilaian yang diberikan benar-benar sesuai dengan kemampuan siswa itu sendiri. Dalam hal sertifikat tamat belajar, itu menjadi tanggung jawab pejabat tingkat negara bagian, untuk menjamin tercapainya standar bervariasi. Pada kebanyakan negara bagian, setelah menyelesaikan pendidikan di Hauptschule dan Realschule siswa menerima sertifikat yang diakui, sementara tugas yang disiapkan untuk ujian akhir di Gymnasiumdiserahkan dan disetujui oleh kementrian. Perbedaan dan pengaruh Sistem Pendidikan Jerman dengan Sistem Pendidikan di Indoensia Pendidikan selalu terkai erat dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya baik internal maupun satu faktor yang mampu memberikan implikasi besar bagi perubahan sebuah sistem pendidikan adalah sebagaimana diungkapkan oleh Lin-Huber 1998 merupakan salah satu hal yang mempengaruhi sikap masyarakat dalam sebuah sistem ini tercermin dalam nilai yang dianut dan dipandang sebagai sebuah pedoman dalam bersikap dan berinteraksi satu sama lain. Di samping ideologi bnyak faktor lain yang yang turut mampengaruhi kebijakan pendidikan, misalnya tema kajian pendidikan di kawasan Asia yang mungkin lebih banyak mengarah kepada bidang manajemen sistem pendidikan dan kualitas pengajar. Sebagaimana dikemukakan oleh mantan presiden Conference Comparative Education Society of Asia CESA Fakry Gaffar pada saat pendeklarasian CESSIA di Universitas Negeri Jakarta bulan Februari keterkaitan erat antara pendidikan dengan faktor-faktor yang Filosofis dan Kebijakan Sistem Pendidikan Filsafat yang dianut oleh satu komunitas akan mempengaruhi pendidikan dalam komunitas terkait. sehingga kurikulum pendidikan adalah cerminan filsafat yang dipercayai oleh demikian, penyusunan kurikulum akan senantiasa berkaitan dengan tiga bidang filsafat, yaitu ontology yang berkaitan dengan hakikat realita, epistemology yang membahas hakikat pengetahuan, dan axiology, bidang filsafat yang mengkaji permasalahan nilai. 12 A. Margrith Lin-Huber, Kulturspezifischer Spracherwerb,Bern Verlag Hans Huber, 1998, hal. 5613 Artikel âIndonesiaâs education equity goals moderateâ, UNESCO report showsâ.The Jakarta Post edisi Sabtu 12 Juni Chaedar Alwasilah, Filsafat Bahasa dan Pendidikan, Bandung Rosda Karya, 2008, hlm. 15-16 34Saifullah IsriKonsep Pendidikan Jerman dan Australia; Kajian Komparatif dan Aplikatif terhadap Mutu Pendidikan IndonesiaJurnal Pendidikan Islam Volume IV, Nomor 1, Juni 2015/1436 Jerman pada masa Hitler mengusung Rasionalisasi fasis sebagai landasan sistem pendidikan Jerman saat diarahkan kepada pembentukan sosok manusia yang unggul dalam berbagai bidang keilmuan, pendidikan diarahkan pada penemuan-penemuan ilmiah, utamanya yang bermanfaat bagi pembangunan kekuatan militer Jerman, bidang olahraga bertujuan memunculkan atlit-atlit yang superior seperti juara tinju dunia Max bidang seni, pembuatan karya seni ditujukan untuk membentuk figur ras arya yang unggul. Setelah kekalahan mutlak Jerman dalam Perang Dunia II dan bersatunya jerman barat dan Timur, Jerma mereformulasi ulang landasan falsafi yang dijadikan panduan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bangsa Jerman kemudian memandang persatuan Einheit, pembagian kekuasaan agar tidak tertumpuk pada satu orang die Macht verteilen, dan kemampuan untuk membangun sebagai falsafah penting bagi bangsa Jerman yang tengah mengalami pandangan ini bisa kita lihat pengaruh filsafat Eksistensialisme yang menekankan kemampuan diri sendiri, filsafat progresivisme dengan proporsi sains dan perubahan yang terencana, juga pengaruh filsafat critical pedagogy dalam upaya memformulasi ulang kebenaran setelah kehancuran akibat ideologi landasan filsafat sangat mungkin terjadi di Jerman karena sistem negara yang menganut sistem sistem ini, negara bagian mempunyai kewenangan untuk mengatur sistem pendidikannya sendiri. Itulah sebabnya lama masa pendidikan di beberapa negara bagian berbeda dengan satu sama lain. Pengaruh dari perubahan landasan filsafat pendidikan ini pada gilirannya berimbas pada kebijakan yang diambil oleh pemerintahan federal maupun pemerintahan negara bagian dalam bidang pendidikan. Berikut adalah beberapa kebijakan sistem pendidikan Jerman yang khas, yaitu a. Pemerintah Jerman memandang pendidikan sebagai modal utama untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi dan keterpurukan ideologi. Untuk itu, pemerintah berusaha menjamin ketercapaian akses pendidikan bagi seluruh warga negara dengan membebaskan biaya pendidikan dari Kindergarten sampai tingkat pendidikan tinggi; b.Pemerintah federal/pemerintah pusat tidak âmemonopoliâ kewenangan pengaturan sistem pendidikan secara pengaturan sistem pendidikan juga dimiliki oleh pemerintahan negara bagian; c.Keterlibatan masyarakat dalam menciptakan pendidikan yang berhasil cukup besar; d.Setelah Wiedervereinigung atau penyatuan kembali Jerman Barat dan Jerman Timur, masyarakat Jerman bisa melihat ketimpangan antara dua wilayah ini dalam berbagai bidang, termasuk itu pemerintah berupaya menyeimbangkan kondisi kedua wilayah dengan memberikan alokasi anggaran belanja negara yang lebih proporsional bagi pembangunan pendidikan di bekas Jerman Timur. Pemerataan kualitas 35Saifullah IsriKonsep Pendidikan Jerman dan Australia; Kajian Komparatif dan Aplikatif terhadap Mutu Pendidikan IndonesiaJurnal Pendidikan Islam Volume IV, Nomor 1, Juni 2015/1436pendidikan di semua wilayah negeri merupakan kebijakan yang pada gilirannya akan menghilangkan potensi permasalahan di masa depan; e. Pemerintah Jerman sangat memperhatikan kualifikasi guru. Menjadi guru di Jerman mungkin sama sulitnya untuk menjadi dokter. Relevansi keahlian guru dengan mata pelajaran yang diajarkan, kualitas pengajar dan kesejahteraan yang diperoleh guru merupakan hal yang sangat diperhatikan dalam pengambilan kebijakan di Jerman. Rasanya orang Jerman akan menjadi sangat prihatin atau bahkan mungkin tidak percaya bila dikatakan bahwa di Indonesia masih ada guru yang nyambil menjadi tukang ojek karena kelemahan finansial yang Kontrastif dengan Indonesia. Secara falsafi, landasan sistem pendidikan Jerman dengan Indonesia memiliki banyak ini terjadi karena pendidikan di manapun adalah hal yang dianggap sejak dulu sampai saat ini di manapun dipandang sebagai sesuatu yang samping itu, kemiripan latar belakang mestinya juga bisa menimbulkan keinginan yang sama. Kekalahan Jerman dan penjajahan di indonesia menimbulkan dampak yang sama yaitu adanya ketidaksenangan karena pihak lain mengatur ârumah tanggaâ sendiri dan keinginan untuk mandiri atau merdeka. Namun dari beberapa persamaan landasan pendidikan Indonesia dan Jerman dalam praktek pelaksanaan pendidikan ada perbedaan misalnya masalah Sentralisasi dan desentralisasi pendidikan di Indonesia masih merupakan pembicaraan yang melibatkan banyak perbedaan persepsi antara mastarakat dengan pemerintah sebagai pembuat kebijakan pendidikan di Indonesia belum terwujud dengan baikberbeda dengan Jerman. Sitem pendidikan tinggi universitas di jerman mengakomodasi mereka yang menginginkan âkebebasanâ untuk mengatur Studi mereka, hal ini mendorong kemadirian untuk memprogram belajar sesuai bidang yang diminati, sementara di Indonesia jarang ada yang demikian. Indonesia harusnya bisa belajar dari Jerman yakni terkait dengan Pemerataan Pendidikan betapa pemerataan pendidikan begitu ditekankan di dalam masalah Guru, baik kualifikasi maupun kesejahteraannya yang masih jauh tertinggal dari Guru-guru di ini terjadi karena berbagai faktor yang ada, mulai dari lemahnya anggaran, pengawasan dan kesadaran dari pihak-pihak yang terlibat dalam Cecep Wahyu Hoerudin, dkk, Makalah Studi Pendidikan Manca Negara Jerman dan Indonesia, Universitas Pendidikan Bandung, 2009, hlm. 6-716 Chaedar Alwasilah, Filsafat Bahasa...hlm. 15 36Saifullah IsriKonsep Pendidikan Jerman dan Australia; Kajian Komparatif dan Aplikatif terhadap Mutu Pendidikan IndonesiaJurnal Pendidikan Islam Volume IV, Nomor 1, Juni 2015/1436 Namun seiring dengan jumlah alokasi anggaran pendidikan yang meningkat serta upaya memenuhi pemerataan akses kepada pendidikan melalui pembangunan desa tertinggal dan pembebasan biaya sekolah sampai tingkat menengah, dan sertifikasi guru serta dosen. Barangkali kita harapkan mampu menjadi starting point bagi pembentukan sistem pendidikan Indonesia yang lebih baik lagi untuk masa yang akan Pendidikan di Autralia Sistem pendidikan Australia berstandar tertinggi dan menikmati pengakuan adalah wajib di seluruh Australia, yang memberikan sumbangsih pada tingkat melek huruf 99 mengembangkan keterampilan dan membangun kepercayaan diri para pelajar; lulusan universitas Australia unggul pada penelitian dan inovasi terdepan; serta pendidikan kejuruan dan teknik memajukan sektor industri yang sedang berkembang Australia juga salah satu penyelenggara pendidikan dan pelatihan terdepan di dunia bagi pelajar internasional, termasuk pelatihan bahasa dari 400,000 pelajar dari sekitar 200 negara menerima pendidikan Australia setiap ditawarkan baik di Australia maupun di luar Pendidikan Tujuan umum berbagai sektor pendidikan Australia digariskan dalam undang- undang yang membentuk departemen pendidikan negara bagian, universitas, dan lembaga-lembaga pendidikan umum ini biasanya dilengkapi dengan tujuan-tujuan yang lebih oleh badan-badan yang pendidikan ini mengisyaratkan perlunya pengembangan antara pelayanan kebutuhan individu dan kebutuhan masyarakat melalui sistem level sekolah, tekanan adalah pada pengembangan potensimurid sebaik Pada tingkat pendidikan tinggi, tekanan yang lebih besar diarahkan pada pencapaian kebutuhan pendidikan untuk kepentingan ekonomi serta masyarakat secara mencapai tujuan umum ini, berbagai sektor pendidikan tinggi harus mempunyai fokus program yang universitas lebih mengutamakan pengembangan ilmu pengetahuan, sedangkan sektor pendidikan 17 L. Ingvarson and Chadbourne, Eds., Valuing Teachers Work New Direction In Teacher Apparaisal, Melbourne ACER, 194, hlm. 4518 Dâ Cruz J and P. Langford Eds., Issues in Australian Education, Melbourne Longman Cheshire, 1990, hlm 8919 hlm. 4 37Saifullah IsriKonsep Pendidikan Jerman dan Australia; Kajian Komparatif dan Aplikatif terhadap Mutu Pendidikan IndonesiaJurnal Pendidikan Islam Volume IV, Nomor 1, Juni 2015/1436teknik dan pendidikan lanjutan lainnya lebih memusatkan perhatian pada pendidikan kejuruan. Pada dasarnya, pemerintah federal Australia tidak campur tangan langsung tentang tujuan pendidikan kecuali hanya melalui tujuan umum yang dinyatakan dalam undang-undang, tetapi pemerintah federal menyediakan hampir seluruh dana pendidikan, dan memberikan arah dan Jenis Pendidikan Di Australia, sekolah dimulai dengan kindergarten taman kanak-kanak dan dilanjutkan dari kelas 1 sampai kelas 12. Pada dasarnya sistem pendidikan di Australia dapat digolongkan menjadi lima strata tingkatan, yaitu a. Sekolah Dasar Primary School; taman kanak-kanak sampai kelas 6 atau kelas 7. b. Sekolah Menengah Secondary or High School; kelas 7 atau 8 sampai kelas 10. c. Pendidikan Kejuruan dan Pelatihan Vocational Education and Training dan senior high school/senior secondary school/college sekolah menengah atas; kelas 11 sampai kelas Pendidikan Tinggi University.20 Sebelum memasuki pendidikan tinggi di Australia, siswa harus menempuh pendidikan dasar dan pendidikan menengah terlebih dahulu, seperti halnya di tetapi setelah menyelesaikan sekolah menengah, banyak pilihan bagi seorang siswa untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih Murid di Australia mulai sekolah pada umur 4,5 tahun sampai 5,5 tahun kindergarten. Orang tua murid wajib menyekolahkan anaknya sampai dengan usia 15 atau 16 tahun tergantung pada negara bagiannya. Jika anaknya tidak rajin masuk sekolah, orang tua dikenakan denda/sanksi. Pada tingkat high school, semakin tinggi tingkat sekolah, murid semakin bebas memilih mata pelajaran yang akan diambil. Pada tingkat senior secondary school, murid boleh memilih hampir semua mata pelajaran sesuai dengan keinginannya. Sebagaian besar dari high school dan senior secondary school juga menawarkan mata pelajaran yang bersifat kejuruan, seperti perhotelan, turisme, muatan lokal; teknik kayu, teknik logam hospitality, tourism, woodworking, metal working.Pada akhir kelas 12, murid sekolah mendapatkan Year 12 certificate. Piagam tersebut disertai transkrip nilai mata pelajaran yang telah diambil dengan nilai yang sebagian besar dari mata pelajaran pada tingkat kelas 12, nilai siswa dihitung dari tugas sekolah serta hasil ujian di negara bagian yang dilakukan pada akhir tahun. Nilai tersebut dapat langsung digunakan untuk mendaftar ke universitas, tanpa perlu diuji Australia, terdapat public schools sekolah-sekolah negeri dan private schools sekolah-sekolah swasta. Kurang lebih dua pertiga dari murid bersekolah di sekolah negeri, sedangkan sisanya bersekolah di sekolah schools di Australia dibagi menjadi dua kelompok yang berafiliasi pada agama biasanya Katolik atau Protestan, tetapi ada juga sekolah Islam dan yang tidak berafiliasi kepada agama independent schools. Lihat Education Attace; Embassy of Republic of Indonesia-Canberra, Sistem Pendidikan Australia, Rabu, 17 Maret 2011. 38Saifullah IsriKonsep Pendidikan Jerman dan Australia; Kajian Komparatif dan Aplikatif terhadap Mutu Pendidikan IndonesiaJurnal Pendidikan Islam Volume IV, Nomor 1, Juni 2015/1436Manajemen PendidikanOtorita Berdasarkan konstitusi Australia, pendidikan adalah tanggung jawab negara bagian, seorang Menteri Pendidikan dengan sebuah departemen pendidikan melaksanakan pendidikan dasar dan menengah, dan adakalanya juga pendidikan prasekolah pada daerah itu. Departemen pendidikan merekrut dan mengangkat guru-guru, dan hampir semua staf/karyawan, menyediakan gedung-gedung, peralatan serta perlengkapan lainnya, dan menyediakan anggaran bagi sekolah-sekolah pemerintah. Pada sektor pendidikan dasar dan TAFE, tugas departemen pendidikan berbeda-beda antara negara-negara beberapa negara bagian, departemen pendidikan merupakan penyelenggara utama dan koordinator pendidikan dasar, sementara pada negara bagian lain tugas itu bukan menjadi tugas penyelenggaraan TAFE, pola umumnya ialah ke arah pengadministrasian yang terpisah dari pendidikan beberapa negara bagian, dibentuk badan koordinasi untuk memberikan saran kepada menteri pendidikan tentang prioritas-prioritas dalam sektor pendidikan. Di samping bantuan dana umum yang diberikan kepada negara bagian, Commonwealth semenjak awal tahun 1970-an, telah pula menyediakan dana untuk tujuan-tujuan pendidikan khusus melalui Komisi SekolahCommonwealth Commonwealth Schools Commission,disingkat CSC dan melalui Komisi Pendidikan Tinggi Commonwealth Commonwealth Tertiary Education Commission, disingkat Tanggung jawab politik ditingkatCommonwealth dijalankan oleh Menteri Pendidikan yang harus akuntabel kepada Parlemen Pendidikan Commonwealth sering melakukan pertemuan dengan Menteri-menteri Pendidikan negara bagian melalui keanggotaan Dewan Pendidikan Australia atau the Australien Education Council AEC. Dewan ini merupakan forum nasional yang akan membicarakan masalah-masalah prioritas dan kebijakan pendidikan. Sekolah-sekolah yang statusnya bukan negeri merupakan bagian yang sangat penting dalam sistem pendidikan Australia, dan sekolah-sekolah swasta ini menampung 24% dari seluruh siswa dalam tahun 1982, jumlah yang terus meningkat semenjak awal 1970-an. Hampir semua sekolah swasta berkaitan erat dengan dewan-dewan gereja, di antaranya, sekolah-sekolah Katolik Roma memiliki jumlah sekolah yang paling banyak, menampung hampir 80% siswa- siswa swasta. 21 Agustiar Syahnur, Perbandingan Sistem Pendidikan...hlm. 61 39Saifullah IsriKonsep Pendidikan Jerman dan Australia; Kajian Komparatif dan Aplikatif terhadap Mutu Pendidikan IndonesiaJurnal Pendidikan Islam Volume IV, Nomor 1, Juni 2015/1436Selain dari keharusan untuk mengikuti standar pendidikan minimal yang telah ditentukan untuk keperluan registrasi, sekolah-sekolah swasta pada umumnya bebas dari pengawasan pemerintah. Universitas dan institusi CAE adalah lembaga-lembaga otonomi yang didirikan berdasarkan bagi lembaga ini sepenuhnya menjadi bebanCommonwealth dan dikelola melalui CTEC Commonwealth Tertiary Education Council.Akan tetapi setiap negara bagian membentuk badan koordinasi untuk merencanakan dan mengkaji pendidikan tinggi mengonsultasikannya dengan dan Metodologi Pengajaran Suatu kecenderungan pada semua sistem sekolah negeri semenjak awal 1970-an adalah pendelegasian tanggung jawab kurikulum kepada kecepatannya sangat beberapa negara bagian, pedoman kurikulum dibuat terpusat tetapi sekolah-sekolah dapat mengadaptasikannya untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan lokal. Pada negara bagian yang lain, pejabat-pejabat yang relevan di pusat menyusun tujuan umum dan sekolah menjabarkannya ke dalam bentuk kurikulum yang rinci tetapi tetap berada dalam kerangka tujuan umum yang telah ditetapkan. Pengecualian yang agak besar terjadi pada kurikulum sekolah menengah untuk kelas-kelas terakhir; detail kurikulum disusun secara terpusat untuk kepentingan ujian eksternal. Pada kedua territories, the Australian Capital Territory ACT dan the Northern Territory, sekolah relatif memiliki otonomi yang lebih luas dan dapat mengembangkan kurikulumnya atas dasar tujuan umum yang ditentukan di tingkat sekolah. Di pusat, penyusunan pedoman kurikulum serta objektif kurikulum secara umum biasa menjadi tanggung jawab seksi kurikulum dalam departemen kurikulum pada dasarnya disusun oleh komisi-komisi kurikulum yang sudah ada untuk setiap bidang. Walaupun sekolah-sekolah swasta memiliki otonomi yang cukup luas dalam hal kurikulum, dalambanyak hal mereka mengikuti kurikulum yang sama yang dipakai di sekolah-sekolah negeri dalam negara bagian atau teritorinya. Pusat Pengembangan Kurikulum Curriculum Development Centre, /CDC dibentuk oleh pemerintahCommonwealth dalam tahun 1975 untuk membantu mengkoordinasi dan mendiseminasikannya, serta menyiapkan materi kurikulum. Buku-buku pelajaran dan ujian disiapkan oleh berbagai badan termasuk seksi kurikulum, departemen pendidikan, Dewan Penelitian Pendidikan AustraliaACER, Pusat Pengembangan Kurikulum CDC, penerbit buku-buku akademik yang komersial, dan asosiasi guru-guru bidang studi. 40Saifullah IsriKonsep Pendidikan Jerman dan Australia; Kajian Komparatif dan Aplikatif terhadap Mutu Pendidikan IndonesiaJurnal Pendidikan Islam Volume IV, Nomor 1, Juni 2015/1436Curriculum Framework di Australia disusun dalam rangka menyongsong datangnya Abad XXI, dengan semboyan âEducating our Children to succeed in the 21th Centuryâ. Prof. Lesley Parker, Chair of the Curriculum Council, menyatakan rasa bangganya, karena âThe Curriculum Framework was developed through a unique cosultative process that involved almost teachers, parents, academics, curriculum officers, students and other members of the communityâ. Dengan kata lain, pengembangan kurikulum di Australia telah melibatkan semua stakeholder pendidikan. Ada beberapa hal yang menarik dalam Curriculum Framework Pertama, ada 8 kondisi yang melatarbelakangi pengembangan kurikulum di Australia, yaitu 1 cultural diversity, 2 changes in the family structure, 3 rapid pace of technologival change, 4 global environmental issues, 5 changing nature of social conditions, 6 change in the workplace, 7 inter-dependence in the global economy, 8 uncertain standards of living. Kedua, ada lima karakteristik nilai values yang akan dibangun melalui kurikulum tersebut, yaitu 1 pursuit of knowledge and commitment to achievement of potential, 2 self acceptance and respect of self, 3 respect and concern for others and their rights, 4 social and civic responsibility, dan 5 environmental Curriculum Framework tidak mengggunakan istilah âstudent outcomes statementâ atau dikenal dengan âoverarching statement learning outcomesâ, yang rumusannya pada hakikatnya sama dengan rumusan kompetensi. Ada 13 tiga belas student outcomes statement yang akan dicapai melalui delapan mata pelajaran secara sinergis dengan menggunakan konsep âlinks across the curriculumâ, yaitu 1. Students use language to understand, develop and communicate ideas and information and to interact with others; 2. Students select, integrate and apply numerical and spatial concepts and techniques; 3. Students recognize when and what information is needed, locate and obtain it form a range of sources and evaluate, use and share it with others; 4. Students select, use and adapt technologies; 5. Students describe and reason about patterns, structures and relationship in order to understand, interpret, justify and make patterns; 6. Student visualize consequences, think laterally, recognize opportunity and potential and are prepared to test options; 7. Students understand and appreciate the physical, biological and technological world and have the knowledge and skills and values to make decision in relation to it; 8. Students understand their cultural, geographic and historical context and have the knowledge, skills and values necessary for active participation in life in Australia; 9. Students interact with other people and cultures other than their own and are equipped to contribute to the global community; 10. Student participate in creative activity of their own and understand 22 Autralian Bureu of Statistic, Shools, Australia 1993, Camberra ABS, 1993, hal. 8 41Saifullah IsriKonsep Pendidikan Jerman dan Australia; Kajian Komparatif dan Aplikatif terhadap Mutu Pendidikan IndonesiaJurnal Pendidikan Islam Volume IV, Nomor 1, Juni 2015/1436and engage with the artistic, cultural and intellectual work of others; 11. Students value and implement practices that promote personal growth and well being; 12. Students are self-motivated and confident in their approach to learning and are able to work individually and collaboratively; 13. Students recognize that everyone has the right to feel valued and be safe, and, in this regard, understand their rights and obligations and behave Evaluasi Selama bertahun-tahun sistem pendidikan Australia menggunakan sistem evaluasi eksternal yang ekstensif untuk menentukan kualifikasi siswa dan pemberian sertifikat atau diploma. Sesudah Perang Dunia II hampir semua ujian eksternal ini dihapuskan, dan pada pendidikan dasar dan menengah, yang paling banyak dilakukan ialah kenaikan kelas siswa atas dasar usia. Hampir pada semua sistem, sekolah punya tanggung jawab melakukan ujian untuk setiap level setiap tahun kecuali pada tingkat akhir pendidikan menengah di saat ujian eksternal dilaksanakan. Pada hampir seluruh sistem sekolah, sertifikat pertama yang diterima siswa adalah pada akhir tahun pendidikan ke-10 berdasarkan penilaian internal sekolah. Pemberian sertifikat yang lebih tinggi diberikan pada tahun pendidikan ke-12, pada umumnya berdasarkan ujian ACT dan negara bagian Queensland, ujian internal sekolah yang sudah terakreditasi adalah sebagai pengganti ujian eksternal pada tahun pendidikan ke-12. Untuk masuk ke universitas dan CAE pada umumnya diperlukan kualitas performansi tertentu pada tahun pendidikan ke-12, walaupun kebanyakan institusi memberikan kriteria tersendiri bagi orang-orang dewasa yang- kebetulan tidak memenuhi persyaratan ke TAFE dimungkinkan setelah menamatkan pendidikan 10 tahun dengan hasil yang memuaskan. Masalah yang terdapat dalam sistem ujian dan kenaikan kelas antara lain adalah mendapatkan keseimbangan antara ujian internal sekolah dan kesulitan belajar- mengajar yang mungkin muncul dalam kenaikan kelas otomatis berdasarkan usia. Perbedaan dan pengaruh Sistem Pendidikan Australia dengan Sistem Pendidikan di Indonesia Baik Indonesia maupun Australia sama-sama menerapkan Wajib belajar di Australia wajib belajar diterapkan selama 10 tahun, sedangkan Indonesia mencanangkan wajib belajar 9 tahun, yang akan ditingkatkan menjadi 12 tahun. Kebijakan kedua negara tentang wajib belajar relatif Dâ Cruz J and P. Langford Eds., Issues in Australian..., hlm. 88 42Saifullah IsriKonsep Pendidikan Jerman dan Australia; Kajian Komparatif dan Aplikatif terhadap Mutu Pendidikan IndonesiaJurnal Pendidikan Islam Volume IV, Nomor 1, Juni 2015/1436Di Australia lama pendidikan dasar dan pendidikan menengah berbeda-beda pada setiap negara bagian dan wilayah daratan, dikarenakan diberikanya kewenangan seluas-luasnya otorita penuh dalam penyelenggaraan pendidikan dasar dan memengah. Sedangkan di Indonesia, lama pendidikan dasar dan pendidikan mengerah relatif sama untuk setiap daerah propinsi/kabupaten/kota. Singgungan pendidikan Australia dan Indonesia banyak terjadi melalui banyaknya pelajar dari Indonesia yang belajar di universitas yang ada di itu, pemerintah Australia juga membantu pemerintah Indonesia di dalam memajukan pendidikan di hubungan Indonesia dengan Australia sangat dekat dan dari segi letak geografisnyapun Indonesia adalah tetangga Australia yang Konsep Pendidikan Jerman dan Australia terhadap Pendidikan di Indonesia Dalam tataran konsep Pendidikan, Baik Indonesia, Jerman maupun Australia memiliki konsep yang hampir sama Misalkan dari Penjenjangan pendidikan sama-sama memulai dari pendidikan dasar, menengah dan Tinggi. Bahkan Indonesia dan australia menerapkan wajib Belajar, Australia 10 Tahun sedangkan Indonesia 9 Tahun dan akan ditingkatkan menjadi 12 Tahun. Sedangkan otoritas pendidikan di Indonesia Tampaknya lebih sentralistik meskipun tidak mengabaikan peranan daerah dalam mengelola pendidikan, namun Kebijakan Pemerintah melalui Menteri Pendidikan lebih Dominan dalam mempengaruhi kebijakan pendidikan di Indonesia, hal ini hampir mirip dengan Jerman yang kebijakan Pendidikan ada pada Menteri Pendidikan yang berkoordinasi dengan menteri Negara Bagian, Termasuk Juga dalam Pendanaan Pendidikan ditanggung Pemerintah Pusat serta didukung Pemerintah daerah di Indonesia sementara di Jerman Pemerintah Pusat dalam Pendanaan pendidikan dibantu di Australia kebijakan Pendidikan dan pendanaan ada pada Masing-Masing Menteri negara Bagian. Otoritas ini juga berimplikasi pada penyusunan kurikulum pendidikan. Indonesia yang kebijakan pendidikan cenderung sentralistik, maka kurikulum pendidikan juga dirancang dari pusat, sedangkan di Jerman dan Australia lebih memberi Peluang pada Negara bagian maupun sekolah untuk turut merancang Kurikulum dengan tidak menafikan peran dari sisi evaluasi sepertinya Indonesia lebih baik dengan adanya sistem evaluasi yang terencana dan tearatur, sedangkan Australia lebih menekankan pada penilaian eksternal yang ekstensif, meskipun ada juga ujian nasional yang dilaksanakan. 43Saifullah IsriKonsep Pendidikan Jerman dan Australia; Kajian Komparatif dan Aplikatif terhadap Mutu Pendidikan IndonesiaJurnal Pendidikan Islam Volume IV, Nomor 1, Juni 2015/1436Berdasar perbandingan ketiga negara di atas masing-masing memiliki konsep dan sistem pendidikan masing-masing yang dalam banyak hal ada yang perlu kita cermati adalah mengapa kualitas pendidikan di Indonesia Masih tertinggal dibandingkan Australia dan dari perbandingan pendidikan ini kita bisa petakan kelemahan dan keunggulan pendidikan dari masing-masing negara untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Sebenarnya secara undang-undang Indonesia sudah sama dengan kedua negara, Australia dan Jerman menyediakan layanan pendidikan dan pendidikan Gratis sebagaimana yang termaktub dalam UUD 1945, UU No. 20 Tahun 2003 dan UUD 1945 Pasal 34 ayat 2 dan 4, namun yang menjadi persoalan adalah dalam realisasinya. Poin penting yang bisa kita ambil dari Pendidikan di Jerman adalah pemerataan pendidikan yang dilaksanakan dengan baik, kebijakan pemerintah terkait pemerataan pendidikan ini berimbas pada terjangkaunya akses pendidikan yang relatif sama di semua wilayah dagi semua warga negara, termasuk juga dalam pengalokasian anggaran pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing wilayah atau negara bagian. Bandingkan dengan Indonesia yang masih banyak terjadi kesenjangan dalam mengakses pendidikan, terutama di daerah-daerah pedalaman dan terpencil, belum lagi alokasi anggaran pendidikan yang kurang tepat sasaran, sehingga pendidikan gratis belum sepenuhnya tidak sedikit warga negara Indonesia yang merasakan beban biaya Pendidikan menjadi beban yang sangat berat sehingga tak jarang berakhir dengan keputusan tidak melanjutkan ini tentunya semakin menghambat kemajuan pendidikan di Indonesia. Disamping itu apresisi pemerintah terhadap prestasi pendidikan dirasa sangan kurang, sehingga tidak sedikit putra bangsa yang berprestasi justru enggan untuk pulang dan berkarya di Indonesia karena minimnya Apresiasi, dampaknya adalah motovasi belajar pelajar indonesia menjadi tereduksi. Lemahnya kualitas pendidikan Indonesia, dan minimnya apresiasi prestasi ini tampak dari besarnya minat pelajar-pelajar Indonesia untuk belajar ke Australia dan Jerman, hal ini setidaknya dipengaruhi beberapa fakta antara lain 1. Jerman dan Australia adalah salah satu negara paling maju di Dunia, bahkan Jerman menduduki peringkat ke-3 setelah Amerika dan Jepang dalam bidang ekonomi; 2. Kualitas Pendidikan dan penelitian sangat baik, dan 3. Biaya pendidikan dan masyarakat di Australia menganut sistem sosial demokrat yang menjamin semua warganya mendapatkan pendidikan dan penghidupan yang hal ini menunjukkan kualitas pendidikan di kedua negara tersebut, setidaknya 44Saifullah IsriKonsep Pendidikan Jerman dan Australia; Kajian Komparatif dan Aplikatif terhadap Mutu Pendidikan IndonesiaJurnal Pendidikan Islam Volume IV, Nomor 1, Juni 2015/1436sistem pendidikan di Jerman dan Australia sangat mendukung untuk pengembangan keilmuan dan akses pendidikan di kedua negara tersebut juga sangat apresiasi yang tinggi atas prestasi pendidikan. Berdasarkan dari beberapan pandangan di atas, kita menyadari bahwa sistempendidikan di Indonesia saat ini memang berada di peringkat yang kurang kondisi ini bukan merupakan alasan untuk terus merasa terpuruk, karena sistem pendidikan Indoensia juga telah menghasilkan juara-juara olimpiade di bidang Matematika, Fisika dan Biologi. Artinya, Indonesia masih mempunya potensi yang apabila dikelola dengan baik akan berubah menjadi kekuatan yang mampu mengimbangi negara-negara maju seperti Jerman dan Australia tersebut. Salah satu upaya yang bisa dijadikan starting point bagi upaya perbaikan dan pengembangan sistem pendidikan Indonesia adalah dengan memenuhi menganalisa kelemahan dan kelebihannya. Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan kaji banding Study Comparative dengan sistem negara lain yang lebih baik, seperti halnya Jerman dan Australia misalnya, sehingga bisa menjadi gambaran bagi kita, bagaimana kita bisa memperkuat dan meningkatkan mutu serta kualitas pendidikan menjadi lebih baik dimasa yang akan datang. Melalui peningkatan kualitas sistem pendidikan Indonesia, kelak Indonesia akan menjadi bangsa yang maju dan berada di barisan terdepan dalam usaha mewujudkan dunia yang lebih baik. Dan yang tak kalah penting adalah peran pemerintah sebagai pembuat keputasan pendidikan di Indonesia, yakni kesungguhan niat pemerintah untuk membenahi pendidikan Indonesia, artinya apa yang telah diamanatkan Undang-Undang hendaknya dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan sebagaimana mestinya, baik dalam pembiayaan dan akses pendidikan yang Studi perbandingan pendidikan merupakan studi yang sangat penting demi mewujudkan generasi bangsa yang lebih berkualitas sehingga dapat memajukan Negara Indonesia dan kebodohan adalah faktor utama ketertinggalan negara Indonesia, artinya dengan melihat pola/ Sistem pendidikan di Jerman dan Australia, kiranya dapat termotivasi dan dapat mengevaluasi dari sejumlah kekurangan sehingga kedepan mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia dapat tumbuh dengan lebih baik, karena selain SDA yang melimpah, Indonesia juga harus mempersiapkan SDM yang handal dan berkualitas. 45Saifullah IsriKonsep Pendidikan Jerman dan Australia; Kajian Komparatif dan Aplikatif terhadap Mutu Pendidikan IndonesiaJurnal Pendidikan Islam Volume IV, Nomor 1, Juni 2015/1436 Keseriusan pemerintah untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia mutlak ditingkatkan bila Indonesia tidak ingin semakin jauh tertinggal dari Jerman dan Australia, Jaminan akses Pendidikan yang menjadi Hak setiap warga negara sebagaimana amanat Undang-undang harus dipenuhi. Begitu juga alokasi anggaran pendidikan harus direalisasikan dan tepat sasaran. Hal ini mengingat ketertinggalan indonesia dari negara lain khususnya Jerman dan Australia adalah dalam tataran Aktualisasi dan implementasi konsep pendidikan Nasional dalam praktek Pendidikan di lapangan yang belum berjalan secara maksimal. 46Saifullah IsriKonsep Pendidikan Jerman dan Australia; Kajian Komparatif dan Aplikatif terhadap Mutu Pendidikan IndonesiaJurnal Pendidikan Islam Volume IV, Nomor 1, Juni 2015/1436RujukanAgustiar Syahnur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara, Bandung Lubuk Agung, 2001Artikel âIndonesiaâs education equity goals moderateâ, UNESCO report showsâ. îe Jakarta Post edisi Sabtu 12 Juni 2008A. Margrith Lin-Huber, KulturspeziïŹscher Spracherwerb, Bern Verlag Hans Huber, 1998Autralian Bureu of Statistic, Shools; Australia 1993, Camberra ABS, 1993Chaedar Alwasilah, Filsafat Bahasa dan Pendidikan, Bandung Rosda Karya, 2008Cecep Wahyu Hoerudin, dkk, Makalah Studi Pendidikan Manca Negara Jerman dan Indonesia, Universitas Pendidikan Bandung, 2009Don Adams, Educational Pattern In Contemporary Societies, In. îut Eds., Pola-pola Pendidikan dalam Masyarakat Kontemporer, Yogyakarta Pustaka Pelajar, 2005Dâ Cruz J and P. Langford Eds., Issues in Australian Education, Melbourne Longman Cheshire, 1990Frackman, dkk, Higher Education policy in Germany In Goedegebuure, Leo et al Eds, Higher Education Policy An International Comparative Perspective, Paris Pergamon Press, 1993H. Mohle, German Democratic Republic System of Education, In B. R. Clarke and Neave, Eds, îe Encyclopedia of Higher Education, Vol. 1,Oxford Pergamon Press, 1992 Education Attace; Embassy of Republic of Indonesia-Canberra, Sistem Pendidikan Australia, Rabu, 17 Maret Francis Cramer dan George Stephenson Browne, Contemporary Education, New York Harcourt Brace, 1956J. T. Fey, System of Education of Federal Republic of Germany. In F. Husen and Postlethwaite Eds, International Encyclopedia of Education. New York Pergamon Press, 1985 47Saifullah IsriKonsep Pendidikan Jerman dan Australia; Kajian Komparatif dan Aplikatif terhadap Mutu Pendidikan IndonesiaJurnal Pendidikan Islam Volume IV, Nomor 1, Juni 2015/1436L. Ingvarson and Chadbourne, Eds., Valuing Teachers Work New Direction In Teacher Apparaisal, Melbourne ACER, 194Robert F. Lawson, Reconstruction Education East German School and Universities after UniïŹcation by Rosalin M. O Princhard, Book Review, In Comparative Education Review, Vol. 44 No. 1, Februari, 2000U. Teichler and B. Kehm, System of Higher Education of Federal Republic of Germany. In Clarke, B. R., and Neave, G. Eds, îe Encyclopedia of Higher Education, Vol. 1 Oxford Pergamon Press, Elley, How in îe World Do Student Read? IEA Study of Reading Literacy, îe Hague International Association for îe Evaluation of Educational Achicvenment, 1992 ... Mengenai buku teks, tidak ada yang dapat dipakai tanpa ada persetujuan dari kementerian negara bagian dan guru boleh menggunakannya sejauh terdapat dalam daftar rekomendasi buku yang sah; d. Metode mengajar, bukan "teacher centered" tetapi "student centered" yang sifatnya "open instruction" murid belajar atas dorongan sendiri Isri, 2015. ...... Persamaan persepsi antara masyarakat dengan pemerintah sebagai pembuat kebijakan pendidikan di Indonesia belum terwujud dengan baik berbeda dengan Jerman. Sistem pendidikan tinggi universitas di jerman mengakomodasi mereka yang menginginkan "kebebasan" untuk mengatur Studi mereka, hal ini mendorong kemadirian untuk memprogram belajar sesuai bidang yang diminati, sementara di Indonesia jarang ada yang demikian Isri, 2015. ...Mardhiyah TaufikEndis FirdausThis study aims to identify the curriculum development model by Saylor, Alexander, and Lewis for Islamic education and its implications in schools. This study applied qualitative approach and literature study methods. The results of this study indicate that the curriculum is in line with the times. The curriculum also develops to meet the demands of current education systems. To achieve a goal in the educational process requires a design in implementation. Therefore, the curriculum is a design in which there are systematically designed programs to set a goal. Saylor, Alexander, and Lewis consider curriculum as the efforts of schools to influence students to learn, both in the classroom, on the schoolyard, and outside the school. Therefore, there are various demands that Islamic education must be able to answer those needs. Islamic Education is a vast subject in schools. It needs to be selected for its material and developed according to the needs and competencies of students and has use of value for students. Systematically, this paper implies that it tries to provide an overview of the Saylor, Alexander, and Lewis curriculum models and can guide carrying out activities and their implementation in Islamic education.... Berdasarkan beberapa artikel yang telah direview terdapat beberapa variabel psikologis yang diidentifikasi yang dijelaskan antara lain 1 Jerman ada pendidikan vokasi seperti politeknik dan ada pendidikan universitas Isri, 2015. Berdasarkan hal tersebut, perbedaan mendasar dengan pendidikan di Indonesia adalah sejak usia 10 tahun telah ada pemetaan bakat dan minat bagi siswa untuk ke jenjang pendidikan selanjutnya. ...Barbara B. BurnDespite some important differences between the higher education systems of the Federal Republic of Germany and the United States, they share a number of comparable problems, especially in the field of access. The competitiveness of admission in certain faculties and disciplines in both countries and at the more prestigious and selective institutions in the raise serious questions about the proper balance between meritocratic and egalitarian policies. It is emphasized that access policies cannot be determined in a vacuum because of their close relationship to other factors in higher education institutions and AvakovMichael ButtgereitBikas C. SanyalUNESCO-IIEPIncl. bibl. Based on a critical analysis of two countries with very different economic systems and approaches to planning - the USSR and the FRG - this volume examines the complex and changing relationship between higher education and employment under conditions of over-supply of highly qualified graduates and the implications for educational planners. Part I examines the role of education, especially in supplying higher-level manpower, in the process of industrialization, scientific and technological development of the USSR, and discusses the structures, content and methods of the higher education system. The authors analyse the relationship beween higher education and production, and the role of planning in meeting the economy's needs, and offer suggestions for making higher education better respond to employment needs. In Part II the authors describe the structures and development of the education and employment systems in the FRG, examine the changing issues of the political debate on the subject since the post-war period, and describe current research, especially in manpower forecasting. Four papers, on topics including manpower forecasting, the recruitment process and the under-employment of college graduates, are also presented. A comparative study, Part III, identifies differences as well as common elements in the way the two countries view the issues and how they go about adjusting higher education to changing manpower Sistem Pendidikan 15 NegaraRujukan Agustiar SyahnurRujukan Agustiar Syahnur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara, Bandung Lubuk Agung, 2001Indonesia's education equity goals 'moderate', UNESCO report showsArtikelArtikel "Indonesia's education equity goals 'moderate', UNESCO report shows". The Jakarta Post edisi Sabtu 12 Juni 2008Makalah Studi Pendidikan Manca Negara Jerman dan IndonesiaCecep Wahyu HoerudinCecep Wahyu Hoerudin, dkk, Makalah Studi Pendidikan Manca Negara Jerman dan Indonesia, Universitas Pendidikan Bandung, 2009Pendidikandi Australia tidak dipegang oleh pemerintah pusat, namun diserahkan pada setiap negara bagian atau teritorinya. Jadi, setiap negara bagian memiliki hak untuk menyelenggarakan pendidikan yang berbeda-beda. Hal ini berdasarkan pada konstitusi Australia, dimana pendidikan merupakan tanggungjawab negara bagian. Pada setiap negara bagian, seorang Menteri Pendidikan dengan sebuah departemen pendidikan melaksanakan pendidikan dasar dan menengah, dan adakalanya juga pendidikan prasekolah. Download Free DOCXDownload Free PDFKelompok 9 SISTEM PENDIDIKAN DI AUSTRALIAKelompok 9 SISTEM PENDIDIKAN DI AUSTRALIAKelompok 9 SISTEM PENDIDIKAN DI AUSTRALIAKelompok 9 SISTEM PENDIDIKAN DI AUSTRALIAJihan Caputri SISTEMPENDIDIKAN AUSTRALIA Disampaikan untuk sebagai bahan diskusi pada mata kuliah Wawasan Kependidikan dan Pengajaran Dosen: Dra. Dewi Muliani Santoso, M.Pd Disusun Oleh NORHAYATI AAA 210 012 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS PALANGKA RAYA 2011 1 fA. image source Australia adalah salah satu negara paling maju di dunia. Pendidikannya juga merupakan salah satu yang paling dihormati di dunia. Sistem pendidikan di Australia mengikuti sistem pendidikan bertingkat tinggi yang sama seperti di Amerika Serikat, Kanada, dan Inggris. Berbagai universitas di Australia telah mencapai peringkat tertinggi di dunia dalam berbagai bidang, termasuk bidang pendidikan, teknologi dan ilmu pengetahuan. Sistem pendidikan di Australia terbagi menjadi enam tingkatan. Tingkat pertama adalah sekolah dasar atau sekolah rendah. Sekolah ini menyediakan pelajaran dasar, seperti matematika, bahasa Inggris, dan ilmu pengetahuan. Selanjutnya, ada sekolah menengah atau sekolah menengah atas. Sekolah ini menyediakan lebih banyak pelajaran, termasuk pelajaran teknologi dan ilmu pengetahuan. Pada tingkat ketiga, ada universitas atau institusi pendidikan tinggi lainnya. Selain itu, ada beberapa program pelatihan profesional dan vokasional yang tersedia di Australia. Di Australia, pemerintah menyediakan bantuan keuangan untuk membantu anak-anak yang tinggal di daerah miskin dan belum terpenuhi kebutuhan pendidikan mereka. Bantuan ini diberikan melalui beasiswa, pinjaman, dan bantuan lainnya. Ini membantu anak-anak miskin untuk menyelesaikan pendidikan mereka dan meningkatkan kesempatan mereka untuk mendapatkan pekerjaan di masa depan. Di Australia, sekolah tingkat tinggi juga menyediakan program pelatihan profesional, seperti program akuntansi, program komputer, dan program manajemen. Program ini memberi siswa peluang untuk meningkatkan keterampilan mereka dan mempersiapkan mereka untuk bekerja di industri. Beberapa program ini juga dapat membantu siswa mencapai kelulusan dari universitas. Sebagai contoh, beberapa program dapat membantu siswa mencapai gelar sarjana di bidang akuntansi dan lainnya. Selain itu, Australia juga menawarkan program vokasional. Program vokasional ini termasuk pelatihan di bidang teknik, manajemen, dan lainnya. Program ini menawarkan peluang untuk mempelajari teknik dan manajemen yang berguna untuk mempersiapkan mereka untuk pekerjaan di masa depan. Program vokasional ini juga dapat membantu siswa membangun keterampilan mereka dan mempersiapkan mereka untuk mencari pekerjaan yang sesuai dengan minat mereka. Australia juga menyediakan program pendidikan tinggi bagi para mahasiswa asing. Program ini memberi kesempatan kepada mahasiswa asing untuk belajar di universitas terkemuka di Australia. Program ini juga menawarkan bantuan keuangan bagi mahasiswa asing untuk membantu mereka menyelesaikan pendidikan mereka. Program ini membantu mahasiswa asing untuk mencapai kesuksesan di Australia. Di Australia, ada banyak program pendidikan tinggi yang tersedia bagi para mahasiswa. Program-program ini membantu para mahasiswa untuk meningkatkan keterampilan dan mempersiapkan mereka untuk bekerja di masa depan. Program pendidikan tinggi di Australia juga membantu para mahasiswa untuk mencapai tujuan mereka dan mencapai kesuksesan di masa depan. Program ini juga membantu para mahasiswa untuk meningkatkan kualitas hidup mereka dan mencapai kesuksesan di masa depan. Australia adalah salah satu negara terdepan di dunia dalam pendidikan. Sistem pendidikannya memungkinkan siswa untuk belajar di berbagai tingkat, termasuk tingkat sekolah rendah, sekolah menengah, dan universitas. Sistem pendidikan di Australia juga menyediakan program profesional dan vokasional untuk membantu siswa mencapai kesuksesan di masa depan. Program pendidikan tinggi di Australia memberi kesempatan kepada mahasiswa asing untuk belajar di universitas terkemuka di Australia. Program ini membantu mahasiswa asing untuk mencapai tujuan mereka dan mencapai kesuksesan di masa depan.
Perludiketahui, Australia tidak mengenal sistem akselerasi. Hal ini sedikit berbeda dengan struktur pendidikan formal di Indonesia yang memiliki durasi normal yang tetap, kecuali untuk kelas akselerasi. Sekolah dasar di Indonesia adalah 6 tahun, sekolah menengah pertama selama 3 tahun, dan sekolah menengah atas selama 3 tahun.
MAKALAHSISTEM PROBLEMATIKA DAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI AUSTRALIAMakalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliahPerbandingan Pendidikan IslamDosen pengampu Rusdi, Disusun OlehFajar Mustika Violeta 1911101370 Nur Wahyuni Salsabila 1911101362 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUANINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERISAMARINDA2020/2021KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah Swt yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya tentu kami tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun agar pembaca dapat menperluas ilmu tentang âProblematika dan Kebijakan Pendidikan di Australiaâ yang kami sajikan berdasarkan referensi dari berbagai sumber. Makalah ini kami susun dengan penuh rintangan. Baik yang datang dari diri kami sendiri maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah Swt akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang telah membimbing kami agar dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami mohon untuk saran dan kritiknya. Terima 2020 PenulisDAFTAR ISIKATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUANLatar Belakang Rumusan MasalahTujuan MakalahBAB II PEMBAHASANGambaran Sekilas Tentang AustraliaKebijakan dan Problematika Pendidikan di AustraliaSistem Kurikulum yang digunakan di AustraliaPerkembangan Pendidikan Islam di AustraliaBAB III PENUTUPKesimpulanSaranDAFTAR PUSTAKA BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting pada setiap negara, dimana pendidikan tersebut merupakan pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian, tentunya setiap negara memiliki problematika dan juga kebijakan dalam dunia pendidikan, seperti halnya yang akan pemakalah jelaskan pada kesempatan kali ini, yaitu mengenai pendidikan yang berada di Australia, pendidikan Australia menawarkan beragam pilihan studi untuk para pelajar internasional, dengan lebih dari institusi dan jurusan untuk dipilih. Lembaga akademik di Australia mendapatkan ulasan baik dalam hal-hal seperti kepuasaan pelajar, kelayakan kerja, serta kualitas hidup dan suasana komunitas pelajar, Melbourne dan Sydney menduduki posisi lima teratas di daftar kota terbaik untuk para pelajar. Kedua kota ini adalah rumah bagi beragam institusi akademik terkemuka seperti The University of Melbourne, The University of Sydney, University of New South Wales, Monash University, Macquarie University, RMIT University, dan masih banyak lagi. B. Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan Problematika dan Kebijakan Pendidikan di Australia?2. Apakah Kurikulum yang digunakan di Australia?3. Bagaimana Pendidikan Islam di Australia?C. Tujuan 1. Untuk mengetahui Problematika dan kebijakan pendidikan di Untuk mengetahui bagaimana kurikulum yang di gunakan di Untuk mengetahui pendidikan Islam di IIPEMBAHASANA. Gambaran sekilas tentang Australia Benua Australia yaitu benua yang memiliki luas wilayah mencapai kmÂČ dengan jumlah penduduk sekitar 29 Juta Jiwa. Penentuan letak astronomis Australia didasarkan pada wilayah yang berada pada garis bujur dan garis lintang. Adapun letak geografis benua Australia adalah, di sebelah Utara berbatasan dengan Selat Flores, Papua Nugini, Laut Arafuru, dan Laut Timor Leste. Disebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia. Disebelah Timur berbatasan dengan Laut tasman, Samudera Pasifik, dan Laut Coral. Disebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia. Australia menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi. Penduduk asli Australia yaitu bangsa aborigin. Sekarang semakin sedikit akibat sudah tercampur dengan penduduk dari eropa. Agama yang dianut di benua Australia adalah iklim benua Australia memiliki dua iklim. Diantaranya yaitu, beriklim tropis yang dialami oleh kawasan sebelah utara. Beriklim sedang yang dialami oleh kawasan sebelah selatan. Pada negara ini masyarakatnya stabil, demokratis, dan berkebudayaan majemuk disertai dengan angkatan kerja yang terampil dan ekonomi yang kuat dan dapat berdaya saing. Australia memiliki keanekaragaman hayati dan sejumlah tanaman, dan hewan yang tidak terdapat di negara lain. Australia bertekad untuk melestarikan warisan alam dan lingkungan hidupnya yang unik dan memiliki sejumlah prosedur perlindungan, termasuk pencatatan dalam warisan dunia dan banyak taman nasional dan perlindungan kehidupan liar, selain itu, Australia juga merupakan salah satu negara yang ekonominya sangat pesat dan berdaya tahan tertinggi di dunia, tidak hanya itu, negara tersebut juga memiliki sektor pemerintahan yang efisien. Australia memiliki salah satu ekonomi yang paling terbuka dan inovatif di dunia, Pemerintah Australia bertekad untuk melanjutkan arah ini. Pertumbuhan yang kukuh sejak tahun 1990an diikuti dengan kinerja produktifitas yang kuat. Ekonomi, politik dan lingkungan sosial Australia yang stabil mendorong peningkatan investasi asing beberapa tahun belakangan. Sejak 1990, ekonomi riil Australia tumbuh rata - rata 3,3 persen per tahun. Nilai GDP Australia pada 2006â2007 sedikit di atas $1 triliun, menjadikannya ekonomi terbesar ke 13 secara keseluruhan di dunia dan terbesar ke 10 diantara ekonomi industri. Sebagai hasil diversifikasi besar basis ekspor Australia, Australia kini tidak hanya pengekspor komoditas, namun juga memiliki industri pabrikan dan jasa yang canggih. Nilai ekspor barang dan jasa Australia mencapai $215,8 milyar pada tahun 2006â2007, dengan ekspor jasa sebesar $46,2 milyar 21,4 % dari keseluruhan ekspor. Jepang masih tetap menjadi pasar ekspor terbesar di australia dan mencapai $35,6 milyar pada 2006, selanjutnya Cina $26,4 milyar, Amerika Serikat $15,5 milyar, Korea Selatan $14,9 milyar dan Selandia Baru $12,7 milyar.B. Sistem Problematika dan Kebijakan Pendidikan di Australiaa. Problematika Pendidikan di Australia1. Para pelajar telah berbagi pengalaman terkait beberapa permasalahan yang ada sewaktu berada di luar negara. Antara isu-isu utama adalah berkaitan dengan aspek sosial yang merangkumi aspek bahasa, aspek mendapatkan makanan dan juga berkaitan kemudahan asas lain seperti perumahan, kendaraan dan penggunaan toilet. Masalah bahasa pada dasarnya dapat menyebabkan kesulitan pada siapapun yang berhijrah ke luar negara tanpa menguasai bahasa yang di Para pelajar yang berkunjung ke negara tersebut kesulitan untuk mendapatkan Visa. Karena visa ini sangat penting, untuk bukti diperbolehkannya mengunjungi negara tersebut diberikan untuk pengunjung negara tersebut jika memasuki kawasan negara lain apabila telah diizinkan oleh negara tersebut, bisa berbentuk stiker visa ataupun berbentuk stempel pada paspor pada negara Muslim di Australia kebanyakan adalah imigran dari Turki, Libanon, Afganistan,Maroko, dan lainnya. Keragaman etnis ini menjadikan keuntungan sekaligus menjadi kendala bagi keberlangsungan sekolah islam di sana. Keuntungan yang bisa di ambil adalah pengenalan akan keragaman budaya muslim, namun di pihak lain, banyak orang tua lebih memilih sekolah umum negri daripada sekolah islam yang didirikan oleh muslim dengan afiliasi atau mahzdab yang berbeda dengan dirinya. Mereka khawatir kelak anaknya akan diberikan pengajaran keagamaan dengan paham yang berbeda dengannya. Kurangnya dukungan dari sesama umat Islam ini menyulitkan pihak sekolah untuk mendapat kucuran Kebijakan Pendidikan di Australia Australia has implemented a career-based education system which aims to build long-term life skills starting from elementary school by preparing qualified teachers or teaching staff and educators, supporting materials in facilitating the learning process in the classroom related to student personal development, career development and learning skills lifetime. The aim of establishing a career development based education system in Australia is to enable teachers, parents, job providers, employers or others who are in a position to support career transition societies, to work within a nationally consistent framework that is competent in terms of competency. career management will help all Australians manage their lives, both study and work. The Australian state government plays an important role in the management and administration of education in the school sector. Each State and Territory has laws and regulations regarding curriculum, accreditation of courses, examinations for students and awards for students. The Australian government plays a leadership role nationally and works closely with state governments and industry and society to improve the quality and effectiveness of schools. The Australian Government also provides significant subsidies for public and private schools. In Australia, the school year is from the end of January, or the beginning of February, to the beginning of December. Most States and Territories use a new school year system. The large category of Public schools operates under the direct responsibility of the territory state government. Public Schools receive core funding from the state or Territory government and additional designation from the federal government. In Australia, the government pays great attention to education. To the extent that every child born or raised in Australia, has an obligation to go to school. Even the government in Australia does not hesitate to impose sanctions on parents, if their children are often absent and lazy to go to school. So we shouldn't be surprised if the majority of Australian people are educated, because from a young age they have been obliged to go to school. The early level of education in Australia is called kindergarten. Kindergarten is also compulsory once in Australia. After graduating from kindergarten, then proceed to elementary school until high school. In Australia there are 2 different types of schools. Some are public, some are private. Approximately 2/3 of the total number of students in Australia, choose schools in the country. And the rest go to private schools. Inside private schools are divided into 2 categories, namely ordinary schools and religious-based schools Catholic, Protestant, and Islamic.Before entering tertiary education in Australia, students must first complete primary and secondary education, as is the case in Indonesia. Education in Australia is also very good and qualifications are recognized internationally. In addition, the cost of education in Australia is relatively cheap and affordable when compared to the UK and America. In Australia, this makes it very easy for students to find a school that suits their wishes. In Australia there are 8 universities that are included in the 150 best universities in the world. In Australia, the quality of education is of international class and the facilities are very adequate. But the cost of living in Australia is quite Sistem Kurikulum di Australia Suatu hal yang terjadi pada semua sistem sekolah negeri sejak awal tahun 1970-an adalah adanya pendelegasian tanggung jawab kurikulum kepada sekolah-sekolah. Tetapi, kecepatannya sangat berbeda-beda. Pada negara bagian, pedoman kurikulum dibuat terpusat namun sekolah hanya dapat mengadaptasikannya untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan lokal, di negara lain pejabat-pejabat yang relevan di pusat menyusun tujuan umum dan sekolah menjabarkannya ke dalam bentuk kurikulum yang rinci tetapi tetap berada dalam kerangka tujuan umum yang telah ditetapkan. Pengecualian yang cukup besar terjadi pada kurikulum sekolah menengah untuk kelas-kelas terakhir, detail kurikulum disusun secara terpusat untuk kepentingan ujian pemerintah pusat, penyusunan pedoman kurikulum serta objektif kurikulum secara umum biasa menjadi tanggung jawab seksi kurikulum dalam departemen pendidikan. Meskipun sekolah-sekolah swasta memiliki otonomi yang cukup luas dalam hal kurikulum, namun banyak hal yang mereka ikuti pada kurikulum yang dipakai di sekolah-sekolah negeri dalam negara bagian atau teritorinya. Pusat Pengembangan Kurikulum dibentuk oleh pemerintah Commonwealth pada tahun 1975 untuk membantu mengkoordinasi dan mendiseminasikannya, serta menyiapkan materi kurikulum. Ada beberapa hal yang menarik dalam Curriculum Framework. Pertama, ada 8 kondisi yang melatarbelakangi pengembangan kurikulum di Australia, yaitu 1 cultural diversity, 2 changes in the family structure, 3 rapid pace of technologival change, 4 global environmental issues, 5 changing nature of social conditions, 6 change in the workplace, 7 inter-dependence in the global economy, 8 uncertain standards of living. Kedua, ada lima karakteristik nilai values yang akan dibangun melalui kurikulum tersebut, yaitu 1 pursuit of knowledge and commitment to achievement of potential, 2 self acceptance and respect of self, 3 respect and concern for others and their rights, 4 social and civic responsibility, dan 5 environmental responsibility. Curriculum Framework tidak mengggunakan istilah âstudent outcomes statementâ atau dikenal dengan âoverarching statement learning outcomesâ, yang rumusannya pada hakikatnya sama dengan rumusan kompetensi. D. Perkembangan Pendidikan Islam di Australia Perkembangan pendidikan Islam di Australia tidak terlepas dari sejarah perkembangan Islam di Australia itu sendiri. Islam memang telah masuk ke Australia sejak abad ke-16 atau abad ke-17M. yang dikenalkan oleh para nelayan dari selama berabad-abad pendidikan Islam hanya diselenggarakan melalui pendidikan non formal secara berkrlompok di masjid-masjid atau secara individual di rumah. pendirian lembaga pendidikan Islam formal baru digagas sekitar tahun 1970-an, bersamaan dengan meledaknya arus imigrasi dari turki pada akhir tahun 1960-an dan dari libanon pada akhir 1970-an. Semakin banyaknya populasi Muslim di Australia, semakin besar pula kebutuhan akan pendidikan formal yang âramahâ terhadap Muslim. Yaitu sekolah yang mampu mengajarkan nila-nilai keagamaan, memberikan kebebasan bagi para siswanya untuk berpakaian sesuai tradisi Islam, menyediakan makanan halal, adanya kesempatan beribadah secara teratur, menyelenggarakan peringatan hari besar agama Islam, serta pengajaran etika pergaulan terhadap lawan jenis. King Khalid Islamic Collage atau yang sekarang dikenal sebagai Australian Academy AIA tercatat sebagai sekolah Islam tertua di Australia yang didirikan oleh Australian federation of Islamic Council AFIC pada tahun 1983. AFIC merupakan organisasi besar Islam yang pada awal kemunculannya bertugas mengurusi sertifikat daging halal, namun kemudian mengurusi berbagai aspek lain yang berkaitan dengan Muslim. Sekolah ini didirikan oleh AFIC Melbourne di atas sebidang tanah bekas bangunan sekolah katolik yang ditutup karena kebakaran. Pada tahun itu juga berdiri sekolah Islam lain dari Sydney yang bernama Noor al-Houda Islamic Collage. Sekolah ini didirikan oleh suami istri muallaf bernama Silma Ihram dan Siddiq Buckley. Mereka berinisiatif mendirikan sekolah Islam setelah sekolah umum setempat menolak putrinya yang mengenakkan kerudung dan pakaian muslimah ke sekolah. Pendidikan Islam di Australia mendapatkan momentum perkembangannya pada pertengahan tahun 90-an. Semenjak John Howart maju menjadi perdana menteri Astralia, pendidikan Islam semakin menjamur karena mendapat kemudahan dalam pendanaan. Perbaikkan dalam manajemen dan kualitas pendidikan membuat sekolah Islam semakin diminati. Pertambahan jumlah umat Islam juga sangat berpengaruh dalam hal ini. Di Sydney sebagai kota dengan komunitas Muslim terbesar, pada tahun 1997 tercatat ada lima belas sekolah Islam yang telah berdiri di sana. Satu dekade kemudian, jumlahnya bertambah dua kali lipat Melbourne berada di posisi kedua sebagai kota yang memiliki sekolah Islam terbanyak. Sementara kota lain hanya memiliki dua atau tiga sekolah Islam saja. Lembaga pendidikan Islam yang berkembang di Australia mirip dengan sekolah Islam terpadu di Indonesia. Jika melihat jarak anatara waktu masuknya Islam ke Australia dan waktu kemunculan sekolah formal, juga siapa yang mengenalkan Islam di sana tentu kita banyak bertanya-tanya mengapa lembaga pendidikan tradisional sejenis pesantren tidak berkembang di Australia? Bukan saja karena Islam di Australia salah satunya berasal dari Indonesia yang sedikit banyak pasti memberikan pengaruh pesantren bagi Muslim Australia, tetapi model pendidikan Islam tradisional semacam itu memang sedang trend di seluruh dunia sejak abad ke-11 M. Dalam hal ini, bahwa sistem pendidikan Islam tradisional tidak cocok bagi konteks pertumbuhan Muslim Australia. Keterbatasan mata pelajaran. sistem evaluasi pendidikan yang tidak memadai, metode yang menekankan pada hafalan, serta terbatasnya kemampuan riset membuatnya tidak mampu mengejar atau menyesuaikan diri dengan dinamika perkembangan keilmuan di Australia. Hubungan Australia dengan komunitas muslim di Indonesia sangat luas dan dalam. Ini merupakan bagian dari jalinan hubungan antara Australia-Indonesia, dan akan terus menjadi dasar bagu hubungan yang kuat antara kedua negara di tahun-tahun yang akan mendatang. Muslim di Australia sangat beranekaragam. Pada sensus 2006, tercatat lebih dari muslim yang menduduki negara Australia. Masjid yang pertama kali didirikan di Australia bertempat di Marree di sebelah utara Australia Selatan pada tahun 1861. Muslim di Australia merupakan kelompok agama terbesar keempat setelah Kristen, Atheis, dan Budhanisme. Kewarganegaraan di Australia memberi hak tertentu untuk seorang muslim dan tempat untuk beragama. Sebagian umat muslim yang datang ke Australia merupakan imigran. Hal ini menunjukkan bahwa Muslim di Australia memiliki keanekaragaman. saat ini tidak hanya masjid yang menjadi simbol umum ke aiaslaman di Australia, melainkan dapat dilihat dari organisasi muslim yang ada di Australia. Pendidikan Islam di Australia saat ini ada lebih dari 30 sekolah Islam di Australia. Salah satu negara bagian yang cukup cepat tingkat perkembangan sekolah Islamnya di Australia adalah di kawasan New South Wales NSW. Sekolah Islam yang ada di NSW telah meningkat tiga kali lipat dalam kurun waktu 15 tahun terakhir. Dan begitu juga pula populasi siswa Islam juga naik hampir 200 persen. BAB IIIPENUTUPA. Kesimpulan Australia adalah masyarakat yang stabil, berkebudayaan majemuk dan demokratis disertai dengan angkatan kerja yang terampil dan ekonomi yang kuat yang mampu berdaya saing. Australia telah menerapkan sistem pendidikan berbasis karir yang mana bertujuan untuk membangun keterampilan hidup jangka panjang dimulai dari Sekolah Dasar dengan menyiapkan guru atau tenaga pengajar dan pendidik berkualitas, bahan pendukung dalam memfasilitasi proses pembelajaran di kelas yang terkait dengan pengembangan pribadi siswa, pengembangna karir dan keterampilan belajar seumur hidup. pendidikan di Australia merupakan pendidikan yang memiliki sistem sangat baik, baik itu dari sistem kebijakan kurikulum ataupun dalam hal lainnya sehingga membuat negara tersebut menjadi lebih maju terutama dalam bidang Saran Tentunya kami selaku penulis menyadari dengan adanya kekurangan ataupun kesalahan dalam penulisan makalah ini, sehingga kami sangat membutuhkan kritik dan juga saran bagi para pembaca guna meningkatkan daya kreatifitas kami dalam menyusun sebuah PUSTAKA Besar Indonesia â Gambaran sekilas tentag Australiaâ di akses pada 19 september,2020,Pukul 2019 Abdul Latiff Ahmad, Nur Zalila Md Zamri, Ali Salman, Emma Mirza Wati Mohamed & Hasrul Hashim,âIsu-isu dan Masalah Adaptasi Antarabudaya Dalam Kalangan Pelajar Malaysia dI United Kingdom dan AustraliaâVol. 9, No. 2 2014 . Sepuru, Public Policy Art and Craft of Policy Analysis. Raj Press New Delhi. Saifullah Isri, Konsep Pendidikan Jerman dan Australia Banda Aceh UIN Ar-RANIRY, 2015 Syaifullah Isri âKonsep Pendidikan Jerman dan Australia; Kajian Komparatif dan Aplikatif terhadap Mutu Pendidikan Indonesiaâ,Jurnal Pendidikan Islam. Vol IV,No 1,Juni 2015,hal 39. Autralian Bureu of Statistic, Shools, Australia 1993, Camberra ABS, 1993, hal. 8 Dâ Cruz J and P. Langford Eds., Issues in Australian..., hlm. Kajian Islam Multidispliner Jakarta Lembaga penelitian UIN Jakarta, 2009 Jakarta kencana ilmu dakwah, 2009 Kajian Islam Multidispliner Jakarta Lembaga penelitian UIN Jakarta, 2009 Australiatelah menerapkan sistem pendidikan berbasis karir yang mana bertujuan untuk membangun keterampilan hidup jangka panjang dimulai dari Sekolah Dasar dengan menyiapkan guru atau tenaga pengajar dan pendidik berkualitas, bahan pendukung dalam memfasilitasi proses pembelajaran di kelas yang terkait dengan pengembangan pribadi siswa, pengembangna karir dan keterampilan belajar seumur hidup. pendidikan di Australia merupakan pendidikan yang memiliki sistem sangat baik, baik itu dariBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci keberhasilan sebuah negara, bahkan kemajuan sebuah negara salah satunya tergantung dengan bagaimana pemerintahan sebuah negara memuliakan pendidikan dan pemerataannya, karena pendidikan merupakan hak asasi setiap warga negara. Setiap warga negara Indonesia berhak mendapatkan pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat tanpa memandang gender, status sosial, statusekonomi, suku, etnis dan agama. Untuk lebih memajukan pendidikan di negara kita, kita dapat melakukan perbandingan sistem pendidikan dengan negara lain, dalam hal ini salah satu negara yang dapat kita perbandingkan sistem pendidikannya dengan negara Indonesia adalah negara Australia. Kita dapat megetahui informasi tentang sistem pendidikan negara Australia dengan berbagai cara, dan salah satunya melalui makalah yang sangat sederhana ini, dalam makalah ini dipaparkan sedikit tentang sistem pendidikan Australia dan dapat kita pahami sebagai bahan untuk sedikit memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. B. Rumusan Masalah a. Bagaimana sistem pendidikan di Australia? b. Bagaimana sistem pendidikan di Indonesia? BAB II PEMBAHASAN Sistem Pendidikan diAustralia A. Tinjauan Umum Pemerintah Negara Bagian dan Teritori Australia memegang peranan penting dalam hal manajemen dan administrasi pendidikan sektor sekolah. Setiap Negara Bagian dan Teritori mempunyai hukum dan peraturan-peraturan terkait mengenai kurikulum, akreditasi program studi, ujian bagi siswa dan penghargaan bagi siswa. Pemerintah Australia memegang peranan kepemimpinan secara nasional dan bekerjasama dengan Pemerintah Negara-negara Bagian dan Teritori serta pihak-pihak industri dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas dan keefektipan sekolah. Pemerintah Australia juga menyediakan subsidi yang cukup penting bagi sekolah-sekolah pemerintah maupun swasta. Di Australia, tahun ajaran adalah dari akhir bulan Januari, atau awal bulan Februari, sampai dengan awal bulan Desember. Kebanyakan Negara Bagian dan Teritori menggunakan sistem tahun ajaran yang mencakup empat triwulan. Tasmania mempunyai sistem tahun ajaran yang terdiri dari tiga kuartalan. Terdapat dua kategori besar sekolah-sekolah Australia. Sekolah-sekolah Negeri beroperasi di bawah tanggung jawab langsung dari Pemerintah Negara Bagian atau Teritori. Sekolah-sekolah Negeri menerima pendanaan inti dari Pemerintah Negara Bagian atau Teritori dan pendanaan tambahan dari Pemerintah Federal. Sekolah-sekolah selain sekolah negeri menerima pendanaan tambahan dari Pemerintah Federal dan Pemerintah Negara Bagian/Teritori, dan suatu proporsi pendanaan yang besar dari sumbangan swasta dan biaya-biaya sekolah. Sekolah-sekolah selain dari Sekolah Negeri umumnya mempunyai afiliasi agama atau gaya pengajaran yang khusus dan di Australia sejumlah besar sekolah-sekolah selain Sekolah Negeri adalah sekolah Katolik.[1] B. Jenjang Pendidikan Pada dasarnya sistem pendidikan di Australia dapat digolongkan menjadi empat tingkatan, yaitu 1. Sekolah Dasar Primary School 2. Sekolah menengah Secondary or High School 3. Pendidikan Kejuruan dan Pelatihan Vocational Education and Training 4. Pendidikan Tinggi Universitas Lama pendidikan untuk masing-masing jenjang tersebut berbeda antarnegara bagian. Perbedaanya dapat dilihat dalam tabel berikut ini 1. Wilayah New South Wales, Victoria, Tasmania, dan Australian Capital Territory Jenjang Pendidikan Lama Pendidikan Pendidikan Dasar Primary School 6 tahun Pendidikan Menengah Junior Secondary School 4 tahun Senior High School 2 Tahun 2. Wilayah Queensland, Australia Selatan, Australia Barat, Northern Territory Jenjang Pendidikan Lama Pendidikan Pendidikan Dasar Primary School 7 tahun Pendidikan Menengah Junior Secondary School 3 tahun Senior High School 2 tahun Pendidikan di Australia, mewajibkan peserta didik untuk menempuh wajib belajar, yaitu pada jenjang primary school SD dan junior secondary school SMP. Sehingga, wajib belajar di Australia yakni 10 tahun. Selanjutnya, peserta didik dapat masuk ke senior high school. Istilah yang dilakukan untuk jenjang pendidikan di Australia adalah year 1 â 12 dari jenjang primary school hingga high school. Pada jenjang senior high school, setiap peserta didik memiliki kewajiban untuk memilih program pendidikan kejuruan atau pendidikan umum. Pendidikan kejuruan diarahkan untuk pasar kerja, artinya lulusan pendidikan kejuruan tersebut akan siap untuk bekerja setelah lulus. Setiap negara bagian memiliki Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan Vocational Education and Training atau VET. VET mempersiapkan peserta didik untuk bekerja tanpa perlu mendapatkan gelar sarjana. Untuk peserta didik yang mengambil pendidikan umum, dapat meneruskan pendidikan. Untuk gelar yang didapatkan setelah menempuh perguruan tinggi adalah 1. Bachelors degree setingkat sarjana S1 2. Masters degree setingkat magister S2 3. PhD setingkat doktor S3 C. Standar Pengembangan Kurikulum atau Standar Isi Suatu kecenderungan pada semua sistem sekolah negeri di Australia semenjak awal 1970-an adalah pendelegasian tanggung jawab kurikulum kepada sekolah-sekolah. Pada beberapa Negara bagian, pedoman kurikulum dibuat terpusat, tetapi sekolah-sekolah dapat mengadaptasikannya untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan lokal. Pada Negara bagian yang lain, pejabat-pejabat di pusat menyusun tujuan umum dan sekolah menjabarkannya ke dalam bentuk kurikulum yang rinci, tetapi tetap berada dalam kerangka tujuan umum yang telah ditetapkan. Pengecualian yang agak besar terjadi pada kurikulum sekolah menengah untuk kelas-kelas terakhir. Detail kurikulum disusun secara terpusat untuk kepentingan ujian eksternal. Pada kedua territories, the Australian Capital TeritoriACT dan Northern Teritory, sekolah relative memiliki otonomi yang lebih luas dan dapat mengembangkan kurikulumnya atas dasar tujuan umum yang telah ditentukan di tingkat sekolah[2]. Terdapat variasi dalam hal tanggung jawab pengembangan kurikulum di setiap Negara bagian, maka terdapat pula perbedaan dalam pengimplementasiannya. Dalam hal kurikulum disusun berdasarkan pedoman dan materi pelajaran dari pusat, pejabat-pejabat senior dari pusat secara teratur mengunjungi sekolah-sekolah antara lain untuk memonitor pelaksanaan kurikulum[3]. D. Standar Penilaian. Di Australia terdapat tes bagi siswa yang berlaku secara nasional, Australia menyelenggarakan NAPLAN National Assessment Program-Literacy and Numeracy. Setiap tahunnya, semua siswa yang berada pada tahun 3, 5, 7, dan 9 melakukan tes pada hari yang sama. Materi tes tersebut meliputi membaca, menulis, bahasa mengeja, tata bahasa, dan pemberian tanda baca, dan perhitungan. Untuk setiap sekolah juga melaksanakan ujian tapi ujian tersebut tidak mempengaruhi naik atau tidaknya seorang pelajar kekelas/ketahap selanjutnya. Karena kenaikan kelas otomatis menyesuaikan umur pelajar. E. Standar Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Hampir semua guru prasekolah dan pendidikan dasar serta kebanyakan guru-guru sekolah menengah dididik pada CAE Colleges of Advanced Education. Sejumlah guru-guru sekolah menengah, dan beberapa orang guru pendidikan dasar mendapatkan pendidikan di universitas. Semua sistem sekolah memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mendapatkan pendidikan dalam jabatan inservice education, termasuk peningkatan kualifikasi atau ijazah dengan menyelesaikan kuliah-kuliah yang disetujui terlebih dahulu[4]. Guru di Australia dibekali ilmu dan materi. Lisensi mengajarnya di dapat dari kementerian pendidikan disana. Guru-guru yang ada, dari guru Kinder Garden TK sampai guru senior high school SMA memiliki kemauan yang tinggi untuk selalu mengembangkan diri. Hal itu juga berlaku bagi guru-guru yang ada di daerah-daerah pedalaman atau daerah pinggiran. Sistem Pendidikan di Indonesia A. Struktur sistem pendidikan Dalam undang - undang Sisdiknas tahun 2003 disebutkan bahwa, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung UU Sisdiknas Tahun 2003, jenjang pendidikan di Indonesia ada 3yaitu 1. Pendidikan dasar; Pendidikan ini merupakan pendidikan awal selama 9 tahun pertama masa sekolah anak-anak, yaitu di Sekolah Dasar SD dan Sekolah Menengah Pertama SMP. Di akhir masa pendidikan di SD, para siswa harus mengikuti dan lulus dari Ujian Nasional UN untuk dapat melanjutkan pendidikannya ke SMP dengan lama pendidikan 3 tahun Pendidikan Dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar SD dan Madrasah Ibtidayah MI atau bentuk yang sederajatserta Sekolah Menengah Pertama SMP dan Madrasah Tsanawiyah MTs. Akhir kelas enam siswa harus mengikuti Ujian Nasional sebagai syarat untuk mengikuti SMP/MTs. 2. Pendidikan menengah; Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar, terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas SMA, Madrasah Aliyah MA, Sekolah Menengah Kejuruan SMK, dan Madrasah Aliyah Kejuruan MAK, atau bentuk lain yang sederajat. 3. Pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan olehperguruan tinggi. Jenjang pendidikan tinggi di Indonesia terdiri dari beberapa macam dimana, pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, special dan doctor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi UU, Sisdiknas, pasal 192003 B. Standar pengembangan kurikulum dan isi. Kurikulum pendidikan Nasional berdasarkan UU sisdiknas Pasal 36 sebagai berikut 1. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. 3. Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. C. Standar Penilaian Pada awal kemerdekaan sampai tahun 70-an, Indonesia menggunakan konsep ujian negara. Pada tahun 80-an, diubahlah menjadi ujian sekolah. Dan pada tahun 90-an, konsep ujian negara dan ujian sekolah digabungkan menjadi EBTANAS Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional. Terakhir, kebijakan itu menjadi Ujian Akhir Sekolah UAN untuk SD, SMP, SMA,SMK dan atau sederajat. Hal ini berdasarkan UU sidiknad pasal 58 sebagai berikut 1. Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. 2. Evaluasi peserta didik, satuan pendidikan, dan program pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan sistemik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan. D. Standar Pendidik dan Tenaga Pendidik Berdasarkan UU sisdiknas Pasal 42 diterangkan sebagai berikut 1. Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 2. Pendidik untuk pendidikan formal pada jenjang pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi dihasilkan oleh perguruan tinggi yang terakreditasi. 3. Ketentuan mengenai kualifikasi pendidik sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2 diatur lebih lanjut Sedangkan berdasarkan Peraturan Pemerintah tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan, pada pasal 28, bahwa pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yang dibuktikan dengan ijazah/sertifikat keahlian yang relevan, yang dikeluarkan oleh lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan LPTK yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah. Jenis pendidikan guru yaitu Pendidikan Profesi Guru PPG yang diselenggarakan oleh LPTK dengan kualifikasi akademik 1. Pendidik pada jenjang pendidikan dasar minimum D-IV atau S1 pendidikan dasar. 2. Pendidikan jenjang menengah minimum D-IV atau S1 pendidikan menengah. 3. Pendidik pada jenjang Pendidikan Tinggi minimum S1 untuk program Diploma, S2 untuk program Sarjana, dan S3 untuk magister atau Doktor. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Sistem Pendidikan Perbandingan Jerman Indonesia kurikulum 1. Kurikulum disusun berdasarkan UU Nomor20 Tahun 2003 bahwa Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional 2. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik 1. Pada beberapa Negara bagian, pedoman kurikulum dibuat terpusat, tetapi sekolah-sekolah dapat mengadaptasikannya untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan lokal. 2. Pada Negara bagian yang lain, pejabat-pejabat di pusat menyusun tujuan umum dan sekolah menjabarkannya ke dalam bentuk kurikulum yang rinci Jenjang Berdasarkan UU Sisdiknas Tahun 2003 pasal 3, jenjang pendidikan di Indonesia ada 3yaitu a. Pendidikan dasar 9 thn b. Pendidikan menengah 3 thn c. Pendidikan tinggi Di Australia pndidikan diglongkn mjd 4 tingkatn a. Sklah Dasar Primary School 6 thn / 7thn b. Sklh menengah Secondary or High School 4 thn/3 thn c. Pendidikan Kejuruan dan Pelatihan Vocational Education and Training 2/4 thn d. Pendidikan Tinggi Universitas Sistem penilaian 1. Siswa wajib mengikuti ulangan-ulangan sebagai persyaratan untuk naik kelas dan ada kemungkinan tidak naik kelas untuk tingkat SD 2. UAN ujian akhir Nasional 1. Ada ulangan tetapi pasti naik kelas 2. NAPLAN National Assessment Program Literacy and Numeracy Standar Pendidik 1. penddk hrus memliki kualifikasi akademik & komptnsi sbg agen pmbelajaran, yg dibuktikan dg ijazah/sertifikat keahlian yang relevan. 1. Smua guru lulusan dri univrstas ataupun dCAE Colleges of Advanced Education 2. Tenaga kependidikan meliputi Guru Kinder Garden TK sampai guru senior high school SMA B. Saran Makalah sederhana ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya kami mengharap saran dan kritik yang membangun demi sempurnanya makalah ini, dan para pembaca untuk menggali lebih dalam lagi terkait materi yang dibahas melalui referensi yang lain DAFTAR PUSTAKA Nur, Agustiar Syah. 2001. Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara. Bandung Lubuk Agung Bandung Shannon Smith, dkk , 2010. Get to Know Australian Schools Mengenal Sekolah-Sekolah diAustralia, Jakarta Kedutaan Besar Australia, Departemen Pendidikan [1] Shannon Smith, dkk , Get to Know Australian Schools Mengenal Sekolah-Sekolah di Australia Jakarta Kedutaan Besar Australia, Departemen Pendidikan, 2010, Hal. 8 [2] Agustiar Syah Nur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara Bandung Lubuk Agung Bandung, 2001, hlm. 66
ForVf.